BAGIAN LIMA

1061 Words
Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, keadaan sekolah mulai sepi. Hanya tinggal beberapa siswa yang masih stay di sekolah, termasuk rekal, bimo, riki dan temen lainnya. Rekal termasuk disegani di sekolah, sifat yang pemberani dan solid akan temannya membuat mereka menjadikan rekal sebagai ketua, rekal selalu menolak ia tak ingin membedakan dengan alasan ia sebagai ketua nya! Diingatkan kembali, Geng turun menurun yang berada di sekolahnya bernama BRANDULS , Bukan hanya di sekolahnya branduls tersebar dimana-mana, disekolah manapun, namun satu pimpinan mereka? Yaitu Rekal sang srigala sekolah! "Bang, di depan ada geng reymon" ucap diki, ia adik kelas rekal. Riki, dan bimo yang mendengar bangun dari duduk nya, tangan yang terkepal. "b******k nyari mati masuk kandang kita" ucap riki dengan sorot mata yang tajam "Ayuk kal" ucap bimo, rekal hanya mendengus kasar. "Kalian duluan" ucap rekal, bimo dan riki yang mendengarnya langsung bergegas berlari ke arah depan gerbang di ikuti yang lainnya. Hanya rekal yang masih stay di lapangan, memandang langit yang sedikit cerah, terukir senyum di bibirnya, ia memejamkan mata nya sebentar lalu membukanya kembali. Disisi lain, ana yang sibuk mencari handphone nya yang terselip di bawa meja. Ia jadi harus balik ke kelas setelah sampai di parkiran. Lalu ia kembali berjalan menuju parkiran untuk bergegas pulang, oh sungguh sial hari ini. Ban mobil ana benar-benar kempes. "Ah k*****t sial banget gue" ucap ana sambil menendang ban mobilnya, sungguh apes ia hari ini. Terpaksa ana berjalan ke depan gerbang, untuk mencari taksi atau apalah yang bisa mengantarkan ia pulang saat ini. Ia berjalan menyusuri badan jalan dengan lesu, sambil ngedumel dalam hari tentang sialnya hari ini. "Gak ada yang lebih sial lagi hari ini!" Ucap ana, tanpa sadar ucapan ana adalah doa. Ia melihat banyak gerombolan motor menuju arahnya, dengan membawa balok-balok besar di tangan mereka. Ana yang melihat terperangah pengo, tak tau harus gimana. Ia terus saja berjalan sambil menunduk sambil berdoa semoga ana dapat menghilang. "Bos bos anak HSN tuh, cewe lagi" ucap salah seorang dengan berteriak lantang. Tak lama motor tersebut benar-benar memepet ana, hingga ana terkepung tak bisa berjalan apalagi berlari. "Umpan yang cantik" ucap seseorang, yang ana yakinin adalah ketua dari mereka. Ia memegang dagu ana, namun dihempaskan kasar oleh ana. "Jangan pegang gue b******k!" Ucap ana berteriak, ana memberanikan diri menatap orang tersebut. "Waw berani juga" ucap nya kembali. Yang lain tertawa mendengar penuturan dari ketuanya, pasalnya baru kali ini mereka menemukan gadis pemberani bahkan mengumpat kasar kepada ketuanya. "HEH AGUNG! LEPASIN TUH TEMEN GUE" ucap seseorang, lalu mereka menengok ke arah sumber suara, begitu juga ada. Ya itu Riki, teman rekal geng dari branduls. Riki tidak sendiri, ia ditemani oleh banyak anggota branduls lainnya. "Temen lu?" Ucap agung, lalu menarik paksa ana, dengan tangan yang berada di leher ana. Riki yang melihatnya sangat geram dengan kelakuan banci agung. "Diki, panggil rekal. Bilang ini darurat" ucap riki berbisik, diki adik kelas itu lalu mengangguk dan bergegas berlari menuju orang yang dituju. "Jangan jadi banci lu" ucap bimo "Gue baru tau geng reymond ternyata banci, beraninya sama cewe" ucap riki. Agung yang mendengarnya langsung tersulut emosi, tangan nya yang mengalungi ana semakin kencang, membuat ana susah untuk bernafas. Dengan sorot mata yang memohon kepada riki dan yang lainnya. "b******k, kalo bukan jaga image. Udeh gue patahin nih kakinya" batin ana. "Lepasin!" Ucap rekal, yang tibatiba datang bersama diki. Ia berdiri di paling depan untuk menghadap agung. "Wah ketua nya sampai turun tangan" ucap agung dengan menantang, rekal mengepalkan tangannya, ia melihat jelas kalo ana merasa kesakitan karena ulah musuhnya. "Lu jelas tau gue. Yang berani nyentuh milik gue, akan habis tanpa sisa" ucap rekal dengan nada dingin, dengan sorot mata yang tajam menatap kearah musuh-musuhnya. Mata memburu seakan siap untuk menerkam.  Musuh-musuhnya jelas tau mereka sudah membangunkan jiwa srigala liar nya rekal , dan tidak ada kemungkinan itu akan membuat mereka tersungkur habis-habissn. "Riki, serang arah samping kiri" ucap rekal "Bimo, serang arah samping kanan" ucap rekal "Yang lainnya, kepung. Tutup akses jalan" lanjutnya. Kemudian rekal maju selangkah, dan menjentikkan tangan nya, mereka yang melihat langsung membabi buta menyerang musuh-musuhnya. Agung yang melihat, mundur perlahan dengan ana yang masih berada ditangannya. Rekal yang melihat maju menuju nya, sungguh ini bukan bertanda baik. "Diem lu! Atau nih cewe gue matiin perlahan" ucap agung dengan smirknya, ia mengeluarkan pisau di kantongnya lalu menyodorkan pisau tersebut di paha tangan ana. "Berani lu lukain! Lu siap mati sama gue!" Ucap rekal dengan sorot nata yang sangat tajam. Bugh Rekal terjatuh tersungkur karena pukulan dibelakang yang sangat tiba-tiba, tangannya terkepal, sungguh ini sudah tidak bisa di tolerin lagi. Rekal membalas nya dengan berkali-kali lipat, ia harus membereskan dulu anggota musuhnya baru ia akan membereskanya si b******k itu. Bugh Bugh Bugh Bugh Bugh Muka lebam, dan dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah. Namun ia berhasil menumbangkan musuh-musuhnya. Sekarang tinggal ketuanya yang berurusan dengannya. Ana yang melihat rekal penuh dengan luka sungguh merasa teriris hatinya. "Awkkhhh cewe sialan" ucap agung mengumoat ketika lengannya di gigit oleh ana, tanpa pikir panjang ana berlari ke arah rekal ketika agung melepas tangannya. "Kita selesaikan!" Ucap rekal, lalu berlari menuju agung dengan siap untuk menendang. Sayangnya agung dapat menghindar dari tendangan rekal.  Agung membalas reka dengan masih pisau lipat ditangannya, ia menggoreskan paha tangannya rekal dengan goresan kecil namun dalam, darah yang terus mengalir membuat emosi rekal semakin membara. Ia berdiri sambil memegang luka yang di buat oleh agung. Tanpa pikir panjang ia merebut pisau tersebut, dan membuangnya. Ia membabi buta memumuk agung dengan tangan kosong, tidak henti-henti nya ia terus memukul. "Kal stop kal" ucap riki berteriak melihat rekal sepertinya sudah diluar emosinya "Kal bisa mati tuh si anjing" ucap bimo "Bang udeh bang!" Ucap diki. Namun rekal tidak menghentikan pukulannya tersebut, entah menjadi apa muka musuhnya sekarang "Kal udeh" ucap ana dengan lembut, suara yang gemetar melihat rekal diluar batas, sungguh ia bener-bener takut untuk saat itu. Rekal langsung menghentikan aktifitasnya memukul musuhnya, lalu menarik kerah musuhnya lalu menghempaskan dengan kasar. "Bawa yang luka ke markas" ucap rekal, dan yang lainnya mengangguk. "Kal lu gak papa" ucap riki "Gila darah lu banyak banget" ucap bimo ketika melihat paha tangan rekal yang mengeluarkan banyak darah hingga membuat seragamnya berwarna merah . "Lu kenapa bisa disini?" Ucap rekal menatap ana "Mobil gue kempes bannya, dan gue jalan. Terus ketemu mereka" ucap ana "t***l! Emang jadi cewe" ucap rekal "Lu tau gak kalo gue gak dateng, lu bisa mati" ucap rekal sedikit membentak "Lu kan bisa nelpon siapa gitu, otak tuh di pake! Jangan di pajang doang. b**o!" Ucap rekal. Ana yang mendengarnya hanya menunduk sendu ke arah aspal, sungguh sesak hati nya mendapat perkataan seperti itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD