“Kok lo bisa ke sini? Ngintil ke mana-mana udah kayak anak ayam.” Aku menyapu rambut ke samping. “Gue....” Iota memandang langit. “Iseng.” “Iseng banget, ya? Sampai tahu penginapan gue segala.” Ia menyengir. “Kalau nggak mau diikutin, nggak usah update di Path.” Kesalahanku juga sih karena mencantumkan lokasi yang dideteksi GPS. Aku memandang pemandangan kota yang seperti lilin kecil di bawah. Bisa kurasakan tatapan di sebelahku. Menoleh ke samping, mataku bertemu dengan matanya. Ia memerhatikan wajahku dengan saksama. Bibirnya menyungging senyum tipis. “Apa?” tanyaku senewen. “Harusnya lo bersyukur cowok seganteng gue suka sama editor galak kayak lo.” Sudut bibirku terangkat. Aku menoyor kepalanya. Ia tertawa kecil. Aku menghirup udara malam hingga memenuhi paru-paru, sambil memeja