Fitnah

1167 Words
"Terkadang mereka memfitnah seseorang, tanpa tahu kebenarannya." ****     Semua orang menyalahkannya, mereka mengira Hilya selingkuh, belum lagi suaminya yang juga menyalahkannya. Mereka tidak tahu bahwa ini sebenarnya fitnah dan mungkin bisa disebut jebakan juga.    "Mas, kamu uda pulang," ucap Hilya melihat suaminya pulang ke rumah. Hilya mengambil tas yang dibawa suaminya, saat ia hendak menyalimi suaminya. Suaminya itu malah berlaku masuk tanpa membalas salamannya.    "Mas, kamu kenapa?" tanya Hilya bingung, suaminya cuek seperti itu.    Hamish berhenti dari jalannya, is mengeluarkan ponselnya dan menunjukan sesuatu kepada Hilya. "Ini, apa?" tanya Hamish dingin. Hilya melihat ponsel Hamish dan terkejut saat melihatnya. "Mas, ini nggak seperti yang kamu fikir, Mas. Aku bisa jelasin semuanya," ucap Hilya saat ternyata foto tersebut adalah fotonya bersama laki-laki tadi siang.   "Jelasin apa maksudn kamu?! Mentang-mentang kamu dijadiin istri kedua terus sekarang kamu mau coba selingkuh gitu!" ucap Hamish geram.   "Ng ... Nggak gitu, Mas. Ini fitnah, pasti aku di jebak sama seseorang," jawab Hilya lagi membela dirinya.   "Jelas-jelas ini foto kamu kok, bisa-bisanya kamu bilang fitnah. Jelas banget ini kamu rangkul-rangkulan sama cowo lain! Kamu masih mau ngelak gitu! Dijebak? Dijebak sama siapa? Kamu orang baru disini nggak mungkin ada orang yang nggak suka kamu!"   "Tapi serius, Mas, aku nggak selingkuh. Emang itu foto aku, cuma—"    "Kamu ngakuin kan ini foto kamu! Berarti kamu beneran selingkuh!" potong Hamish lebih dulu.    "Enggak, Mas."     "Hari ini aku mau ke rumah Lena. Masih mending dia, di duain mau. Nggak pernah selingkuh kayak kamu. Kamu istri kedua tapi selingkuh," ucap Hamish lalu pergi meninggalkan Hilya yang sudah menangis mendengar penuturan Hamish. Lagi-lagi Lena yang selalu dibanggakan Hamish, Hilya selalu menjadi kedua, kenapa selalu dia yang disalahkan.   "Mas, Tunggu ... Mas," Namun, Hamish sudah menjalankan mobilnya meninggalkan mereka.    "Ck ... Hilya ... Hilya. Kapan sih kamu nggak nyusahain Kak Hamish mulu?! Kasihan aku ngeliat Kak Hamish nikahin kamu, apes mulu kayaknya. Dulu, waktu sama, Kak Lena nggak pernah berantem gini. Kamu tuh sebenernya becus nggak sih jadi istri?" ucap Hasya dibelakangnya dengan tiba-tiba.    "Hasya ... Hasya ... Bantuin Mbak, Sya. Kakak kamu salah faham sama, Mbak. Mbak nggak selingkuh, tadi—"    "Udahlah, Hil! Aku ngantuk males dengerin kamu, aku mau tidur,"ucap Hasya lalu meninggalkan Hilya yang menangis disana.    "Ya Allah ... Beritahu, Mas Hamish kalau semuanya itu salah paham," ucap Hilya menangis Lalu berjalan ke kamarnya. Malam ini ia harus tidur sendiri, suaminya tidur di rumah istri pertamanya. Mungkin dia harus rela, bahwa suaminya memiliki istri dua dan mau tidak mau dia harus berbagi. Sakit rasanaya menerima kenyataan ini. ****   Hilya masih menangis di kamarnya, rumahtangganya baru seumur jagung, tapi kenapa masalah terus datang menghampirinya. Dia tidak tahu bahwa selama ini suaminya memiliki istri pertama, adik iparnya tidak menyikapinya sedikitpun. Lalu, aku harus apa? Mempertahankan pun rasanya berat sekali, jika Ayahnya sampai tahu dia istri kedua apa jadinya nanti.     "Hilya! Hilya!" Adik iparnya itu mengetuk pintu tidak sabaran, membuat Hilya segera bangkit untuk membukanya .    "Ada apa, Sya?" tanya Hilya sambil menghapus air matanya.   "Ck ... Ngapain sih lo nangis segala! Terima aja sih kalau lo tu istri kedua, nggak usah drama deh lo!" ucap Hasya jengah melihat orang di depannya ini.   "Astagfirullah, Sya. Sesak rasanya saat tahu aku cuma istri kedua, kenapa kamu nggak bilang kalau dari awal Kakak kamu punya istri lain, jadi aku nggak perlu Ada di antara mereka," ucap Hilya menahan perih di hatinya.    "Ya, kalau gue bilang. Lo pasti nggak bakal mau sama Kakak gue, dan gue malah diamuk sama Kakak gue gara-gara ikut urusannya. Gimana sih lo!" ucap Hasya tengil.   "Kamu kan perempuan juga, Sya. Masa kamu nggak ngerasain rasa sakitnya aku, dijadiin istri kedua," jawab Hilya tak habis pikir dengan adik iparnya. Kita sama-sama perempuan tapi kenapa Hasya seakan tidak mengerti perasaan Hilya sedikitpun.   "Dahlah, urus rumah tangga lo sendiri! Nih baju gue setrikain, besok mau gue buat kuliah. Awas lo lupa!" ucap Hasya lalu pergi. Sebenarnya dirinya ini apa di sini. Mempunyai status istri, Namun, seperti pembantu dan b***k s*x saja. Astagfirullah, sakit rasanya menahan ini semua. Tapi, dia tidak bisa melakukan apa-apa, dia terlanjur berjanji dengan Mas Hamish untuk mempertahankan rumah tangganya. . .    Keesokan harinya Hilya sengaja ke rumah Lena, adik iparnya tadi sudah berangkat kuliah juga. Jadi, dirinya bisa ke rumah Lena sekarang.    "Assalamualaikum," ucap Hilya masuk ke rumah Lena yang terbuka. Sedangkan disana Lena sedang memasangkan dasi Mas Hamish suami Kita. Ya Allah miris sekali harus mengatakan suami kita.    "Waalaikumsalam," jawab Lena melihat ke arah Hilya. Suaminya itu langsung saja pamit saat melihat Hilya disana.   "Sayang, aku berangkat dulu ya," pamit Hamish mencium kening istrinya dan Lena pun menyalami tangan suaminya. Saat melewati Hilya, Hilya juga menyodorkan tangannya, sejenak Hamish melihat Hilya dan tangan Hilya yang menyodor lalu, ia pun menerimanya acuh dan langsung pergi begitu saja.      "Kamu berantem sama, Mas Hamish?" Tanya Lena ramah.   "Iya. Lena aku mau tanya sesuatu sama kamu," ucap Hilya.   "Tanya apa?"    "Apa kamu kemaren nyuruh orang, buat jebak aku supaya aku dikira selingkuh sama, Mas Hamis?" tanya Hilya.   "Kamu nuduh aku? Aku aja dari kemarin di rumah terus!" jawab Lena jengkel.   "Ya, ya nggak gitu, Len. Jadi, kemarin aku nolongin orang tapi orang itu malah kayak jebak aku. Dan Ada yang ngirimin foto aku sama laki-laki itu ke Mas Hamish. Jadi, aku fikir itu suruh orang deket yang nggak suka aku sama Mas Hamish nikah," jelas Hilya.   "Terus kamu fikir aku gitu yang nggak suka sama pernikahan kamu dan Mas Hamish?" tanya Lena sinis.   "Ya, nggak gitu. Maaf ya jadi nuduh kamu, aku fikir—"   "Kamu fikir itu aku gitu?! Hilya seharusnya kamu sadar kalau aku nggak terima kenapa aku rela di madu, nyerahin suami aku ke kamu! Mikir dong kamu. Lama-lama kamu kok nggak tahu diri ya. Udah rebut suami orang sekarang fitnah aku lagi. Sebenernya mau kamu itu apa!" ucap Lena meninggikan suaranya.   "Ya ... Ya nggak gitu Len. Maafin aku, aku kira yang ngirim itu kamu. Soalnya aku bingung siapa sebenernya yang ngirim foto itu," ucap Hilya merasa bersalah Karena telah menuduh Lena.   "Inget ya Hil! Seharusnya kamu sadar diri, kalau kamu nggak selingkuh kamu jelasin ke Mas Hamish bukannya malah nuduh aku! Aku itu istri pertama wajar Mas Hamish bakal lebih perhatian sama kamu. Kamu istri kedua jangan berharap lebih dapetin cinta Mas Hamish." kata Lena yang tersulut emosi.   "Ya ... Yaudah Len, aku minta maaf, aku bener-bener nggak tahu kalau bukan kamu yang ngirim. Maafin aku, Len," kata Hilya meringis meminta maaf.   "Udahlah, Sana pergi dari rumah aku! Aku males lihat kamu!" usir Lena.   "Len, aku bener-bener minta maaf aku nggak tahu," ucap Hilya saat Lena terus mendorongnya keluar rumah. Lalu, pintu ditutup begitu saja oleh Lena. Hilya berjalan lunglai untuk kembali ke rumah. Dia merasa bersalah telah menuduh Lena, tapi siapa yang tega memfitnah dirinya dengan Mas Hamish? . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD