Kisah Wawan

1073 Words
Kampung Doyong, 2 Juli 2008     Pagi itu jam tanganku menunjukkan pukul 09.00 WIB, namaku dipanggil oleh Wali kelasku, Bu Arum. Ibuku melangkahkan kakinya maju menuju kursi yang terletak di depan meja Bu Arum, iya saat itu ada momen pengambilan raport terakhirku selama di SMP.     “Selamat ya Bu, Wawan berhasil lulus dengan nilai memuaskan dan masuk 3 besar lulusan terbaik di sekolah, Wawan anaknya pintar dan nurut di sekolah, semoga wawan bisa masuk sekolah favorit.” Ucap Bu Arum kepada ibuku sembari memberikan raport dan ijazah SMPku.     Wajar jika di SMP aku merasa enggak kesulitan mendapatkan nilai bagus, karena selama SMP aku anaknya sangat suka membaca buku, hidupku aku habiskan untuk belajar dan belajar, tidak pernah aku sepulang sekolah pergi main, paling aku langsung pulang ke rumah, masuk kamar dan langsung baca buku kemudian belajar. Maklum, ibuku juga merupakan seorang guru, jadi sejak kecil aku dididik untuk rajin belajar, sedangkan Bapakku hanya seorang pensiunan pegawai pabrik. Akhirnya jadilah aku yang saat itu pendiam, individualis, dan jarang ke mana-mana, sampai-sampai selama SMP aku merasa enggak punya teman, teman-temanku pada menjauh dan enggak mau berteman denganku, itu karena aku juga yang selalu menolak ajakan mereka untuk pergi main, keluar, atau sekedar nongkrong, karena bagiku itu adalah hal yang sia-sia. Duniaku sangat nyaman di rumah, bertemankan buku bacaan, tugas sekolah, televise serta sesekali bermain game sendiri di rumah.     Meskipun banyak teman-temanku bilang aku populer di sekolah, selain karena prestasi akademikku, kata mereka aku tampan, jadi banyak teman perempuanku yang tertarik kepadaku. Apakah aku pernah pacaran? Bagiku dalam kamus hidupku tidak mengenal kata pacaran, yang ada dalam fikiranku hanya belajar dan belajar, meskipun banyak teman perempuanku yang sering mendekati aku, seringnya aku cuekin mereka hingga tak jarang aku pun di label sombong sama mereka, namun aku tidak peduli, yang terpenting aku bisa berprestasi dalam belajar itu aja yang selama ini ditanamkan oleh Ibu dan Bapakku kepadaku. Aku adalah anak bontot dari 3 bersaudara, semua kakak-kakakku sudah bekerja dan bekeluarga semua, tinggal aku saja yang masih sekolah.     Karena karakterku yang pendiam dan penurut kepada orang tuaku, aku selalu mengiyakan apa saja yang disarankan oleh Ibu dan Bapakku, termasuk memilih masuk sekolah, sejak aku berada dalam masa taman kanak-kanak hingga SMP bahkan mau masuk SMK semua pilihan sekolah dipilihkan oleh Ibuku, aku hanya mengiyakan semua apa yang diingini oleh oerang tuaku. Saat itu hari Minggu pagi sewaktu aku sedang membaca komik anime kesayanganku di kamar, Ibu tiba-tiba masuk ke kamarku dan langsung duduk di sampingku.     “Wan, kamu nanti daftar sekolah di SMK LANTERA saja ya yang deket rumah dan menurut Ibu sekolahnya bagus?” Ucap Ibu sembari menatapku.     “Baik Bu.” Jawabku langsung tanpa basa-basi menuruti keinginan Ibu.     Tak berselang lama keeesokan paginya Ibu mengambil cuti mengajarnya, demi mengantarku melihat sekolah SMKN LANTERA, aku antar Ibu dengan menaiki motor honda supra warna biru kesayanganku pergi ke SMK LANTERA yang jaraknya 10 menit dari rumahku. Sesampainya di sana aku dan Ibu berkeliling sekolah melihat-lihat kondisi sekolah beserta berbagai fasilitas yang dimilikinya, aku hanya mengikuti langkah Ibu sembari sesekali Ibu menjelaskan kepadaku tentang fungsi dari berbagai fasilitas yang ada di SMK LANTERA, ketika kami puas berkeliling sekolah, langkah kami berganti arah menuju lapangan sekolah, di sana terdapat berbagai stand yang sedang menunjukkan serta menjelaskan berbagai gambaran jurusan yang ada di SMK LANTERA, satu-persatu stand kami kunjungi, ada satu stand yang menarik perhatianku yang selama ini hanya mengikuti langkah Ibuku, aku dibuat lama-lama bertengger di stand tersebut karena bagiku konsep presentasinya menarik, mereka mempresentasikan racikan ramuan herbal dengan konsep yang menarik, aku sangat lama berada di stand jurusan Farmasi klinis dan komunitas tersebut, hingga dengan lirih aku sampaikan kepada Ibuku kala itu.     “Bu, Wawan mau masuk jurusan ini saja.” Ucapku pelan kepada Ibu sembari telunjukku mengarah ke stand jurusan Farmasi klinis dan komunitas.     “Kamu tertarik masuk jurusan itu Wan? Baiklah besok kita ke sini lagi ya sembari bawa berkas untuk daftar ulang.” Jawab Ibu kepadaku.     “Baik Bu.” Ucapku.     Keesokan harinya aku yang masih ditemani Ibu pergi mendaftar masuk sekolah SMK LANTERA, sembari membawa berkas-berkas untuk dikumpulkan sebagai persyaratan pendaftaran sekolah. setelah menyerahkan berkas-berkas, proses penerimaan siswa baru belum berakhir, masih ada tes seleksi yang harus aku jalani Keesokan harinya, sehingga hari itu aku hanya menyerahkan berkas pendaftaran saja selepas itu pulang ke rumah untuk persiapan mengikuti tes masuk keesokan harinya. Aku yang memang gila belajar, tidak akan pernah main-main dalam menjalani persiapan tes masukknya, semalaman aku fokus untuk mempelajari pelajaranku semasa SMP dan mencari-cari referensi di internet supaya besok sewaktu tes tulis aku bisa menjalaninya dengan baik dan lancar.     Keesokan harinya aku berangkat sendirian ke sekolah untuk menjalani tes masuk, karena saat itu Ibu sedang ada jam mengajar yang tidak bisa ditinggal. Aku menjalani berbagai tes masuknya SMK LANTERA mulai dari tes kesehatan hingga tes potensi akademik aku jalani dengan lancar, akhirnya usaha keras yang aku lakukan sebelumnya untuk persiapan tes Alhamdulillah tidak sia-sia. Seminggu setelahnya pengumuman penerimaan siswa baru SMK LANTERA keluar, namaku berada di peringkat pertama dengan nilai tes tertinggi di jurusan Farmasi klinis dan komunitas, refleks aku merasa senang sembari buru-buru pulang ke rumah untuk memberikan kabar gembira ini kepada Ibu. Sesampainya aku di rumah, aku masih menunggu Ibu pulang mengajar. Selama satu jam aku menunggu kedatangan Ibu di rumah, tak lama setelah itu terdengar suara motor datang di depan rumah, suara motor itu datang dari motor Bapak yang datang selepas menjemput Ibu dari sekolah tempat mengajarnya, langkah Ibu memasuki rumah, aku hanya mematung di ruang tamu sembari merekahkan senyum bahagia menyambut kedatangan Ibu, hingga membuat Ibu merasa keheranan melihatku saat itu.     “Ehh, Wawan. Assalammalaikum, kamu kenapa kok tumben senyam-senyum ke Ibu?” Ucap Ibu keheranan melihatku.     “Bu, Alhamdulillah Wawan diterima di SMK LANTERA dengan nilai terbaik.” Ucapku sembari langsung memeluk Ibu.     “Beneran? Alhamdulillah selamat ya Wan. Ibu senang dengarnya, kamu harus lebih rajin lagi belajarnya nanti ketika di SMK agar kamu bisa terus berprestasi di sana.” Ucap Ibu bahagia.     “Baik Bu.” Jawabku singkat.     Perasaanku saat itu sangat senang karena melihat Ibu bergembira mendengar aku bisa keterima masuk SMK LANTERA, sekolah yang sejak awal di inginkan Ibu kepadaku. Selepas mendapatkan kepastian bahwa aku telah diterima menjadi siswa SMK LANTERA, aku saat itu rajin untuk belajar tentang jurusan Farmasi klinis dan komunitas di internet, mencari tau apa saja yang nantinya akan dipelajari dan gambaran sekolahnya seperti apa, agar nantinya ketika aku memasuki masa sekolah, aku tidak kesulitan dalam beradaptasi dengan pelajaran yang ada. Sembari mempersiapkan juga keperluan untukku menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang akan diadakan 2 minggu lagi.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD