Pemeran Utama Part-2

1618 Words
    Mereka kini mampu terbang tinggi menjulang ke angkasa, mereka tumbuh menjadi pribadi yang senantiasa diandalkan baik di rohis maupun di tingkat sekolah, banyak orang telah mengakui kemampuan dan kualitas diri mereka, sehingga mereka mampu memberikan keluasan manfaat buat sekitarnya. Dayat, Wawan, Safitri, Danila dan Mutmainnah yang selalu menjadi andalan mewakili sekolah dalam berbagai kejuaraan dan kompetisi, Dayat sering diandalkan dalam perlombaan pidato, debat bahkan cerdas cermat baik pada tingkat kota maupun provinsi. Dayat sudah memenangkan beberapa perlombaan seperti juara 1 lomba pidato tingkat kota Tangerang, juara 1 lomba debat pelajar tingkat kota Tangerang dan juara 1 lomba cerdas cermat tingkat provinsi bersama Wawan yang juga merupakan temannya di rohisnya. Dengan ia memenangkan juara 1 lomba cerdas cermat tingkat provinsi, maka ia berhak mewakili provinsi Banten untuk kejuaraan cerdas cermat tingkat nasional, Dayat dan juga Wawan sungguh sangat tidak menyangka bahwa mereka sekarang sudah bisa mencapai fase ini, jika tanpa bimbingan Awan atau jika ia tidak bertemu teman-temannya di rohis mungkin mereka tidak akan bisa seperti sekarang, mereka akan menjadi remaja pada umumnya yang terjerembab dalam romansa percintaan tanpa memikirkan perkembangan dirinya sama sekali. Sebuah pengalaman pertama bagi Dayat dan Wawan melangkah di kompetisi tingkat nasional, sempat mereka berdua merasa minder dengan kapasitasnya yang hanya berasal dari latar belakang anak SMK, sedangkan lawan kompetisinya memiliki latar belakang pendidikan SMA serta berasal dari sekolah favorit di daerahnya masing-masing, hal itu yang menjadi fikiran Dayat hingga beberapa malam ia tidak bisa tenang dalam tidurnya, akhirnya ia mencoba menghubungi Awan untuk bisa mendapatkan pencerahan serta motivasi.     Ping… Bunyi suara HP Awan pertanda ada pesan WA masuk diponselnya, pesan itu berasal dari Dayat yang berbunyi.     “Assalammualaikum Kak… Saya ganggu Kakak enggak?” Tulis Dayat dalam pesannya.     “Wa’alaikumsalam… enggak kok, Kakak lagi santai saja ini, ada apa Yat?” Balas Awan.     “Ini Kak, saya kan sama Wawan mau mengikuti perlombaan cerdas cermat tingkat nasional mewakili provinsi Banten, cuman saya merasa minder kak, enggak pede dengan lawan-lawan kita yang punya latar belakang yang jauh lebih baik dibandingkan kita, apa saya nothing tulus aja ya kak?” Tulis Dayat menjelaskan permasalahannya.     “Pertama selamat ya buat kalian bisa sampai di fase itu, Kakak juga merasa bahagia melihat prestasi kalian. Memang semakin tinggi kita berpijak maka akan terasa serba menakutkan, karena levelnya sudah berbeda secara otomatis tantangannya juga berbeda. Tapi bukankah manusia yang beruntung adalah yang mampu naik levelnya? Maka jangan pernah sia-siakan kesempatanmu untuk bisa menjadi manusia terbaik di level terbaikmu, tetap bersungguh-sungguhlah. Kalau pun nantinya tak menang, bagi Kakak kalian sudah menjadi pemenang, menjadi pemenang atas rasa takut kalian, menjadi pemenang atas ego kalian. Teruslah berjuang.” Balas Awan memotivasi Dayat.     “Benar juga ya Kak, selama ini kita diajarkan Kakak untuk bisa menjadi pribadi yang selalu ada progres dalam kehidupan kita dari hari ke hari, sekarang di depan saya ada fase baru yang bisa meningkatkan kualitas diri saya, maka harusnya saya pede menghadapinya seperti yang Kakak katakan, do’akan kita ya Kak supaya bisa sukses nanti dalam perlombaan? Terima kasih Kak atas motivasinya.” Tulis Dayat dalam pesannya.     Selepas mendapatkan motivasi dari Awan, Dayat sudah menjalani kehidupannya dengan tenang, tidur malamnya sudah nyenyak, keesokan harinya Dayat dan Wawan bersiap untuk berangkat menuju kota Bandung tempat penyelenggaraan lomba cerdas cermat tingkat nasional, mereka berdua didampingi Bu Dian sebagai guru pendampingnya, mereka pergi dengan menaiki kereta dari stasiun gambir Jakarta, 5 jam perjalanan mereka tempuh dari Jakarta ke Bandung, mereka tiba di Bandung pukul 19.00 WIB, mereka menginap di salah satu hotel yang sudah disediakan oleh panitia acara. Malam itu Dayat mengabari kepada Safitri melalui pesan WA yang berbunyi.     “Assalammualaikum Bee… gue udah nyampek Bandung nih.” Tulis Dayat.     “Wa’alaikumsalam Honey, Alhamdulillah kalau begitu, jaga kesehatan dan semangat ya, lu gak perlu minder karena gue yakin lu bisa, love you.” Balas Safitri mesrah.     “Makasih Bee, terus do’ain gue ya, love you to.” Tulis Dayat. Selepas itu mereka langsung beristirahat karena keesokan harinya mereka akan memulai perlombaan cerdas cermatnya, lawan pertama yang mereka hadapi berasal dari SMAN 1 Semarang. Singkat ceritanya keesokan harinya Dayat dan Wawan ternyata berhasil mengalahkan lawan pertamanya tersebut, mereka bersyukur bisa melewati tahapan pertama serta lolos ke tahap selanjutnya.                 “Alhamdulillah tahapan pertama selesai.” Tulis status WA Dayat dan Wawan bersamaan sembari memposting foto mereka berdua diperlombaan tersebut.                 “Congratulations gaiz.” Balas Awan, Fatih serta teman-teman mereka selainnya di pesan WA.     Mereka berdua berhasil melesat jauh dalam perlombaan tersebut, satu-persatu lawan mereka kalahkan, hingga kini mereka sudah memasuki babak final dengan melawan SMAN 8 Jakarta Selatan, salah satu lawan terberat dalam kompetisi ini. Malam harinya sebelum acara pertandingan final, mereka berdua kembali gugup, tidak percaya diri untuk bisa mengalahkan lawannya, akan tetapi perasaan itu langsung hilang ketika mereka mendapatkan pesan dari Awan.                 “Selamat ya buat kalian, tinggal selangkah lagi kalian bisa menggapai level tertinggi dalam perjalanan kalian, tetap semangat, kalian luar biasa.” Tulis Awan dalam pesannya yang dikirimkan kepada Dayat dan Wawan.                 “Terima kasih Kak, pesan Kakak datang di waktu yang tepat, do’ain kita ya Kak?” Balas Dayat dan Wawan.     Pesan dari Awan seakan menjadi pendorong yang sangat kuat bagi Dayat dan Wawan untuk menghadapi final lomba cerdas cermat esok hari, keesokan harinya mereka berdua bangun lebih pagi dibandingkan biasanya, mereka menjalankan sholat subuh serta tak lupa berdo’a untuk hasil yang terbaik di laga final hari itu. Tibalah saat laga final lomba cerdas cermat dengan jumlah penonton yang jauh lebih banyak dibandingkan biasanya, hal ini semakin menambah rasa nervous Dayat dan Wawan, namun mereka coba untuk menjalani lomba dengan tenang, satu-persatu soal mampu mereka jawab saling bersahutan dengan lawannya, score yang mereka peroleh pun juga saling bersusulan. Hingga akhirnya tibalah pada soal pamungkas sebagai penentuan pemenang, soalnya merupakan soal berebut, saat itu Dayat dan Wawan kalah cepat dalam menjawabnya, yang pada akhirnya mereka berdua harus mengakui kemenangan lawannya, sempat ada rasa sedih muncul dari raut wajah mereka berdua, namun mereka mencoba menahannya dan merasa bersyukur karena sudah sampai di tahap ini pun merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa bagi mereka. Tibalah pada saat penyerahan hadiah, di sinilah wajah sedih karena kekalahan mereka berubah menjadi senyuman indah, mereka sebagai juara ke-2 berhasil mendapatkan trofi, uang pembinaan serta beasiswa pendidikan di kampus sponsor acara yaitu universitas Indonesia, sebuah hal yang tak mereka sangka sebelumnya. Saat perjalanan pulang ke Tangerang mereka merenung sejenak, fikiran mereka melesat ke masa sebelum mereka mengikuti perlombaan ini, mereka membayangkan jika saat itu mereka memutuskan mundur dan tidak mengikuti kejuaraan ini karena merasa minder dengan lawannya, maka mereka pasti tidak akan bisa mendapatkan semua ini sekarang, saat itu juga mereka bersyukur haru bisa melewati masa-masa itu.     Sedangkan untuk Safitri, ia juga sering diikutkan perlombaan mewakili sekolah, mulai lomba mendongeng, lomba membaca puisi, hingga lomba karya ilmiah baik tingkat kota maupun provinsi. Safitri telah memenangkan beberapa lomba, seperti pernah menjadi juara I lomba mendongeng tingkat kota, menjadi juara 2 lomba baca puisi tingkat provinsi, bahkan yang membanggakan ia berhasil memenangkan juara I lomba karya ilmiah tingkat provinsi, sebuah prestasi yang membanggakan bagi seorang remaja. dari pencapaiannya yang berhasil memenangkan lomba karya ilmiah tingkat provinsi tersebut, kini ia akan ditunjuk untuk mewakili provinsi Banten mengikuti lomba karya ilmiah pelajar tingkat nasional yang diadakan di Jakarta. Awalnya ia sempat merasa tidak percaya diri untuk bisa berbuat banyak dalam perlombaan karya ilmiah tingkat nasional, jika dilihat dari rekam jejak Safitri yang penuh dengan rasa kepercayaan diri tinggi, hal tersebut sangat anomaly, seperti bukan Safitri pada umumnya. Namun munculnya rasa tidak percaya diri dari Safitri bukannya tanpa alasan, ia memandang bahwa dengan latar belakang anak SMK dibandingkan lawan-lawannya yang berasal dari sekolah-sekolah terbaik dan favorit dari daerahnya masing-masing membuatnya merasa insecure tidak percaya dengan kemampuannya pada perlombaan tersebut, perasaan insecure itu terbawa dalam kehidupan seha-hari Safitri, tiap hari dia merasa cemas kalau nanti waktu lomba dia tidak bisa berbicara banyak untuk bisa jauh melangkah.                 Jika berbicara berkenaan bahan karya ilmiah yang dibuat oleh Safitri secara konsep sudah cukup bagus berbicara tentang bidang social and behavioral sciences, ia membuat penelitian tentang metode perancangan proteksi dini kesehatan jiwa dari rumah dengan membangun keluarga ceria. Sebagai manusia biasa Safitri tetap merasa insecure atas persiapannya, hingga pernah dia bilang ke guru pembimbingnya untuk mengundurkan diri saja, karena baginya suatu hal yang mustahil untuk bisa meraih hal besar dalam lomba tingkat nasional. Hingga di suatu malam ketika rasa insecurenya mengganggu tidur malamnya, ia coba hubungi Awan malam itu juga untuk sharing berkenaan dengan rasa insecurenya serta nasib perlombaan yang akan ia ikuti, buru-buru ia chat Awan.                 “Assalammualaikum Kak Awan, maaf Safitri ganggu Kakak malam-malam begini, Kakak lagi sibuk enggak Kak?” Tulis Safitri dalam pesan WAnya.                 “Wa’alaikumsalam Fit, enggak kok kebetulan Kakak baru selesai ngerjain tugas Kakak, ada yang bisa Kakak bantu Fit?” Balasan dari Awan.                 “Alhamdulillah kalau saya enggak ganggu Kakak. ini Kak, Safitri merasa bingung kak, Safitri merasa enggak percaya diri untuk ikut lomba karya ilmiah nasional lusa, lawan-lawan Safitri sulit-sulit Kak mereka dari sekolah-sekolah favorit dari daerahnya masing-masing, sedangkan Safitri hanya dari SMK yang biasa, jauh kualitasnya dibandingkan mereka semua.” Ujar Safitri lewat pesannya.                 “Memang wajar sih ketika seseorang hendak melakukan sesuatu yang besar pasti muncul perasaan insecure dalam dirinya, yang terpenting seperti apa yang sudah Kakak katakan biasanya Try Everything, karena jika kamu tidak mencoba maka selamanya kamu enggak akan pernah tau hasilnya. Kita selama ini sudah pernah melawati banyak hal yang tanpa kita duga sebelumnya, kita juga pernah merasa khawatir serta insecure bersama ketika memulainya, tapi nyatanya kita pernah berhasil bersama. Begitu pula dengan dirimu sekarang, saran Kakak kamu tetap maju ikut lomba saja jangan pernah mundur atau menyerah, perkara hasil menang atau kalah kita fikirkan nanti, yang terpenting sekarang kita berjuang dulu. Jadi semangat Fit, Kakak pecaya bahwa kamu mampu.” Balasan panjang pesan Awan kepada Safitri.                 “(Kiriman Emotion sad), masyaAllah Kak… terima kasih banyak Kak, atas motivasinya… Safitri jadi semangat lagi, Safitri janji untuk tidak mundur atau menyerah Kak, saya akan mencobanya.” Tulis Safitri dalam pesannya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD