Kekuatan Manusia

802 Words
Prang! Tuan Lee tiba-tiba menjatuhkan gelas dari tangannya. Dia terhuyung dan hampir tumbang. Bibi Kim panik, lalu segera memerikaa keadaan Tuan Lee. "Tuan, anda baik-baik saja?" "Hmm, aku baik-baik saja," "Kita harus menghubungi dokter Choi. Ini sudah kesekian kalinya Tuan hampir pingsan. Terakhir kali Tuan malah di rawat," "Harus bagaimana lagi? itu sudah penyakitku, hahaha," Tuan Lee menuju sofa di depannya. Bibi Kim membantunya dengan hati-hati. "Apa tidak sebaiknya memberitahu Nona? Nona pikir Tuan sudah hampir sembuh. Jika dia tahu ..." "Tidak. Biarkan saja. Pada akhirnya aku juga akan mati," "Tuan!" "Kau lihat Joana saat ini? dia begitu bahagia. Jika aku mati, aku takkan punya kekhawatiran lagi." "Jangan bicara mati lagi. Tuan akan sembuh," "Kau pikir kanker stadium akhir bisa disembuhkan?" "Tapi ..." "Aku tak punya penyesalan apapun, Bi. Wooseok sudah ada disini. Dia mencintai dan menjaga Joana dengan baik. Jadi aku bisa pergi dengan tenang. Jika aku sudah tak disini lagi, kau juga harus bersama Joana. Teruslah berada di dekatnya. Jika nanti ada masalah yang menimpanya, aku mohon kau pastikan bahwa Wooseok tak menyakitinya." "Aku akan menjaga Nona dengan baik. Tapi, setidaknya Tuan harus lanjutkan pengobatan. Tuan pasti akan sembuh," "Entahlah ... sepertinya tubuhku sudah tak mau mendengarkanku." "Tuan akan baik-baik saja. Tuan akan selalu disini, melihat Nona menjadi orang yang lebih dewasa. Melihat kebahagiaan Nona lebih lama, melihat anak yang dilahirkan Nona," "Benar juga. Hah, sekarang aku mengerti manusia itu serakah dan tak mudah puas. Saat aku sakit, aku meminta agar bisa hidup hingga putriku menikah, aku berpikir bisa pergi dengan tenang setelah itu. Namun, saat melihat Joana yang bahagia, aku meminta waktu agar bisa melihat kebahagiaannya lebih lama. Setelah semua itu, aku jadi ingin meminta tambahan waktu, agar bisa melihat cucuku. Besok entah apalagi harapanku selanjutnya." "Tak masalah, Tuan. Hanya itu kekuatan manusia. Harapan dan doa. Kita tak punya senjata lain untuk melawan takdir yang telah ditetapkan dari-Nya. Makanya, harapan dan doa adalah satu-satunya cara. Berharap lebih, itu tak masalah. Kita bisa melakukan itu. Jadi Tuan jangan menyerah." "Hmm, aku ingin tapi ..." "Tuan, sebaiknya istirahat. Aku akan memanggil dokter Choi agar mengunjungi Tuan. Tenang saja, aku takkan memberitahu Nona." Bibi Kim membungkuk lalu segera mengambil gawainya untuk menghubungi dokter Choi. Tuan Lee menghela nafas, "Aku sudah tak sanggup bertahan. Tapi, harapanku masih tinggi, haruskah aku terus berharap?" *** "Nona, anda menolak investasi dari Virgo?" Sekretaris Kang menghela nafas tak percaya. Setelah pertemuan sebelumnya, dia pikir kali ini Joana akan menjalin kerjasama dengan perusahaan itu. Jujur saja Joana tak pernah menghadiri pertemuan jika menyangkut investasi. Dia tak tertarik dengan segala macam kerjasama. Tapi walaupun kali ini dia menghadiri pertemuan, ternyata dia masih menolak kerjasama dari perusahaan lain. "Nona, ingat artikel tahun lalu? LJ Entertainment dianggap sebagai perusahaan berlapis kesombongan, karena kita tak pernah mau bekerjasama dengan perusahaan lain." "Kita tak perlu investasi. Kita sangat kaya." "Aku tahu, tapi ..." "Kau tahu, mereka yang berinvestasi sebenarnya sangat menyebalkan. Sekarang mereka berbondong-bondong mendatangi kita karena perusahaan kita sedang di puncak. Namun, jika nantinya kita punya masalah, mereka akan berbalik menyerang kita." "Untuk itu kita mengadakan pertemuan. Kita hanya harus menerima perusahaan yang setia kawan." "Kau kira bisnis tentang setia kawan? hahaha, Sekretaris Kang, kau masih harus banyak belajar." "Tapi ... media selalu mencari celah untuk menjelekkan kita. Para pengguna internet juga banyak memberikan komentar buruk dan menyudutkan kita." "Sekretaris Kang, menurutmu berapa persen berita dan komentar buruk itu mempengaruhi perusahaan kita? apa kita langsung bangkrut setelahnya?" "T-Tidak sih, tapi ... setidaknya kita harus berteman ..." "Berapa persen trainee (siswa pelatihan baru), yang mendaftar ke perusahaan kita tahun ini?" "Dibandingakan tahun lalu ... naik dua puluh persen, dan sebagian besar kita tolak." "Dari tahun ke tahun, tak pernah ada penurunan, kan?" "Benar juga?" Sekretaris Kang memeriksa grafik di tablet yang dia bawa, "Pendaftaran trainee tak pernah menurun setiap tahun, tapi menerimaan kita yang menurun. Setiap tahun evaluasi kita semakin ketat." "Kita perusahaan buruk, evaluasi terlalu ketat tapi banyak trainee yang mendaftar. Jadi kau masih berpikir berita buruk mempengaruhi perusahaan?" "Tapi, ingat kasus Laura Kim? saham kita turun drastis ..." "Lalu naik lagi dengan stabil, karena kita mendebutkan grup baru kita? dan artis Lia memerankan karakter utama di drama dengan rating tinggi. Kau lihat? mereka tak bisa bisa menolak pesona kita. Jadi kita tak membutuhkan orang lain untuk mendukung kita. Karena kita akan terus bangkit, sang pembully adalah pendukung kita yang tersembunyi. Walau mereka mengikuti kita untuk mencari celah, diam-diam mereka mengakui bahwa kita punya kualitas tanpa batas. Artis di bawah naungan kita, punya level tinggi dan itu bukan main-main. "Jadi itu alasannya ..." "Aku terlalu banyak bicara hari ini. Sebaiknya kau pergi, aku sedang tak bersemangat untuk mendengar semua laporanmu," Joana berdiri dari kursinya, lalu berjalan menuju lemari di samping dia duduk. "Kalau begitu saya permisi dulu," Sekretaris Kang menunduk. Tiba-tiba .... Bruk! suara keras mengejutkan Sekretaris Kang, "Nona. Anda kenapa!?" TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD