BAGIAN SEPULUH

1000 Words
Rekal menuruni tangga, ya karena sudah bell pulang waktunya ia bergegas pulang kerumah, tentu saja masih banyak siswa-siswi yang alang-iling diarea sekolah, ya mungkin mereka masih betah berada disekolah. Banyak tatapan seperti biasa mengarah kepada rekal, namun rekal tetap tak menggubris, entah hati nya memang dingin atau ia sudah ingin mengenal cinta. Baginya goresan luka yang mendalam itu yang membuatnya ia bersikap seolah tak tersentuh. "Kal lu langsung bakil?" Ucap riki "Iya" ucap rekal Mereka berjalan menuju parkiran, dengan rekal ditengah, riki di kanan dan bimo di kiri. Semua mata tertuju pada tiga lelaki tersebut, mereka memang sangat disegani namun mereka tidak semena-mena makanya mereka di hormatin tanpa meminta. "Gue duluan breh" ucap riki, yang meminta izin pamit duluan "Hati-hati lau" ucap bimo, sedangkan rekal hanya mengangguk. "Kal gue juga balik duluan ya" lanjut bimo ketika selang beberapa menit riki jalan, dan rekal kembali mengangguk. Sedangkan rekal masih stay di atas motor, dan memakai helm full face nya, lalu mengendarai motornya melewati siswa-siswi yang berjalan meminggir seolah tau siapa yang akan lewat. Kenapa rekal ganteng banget si Yaallah leleh banget gue Mana pake full face tambah lucu aja Gemes banget ih ama ka rekal Bahagia banget kalo ya kalo gue jadi cewenya Kira-kira siapa ya yang bakal duduk dibelakang jok motornya itu Wah itu pasti cewe beruntung banget "Gue yang bakal duduk disitu nantinya" ucap ana pelan yang ketika lewat mendengar suara bisikan-bisikan dari para siswi yang menganggumi rekal diam-diam. Disisi lain rekal sedang mengendarai motornya, dengan airpods yang setia bertengger di telinga nya, ia sadar ia diikuti oleh segerombolan motor yang memakai baju SMA, ia hanya tersenyum miring mengeluarlan smirknya. Tak lama di perjalanan yang sepi, motor rekal di pepet hingga rekal harus terpaksa berhenti. "Turun lu" ucap cowo berjaket birdong, yang rekal tau itu sang ketua yang sudah ia kalahkan waktu bulan lalu. Ya Denan, sang ketua Grats, cowo yang di cukup disegani juga disekolahannya, Rekal yang notabennya tidak takut pada siapapun ia turun dari motornya, lalu membuka helm full face miliknya dan meletakkan nya di motornya. "Kenapa?" Ucap rekal "Segitu bancinya sampe ngajak yang lain?" Lanjut rekal, ia lalu mengeluarkan Bungkusan rokok, lalu mengambil sebatang dan membakarnya. Tengil memang, namun itu untuk didepan orang yang sungguh ia pantas untuk tengilkan. Bugh! Pukulan tiba-tiba dari denan mendarat mulus di pipi rekal, rokonya terpental, sudut bibirnya mengeluarkan darah, ia mengelap nya lalu tersenyum miring, Denan dkk tak tahu mereka sudah membangunkan serigala yang tertidur. Rekal menyeringai seperti sudah siap menyantap makanan "Lu liat sekarang! Lu cuman sendiri, lu gak apa-apa nya kalo gak ada temen-temen lu pengecut!" Ucap Denan lalu tertawa, dan diselingi tawa oleh teman-temannya juga. Rekal yang mendengar lalu tertawa kencang, semua yang berada disana bingung menatao rekal. "Eh lu kenapa ketawa" ucap denan "Wah dia maen-maen nan ama kita" ucap teman 1 "Wah songong nih anak, minta di hajar" ucap teman 2 "Jawab gue!" Ucap denan, yang lalu mencekal kerah rekal dengan sangat kencang hingga wajah rekal mendekat ke wajahnya, dengusan kasar dan emosi dari denan dapat rekal rasakan. "Lu pikir aja kalo lu ada otak" ucap rekal Bugh! Denan kembali memukul rekal, Rekal kembali tersungkur namun lagi-lagi ia bangkit dan mengelap sudut bibir nya yang kembali mengeluarkan darah. Sorot mata nya mulai menajam. "Lu udeh kelewat batas nan" ucap rekal, ia mengepalkan tangannya dengan kencang.  Bugh! Bugh! Bugh! Rekal lalu memukul denan dengan bertubi-tubi, teman-teman denan yang mencoba menghentikan kegilaan rekal malah menjadi sasaran rekal juga, setelah selesai melukis luka di wajah denan rekal menghempaskan denan dengan kasar ke aspal. "Gue peringatin sama lu, jangan nyari masalah sama gue!" Ucap rekal lalu menaiki motornya, dan memakai helm full face nya, dan menyalakan motornya. "Satu lagi! Yang pengecut lu bukan gue" ucap rekal, lalu ia melajukan motornya dengan sangat kencang, sedangkan denan memandang motor rekal yang menjauh dengan rasa kesal dan dendam, tangan nta terkepal kencang hingga memukul aspal di sana. "AHHHH BRENGSEKKK!! BAKAL GUE BALES NANTI KAL" ucap denan dengan sangat lantang, lalu ia kembali meringis karena luka yang rekal buat. Disisi lain, rekal telah sampai digerbang rumahnya, ia lalu memarkirkan motornya di garasi miliknya. Ia memasuki rumah dengan keadaan yang lumayan berantakan karena perkelahian tadi, muka yang lebam, baju yang sudah lecek. "Astaga den rekal kenapaa?" Ucap bibi ketika melihat rekal yang sudah babak belur. "Gakpapa bi" ucap rekal, ia lalu berjalan gusar kearah ruang tamu , ia mendudukan tubuhnya dengan kepala yang ia senderkan. "Ayah kemana?" Lanjut rekal, ketika sadar sepertinya tadi tidak ada mobil ayahnya di garasi "Belum pulang den" ucap bibi, dan rekal.hanya ber oh ria saja. "Bibi ambil obat luka dulu ya den" lanjut bibi, lalu rekal mengangguk. "Denan emang b******k nih" ucap rekal bergumam, sambil memegang sudut bibir nya yang terluka. Entah dendamnya mungkin tak terselesaikan di bulan lalu hingga ia masih merasa kesal kalah oleh rekal. "Nih den obatin dulu" ucap bibi, lalu rekal mengambil kotak p3k yang di berikan oleh bibi nya. "Makasih bi" ucap rekal "Den rekal jangan berantem mulu den, kesian muka gantengnya jadi rusak gitu" ucap bibi, sedangkan rekl menatap lekat bibi dan berkata. "Iya bibi ku sayang" ucap rekal, ia sangat tau betapa khawatirnya bibi nya. Karena sejak sepuluh tahun bibi dan ayah nya lah memberikan kasih sayang, dan ia percaya hingga sekarang. "Bibi buatin bubur dulu ya* ucap bibi "Oke" ucap rekal, bibi nya lalu tersenyum hangat menatap anak kecil yang sepuluh tahun lalu merasa tak di cintai sekarang bisa tersenyum oleh dirinya dan beranjak dewasa. Drrtt Drrtt Drrtt Rekal melirik telpon nya yang berdering, ternyata riki, bimo mengajaknya untuk vidcall. Dengan terpaksa ia mengangkatnya dibanding harus terima bawelan mereka besok pagi, sungguh riki dan bimo seperti pacar rekal saja, mereka harus tau keadaan rekal atau bahkan satu sama lain. "Halo kal" ucap riki "Eh anjir muka lu mana, masa kita vc ama plapon rumah lu" ucap bimo, ya rekal memang mengangkat vidcall nya namun ia letakkan diatas meja, yang tentu kameranya mengarah keatas pelapon rumah nya. "Rekaaalll muka lu, gue kangen woy" ucap riki "Sekalian aja lu arahin ke ubin" ucap bimo, rekal yang mendengar lalu meletakkan handphone nya diatas ubin lalu membalikkan kamera nya ke arah belakang. "Emang brengsekk nih orang" ucap bimo "Anjir beneran dong di arahin ke ubin" ucap riki, Rekal yang sudah cukup mengerjai langsung mengambil handphone nya kembali. Riki dan bimo hanya memandang aneh kepada rekal, kenapa bisa merrk mempunyai temen seperti rekal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD