BAGIAN EMPAT

1008 Words
Jam istirahat sudah berbunyi sejak tadi, namun seorang pria yang disegani , dan di puja-puja masih setia di kelasnya tentu bersana 2 sahabatnya di sekolah. "Kal ayuk kantin" ucap riki "Iya ayuk, lu malah diem" ucap bimo, sedangkan yang sedang di ajak bicara hanya mendengus kasar lalu berdiri dan meninggalkan mereka berdua yang masih terpatung. "Ko bisa ya kita temenan ama dia?" Ucap bimo "Iya gue juga heran" ucap riki "Kita doang emamg bim yang sabar ama si mulut cabe" lanjutnya. Tanpa pikir panjang mereka berdua akhirnya berlari untuk menyamai rekal yang sudah terlebih dahulu keluar. Banyak tatapan memuja, setiap kali mereka bertiga lewat, terutama ubtuk wajah rekal yang benar-benar menggiurkan untuk kaum wanita. Gila rekal makin ganteng aja Yaallah price gue Price ice ganteng banget siiii Gila gue yang cewe aja kalah mulus ama rekal Bimo juga ganteng Riki maniss tauuu Tapi tetep aja rekal number one Itulah sebagian bisik-bisikan yang mengusik telinga mereka bertiga, hanya riki yang tebar pesona, sedangkan bimo stay cool, jelas kalo rekal cuek bebek akan sekitar. "Sayangggg" ucap seorang cewe yang tiba-tiba langsung nemplok kaya cicak di tangan rekal, sedangkan dua sahabatnya hanya mengeritkan dahinya. "Lepas!" Ucap rekal dingin "Gak mau, aku kangen tau. Kita ke kantin bareng yuk" ucap nya "Lepas sebelom gue kasar!" Ucap rekal dengan datar ia sungguh malas untuk menghadapinya. Seantero sekolah tau, bahwa Lika sang ratu sekolah sangat amad mengejar rekal sang macan sekolah, mereka tau akhirnya gimana, tentu rekal akan terus menolal bahkan tidak segan untuk berkata kasar. "Gak mau, kamu jangan jahat sama aku dong" ucap Lika dengan manja. "b******k!" "Gue bilang lepas ya lepas, jadi cewe jangan kebangetan gatel! Harga diri lu mau taro dimana? Hah?!" Ucap rekal membentak, sambil menghempaskan tangan lika dengan kasar. Para penghuni sekolah tidak lagi heran dengan rekal. "Kal udeh kal" ucap riki menenangkan, sedangkan lika hanya menangis, ini sudah berapa kali rekal membuatnya malu namun terus saja lika memburu rekal. "PERGI LU GOBLOG!" ucap rekal dengan lantang, hingga membuat tersentak semua orang yang menyaksikan. "Lik lu ke toilet sana" ucap bimo, dan diangguki olehnya. Rekal kembali berjalan, tanpa perduli dengan bisikan yang mengusik telinganya. Moodnya telah hancur, melihat rekal pergi mereka berdua menyusul nya, mereka sangat tahu kelakuan temannya ini. "Bu es jeruk 3" ucap riki berteriak, sambil mendudukkan pantatnya ke kursi yang telah mereka pilih. "Kenapasi kal kasar banget lu" ucap bimo "Iya kal, lagi lu kenapasi gamau ama lika. Gue aja kalo dikasig mau" ucap riki "Yeh goblog lu mah emang m***m" ucap bimo sambil menoyor kepala riki "Yeh lika semog egge, depan belakang jadi. Manteeb bener dah" ucap riki "Ini nak minumannya" ucap bu erta "Makasih bu" ucap riki dan bimo, sedangkan rekal hanya diam tak bergeming sambil menyeruput es jeruk yang telah ada dihadapannya. "Eh kunyuk, jawab dulu pertanyaan gue" ucap bimo, sedangkan rekal hanya menaikan alisnya. "Kalo dia gak gatel gue gak bakal kasar, gue udeh kasih peringatan, dia ngeyel" ucap rekal. Ya rekal sangat tidak suka di usik ketenangannya.  "Eh anjir itu siapa dahhh?" Ucap riki, ketika melihat seorang perempuan cantik yang asing dimata mereka memasuki area kantin, begitu pula dengan penghuni kantin diam tak berkutik ketika gadis itu memasuki area kantin. "Deh iya baru liat" ucap bimo "Kayanya anak baru deh" ucap riki,  sedangkan rekal hanya melirik dengan mata ekornya  sambil mendengarkan ocehan dari dua sahabatnya ini. "Gila, harus minta line nya nih gue" ucap riki "Dasar payboy, gabisa liat cantik dikit" ucap bimo Sedangkan di sisi lain gadis cantik yang sedang di bicarakan tersebut duduk di kursi yang telah di isi oleh teman barunya. "Lu kemana aja si na?" Ucap heni "Maaf ri, tadi dipanggil bu susi" ucap ana, ya dia ana murid baru yang sudah cukup menyita perhatian seantero sekolah. "Eh dilah bengong aja" ucap ana, ketika melihat mila sedang bengong menatap kearah tiga laki-laki yang di pojok kantin. "Eh ayam" latah mila "Koplok dasar, malah latah hahahaha" ucap ana diselangi tawanya "Lu si ngagetin gue" ucap mila "Ya lagi lu bengong aja" ucap ana "Yah na, dia emang gitu. Kesambet sama bimo" ucap heno "Bimo?" Ucap ana "Salah satu most wanted di sini" ucap heni "Oh gituuuu" ucap ana "Yang duduk bertiga di pojok itu" lanjutnya "Iya, mereka most wanted. Yang di sukain dilah  sebelah kiri namanya bimo , dan yang kanan namanya riki dia most wanted dan terkenal playboy nya termasuk gue hampir kena perangkap nya, nah yang tengah namanya rekal, mostwanted bukan hanya di sekolah kita tapi di sekolah lain, tapi sayanggg...." Ucap heni menggantung, sedangkan ana yang tadi mendengarkan menatap ke arah eri dengan penasaran "Tapi kenapa?" Ucap ana "Rekal disebut macan sekolah, dia galak. Gue juga udeh per ah bilangkan pas dikelas nah itu dia rekal, dia galak, dia pedes sama omongannya gak mandang kelamin" ucap heni "Hooh, sayang dia galak banget. Padahal dia ganteng banget" ucap mila, sedangkan heni dan ana yang mendengar penuturannya hanya menepuk jidat. "Dia susah di taklukin" lanjut mila, dan heni merespon dengan anggukan. "Iya bener lah, ratu sekolahan yang terkenal cantiknya naujubilah aja di tolak sama dia, mentah2, bahkan dipermaluin" ucap heni "Ah masa si susah ditaklukin?" Ucap ana sambil memandang ke arah tiga cowo tersebut, dan tersadar cowo yang sedang ia bicarakan pun menatapnya dengan sangat dingin. "Dia dingin" gumam ana "Hah? Apa na?" Ucap mila "Ah eh apa, kaga" ucap ana "Berapa banyak cewe yang dia tolak?" Lanjut ana dengan penasaran "Gak bisa di hitung" ucap heni "Tak terhingga" ucap mila "Sebenernya dia itu bener-bener idaman, ganteng, pinter, mukanya aja gemesin, dan denger-denger dia jendral perang di area jalanan" ucap heni "Iya, dia mau nglakuin kesalahan kaya apapun tetep termaafkan karena paket komplitnya" ucap mila "Gue penasaran jadinya" ucap ana, dan sedangkan heni, mila langsung menengok ke arah ana. "Jangan bilang lu mau nembak dia" ucap heni sedikit berteriak, dan mereka menjadi pusat perhatian gara-gara mulutnya eri "Sssttt" ucap ana sambil membekap mulut heni "Jangan toa" lanjut nya. "Shock gue" ucap heni "Jangan bilang lu mau nembak dia, plis na jangan nyari mati" lanjut heni "Wah gila na, jangan nekat" ucap mila "Kita aja yang suka dari dulu diem-diem aja" ucap heni "Iya na" ucap mila "Gue kan bukan kalian" ucap henk "Gue bakal naklukin dia" lanjutnya dengan yakin sambil menatao cowo yang akan ia taklukin untuk sekian kalinya. Ia tak sadar telah memulai permainan. "Ah gila dasar" ucap heni "Nekat nekat" ucap mila "Lu gak yakin gue bisa?" Ucap ana, dan mereka hanya menghendikkan bahu nya secara bersamaan, membuat ana memutar bola mata nya dengan jengah. . . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD