Seperti Diiris Sembilu

3560 Words

Ucapan Iota terngiang-ngiang di kepala. Bahkan sampai aku pulang. Saat mandi, ganti baju, membuka laptop, kalimat itu terus berputar bagai piringan hitam. Aku membenturkan dahi berkali-kali di meja. Kuberantakkan rambut sambil mendesis kesal. Aku mengucir rambut menjadi bun asal-asalan dan kembali fokus ke depan. Kejadian tadi membuatku sinting. Aku tak bisa konsentrasi. Maka, kuputuskan untuk menyeduh cokelat pahit di dapur. Kubawa cangkir yang masih panas ke teras. Beberapa kali sesapan, getir menyentuh lidah. Rasanya aneh bagi beberapa orang, tapi aku suka. Perhatianku mengarah menuju rumah Sabda yang gelap. Aku memandang balkon rumah Sabda, membayangkan ia ada di sana. Bayangannya seolah tampak nyata sehingga dengan tololnya kulambaikan tangan sambil menyunggingkan senyum. Sabda memb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD