Kehidupan berlalu, beriring mereka yang memiliki kehidupan masing-masing. Arvin masih dengan sabar dan bahagia menjaga Luna yang kini tengah hamil. Kairi pun hanya bisa fokus dengan kerjanya, sekalipun terkadang masih memikirkan Eun Bi ataupun Yumi. Mirza juga masih bersama Eun Bi. Namun, masih ada Yumi yang kian berakar di hatinya. Kehidupan Yumi di Bali masih berjalan normal. Dulu dia terbiasa dengan kehadiran Arvin dan Kairi. Kali ini dia sendiri. Dia mendekati ayahnya yang sakit. Semangkuk bubur berada di tangannya untuk menyendokkan ke mulut beliau. “Ayah harus makan.” Pria itu tak menjawab. Sejak perusahaan beliau bangkrut dua tahun lalu, pria itu sedikit depresi. Dia yang cukup terpandang dan memiliki perusahaan besar di Bali itu kini jatuh miskin. Kehidupannya yang dulu mewah s