Happy Reading.
“Hei.. perempuan Asia!”
Suara Lukas terdengar di belakangnya, membuat Arabella langsung panik dan cepat-cepat menggerakkan kakinya, ingin segera lari dari lelaki itu. Sementara Lukas sendiri tersenyum melihat tingkah Arabella yang menggemaskan. Meskipun Arabella mempercepat langkahnya tetapi tetap saja kakinya yang panjang bisa menjangkau perempuan itu. Lukas mengikuti Arabella dengan sikap santai, kedua tangannya sengaja di taruh ke dalam saku celana panjangnya. Sambil tersenyum sumringah, Lukas mengamati punggul kecil Arabella, tahu bahwa perempuan itu tengah menahan malu akibat permintaan frontalnya tadi. Lukas terkekeh pelan, tidak pernah membayangkan akan melakukan hal konyol seperti ini. Bisa-bisanya dia mengejar Arabella bahkan mengikutinya kemanapun.
Arabella melirik Lukas melalui sudut matanya. Kesal, geram, jengkel, marah, semua itu tengah menghayuti benaknya sekarang ini. Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan oleh Lukas. Kenapa lelaki itu tidak pergi dan malah terus menerus mengikutinya? Arabella tidak habis pikir, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
“Kau tidak mau menciumku, ya?” Lukas bersuara lagi, semakin gencar menggoda Arabella. Di sudut bibirnya terdapat senyum yang ditahan sekuat tenaga.
Arabella menggelengkan kepala keras-keras lalu menangkup pipi kiri dan kanannya yang tiba-tiba terasa panas seolah terbakar.
“Pergi. Jangan mengikutiku.” Ucapnya setengah berseru.
“Memangnya kenapa kalau aku mengikutimu. Kau berhutang satu ciuman padaku.” Lukas sengaja mengeraskan suaranya, lalu mempercepat langkahnya ingin mengejar Arabella.
Arabella bertambah panik, kemudian di dorong oleh rasa malu yang sangat dia lalu melangkah lebih cepat, setengah berlari seolah tengah mengerjar sesuatu. Sayangnya pikiran Arabella terlalu fokus untuk menghindari Lukas, hingga tanpa sengaja kakinya yang satu menabrak kakinya yang lain, membuat tubuh Arabella langsung oleng.
“Hati-hati bodoh.”
Lukas berhasil menjangkau tubuh mungil Arabella dan meraih ke dalam pelukannya dengan sigap. Lukas menenggelamkan Arabella ke dalam pelukannya yang kencang. Hampir saja perempuan itu kembali terluka akibat ketidakhati-hatiannya. Tatapan Lukas menajam sementara gerahamnya mengetat karena geram.
“Gunakan mata mu jika kau sedang berjalan. Dasar bodoh.” Lukas mengutuk dengan nada kasar, sengaja menempatkan bibirnya di telinga Arabella, dan berbisik disana.
Suara Lukas terdengar begitu dekat di sisi kiri kepalanya, membuat Arabella dilanda gugup setengah mati. Tubuhnya menempel sepenuhnya di d**a Lukas, membuatnya sedikit sesak akibat kencangnya pelukan itu. Jantung Arabella yang berdentam keras beradu dengan jantung Lukas yang pun berdetak kuat, terdengar jelas di indera pendengarannya. Pada saat itulah Arabella menengadah memberanikan diri untuk menatap ke arah Lukas. Mata hazelnya seketika bertemu dengan mata coklat Lukas, yang menatapnya begitu intens.
“Ma…maaf.” Arabella bergumam, kemudian mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan Lukas yang seolah ingin meremukkan tulang-tulangnya.
“Cium.” Pinta Lukas setengah memaksa.
Arabella mengerutkan dahi, menatap Lukas dengan bingung. “Maksudmu?”
“Cium aku dulu. Baru setelah itu aku akan melepaskanmu.” Lukas menyambung dengan nada ringan, memandangi wajah panik Arabella dengan puas.
“Apa kau gila. Kita sedang berada di area sekolah. Lepaskan aku Lukas.” Arabella mengeram tertahan, melempar tatapan penuh peringatan.
Namun Lukas hanya mengangkat sebelas aslinya untuk menanggapi perkataan Arabella.
“Aku hanya ingin kau menciumku. Anggap saja itu sebagai imbalan karena aku sudah menolongmu.”
“Aku rasa kau memang sudah gila.” Arabella meluruskan kedua lengannya, lalu mendorong d**a Lukas sekuat tenaga.
“Wow. Tidak ku sangka ternyata lengan kurus mu itu punya tenaga juga.” Lukas menatap Arabella dengan tatapan seolah terperangah. Tetapi sinar matanya berkata lain, menyimpan ejekan kental disana. Sebab tubuhnya sama sekali tidak bergerak malahan Lukas sendiri yang melonggarkan pelukannya.
Arabella menggertakkan gigi, lalu dengan cepat dia melepaskan diri dari peluka Lukas. Di dorong oleh kekesalan yang amat Arabella mengangkat salah satu kakinya kemudian menginjak kaki Lukas sekuat tenaga, hingga membuatnya langsung mengaduh kesakitan.
“Rasakan itu. Dasar mesum.” Arabella tertawa kegirangan, lalu sebelum Lukas berhasil menjangkau tubuhnya kembali, dia langsung berlari kencang meninggalkan lelaki itu di belakangnya.
“Arabella! Kemari kau! Awas saja kalau aku menangkapmu nanti!” Lukas berseru keras, dia hendak mengejar Arabella tetapi rasa sakit di kakinya begitu menggigit. “Sial. Terbuat dari apa kaki perempuan pendek itu. Kakiku seperti terkena pijak seekor kaki gajah.”
****
Dalam pelariannya, Arabella menyempatkan diri untuk melihat ke belakang. Syukurlah ternyata Lukas tidak mengikutinya. Napas Arabella sesak, sementara udara yang masuk ke dalam paru-parunya semakin menipis. Arabella berhenti sejenak hendak mengumpulkan kekuatan. Lagipula dia butuh istirahat mengingat napasnya yang mulai terengah-engah dan detak jantungnya yang bertambah cepat sepersekian detik.
“Hai.”
Arabella langsung terlonjak, kaget setengah mati ketika mendengar suara bisikan tiba-tiba. Arabella seketika menoleh ke samping, di detik itu juga matanya melebar dipenuhi ketakutan dan rasa ngeri.
“Kak… Kenzo.” Ucapnya bergumam, memasang ekspresi tidak percaya saat mendapati lelaki itu sudah berada di depannya.
Bagaimanapun, meskipun Arabella dan Kenzo berada di sekolah yang sama, tapi dia sama sekali tidak pernah berbicara dengan lelaki itu. Kenzo sosok lelaki yang misterius dan dingin. Selain itu dia juga merupakan ketua geng yang sangat terkenal dan paling ditakuti di kota ini. Kenzo memang tidak akan pernah menimbulkan masalah jika dirinya tidak diusik. Tetapi tetap saja Arabella belum menyiapkan hati untuk bertemu dengannya. Arabella bahkan sebisa mungkin menghindari permasalahan di sekolah ini dan tidak mau tahu dengan urusan siswa lainnya.
Arabella menggigit bibir dengan frustasi. Dia berdiri kaku dengan kepala menunduk seperti ingin menghindari Kenzo. Jari jemari Arabella yang kurus saling berjalin menunjukkan betapa gugupnya dia sekarang ini.
Bibir Kenzo membentuk senyum tipis, penuh ironi ketika dia berusaha untuk berucap dengan nada lembut.
“Tenanglah. Aku tidak memiliki niat buruk padamu. Aku hanya ingin berkenalan.” Kenzo mengerakkan tangannya, menyentuhkan di pundak Arabella. Matanya sedikit melebar ketika menyadari tubuh Arabella yang menegang seperti tersengat listrik.
Arabella mengangkat wajahnya dengan ekspresi terkejut. Matanya semakin lebar dari sebelumnya, dipenuhi kebingungan yang kental.
“Berkenalan?” gumamnya pelan.
Kenzo menganggukkan kepala. “Hm. Memangnya tidak boleh, ya?” tiba-tiba Kenzo membungkuk dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Arabella.
Arabella refleks menarik kepalanya, panik mendapati jarak wajah mereka yang sangat dekat. Kemudian dengan perasaan waspada dia mengawasi ekspresi Kenzo yang datar lalu berkata.
“Ku…rasa… itu tidak perlu. A…aku permisi.”
Tanpa menunggu balasan dari Kenzo, dengan cekatan Arabella langsung membalikkan badan. Lalu beranjak cepat, meninggalkan Kenzo yang menatapnya dengan tatapan aneh.
Ekspresi kenzo tampak dingin. Tangannya mengepal, tersinggung akan penolakan yang dilakukan oleh Arabella. Perempuan itu jelas-jelas melukai harga dirinya, membuat d**a kenzo panas seperti terbakar. Padahal dia sudah rela menurunkan harga dirinya hanya untuk menemui Arabella tetapi yang terjadi malah di luar dugaanya. Kemarahan terlihat menyala di mata biru Kenzo, dia terus menatap punggung perempuan itu dengan tajam, sampai kemudian Arabella menghilang di balik tembok.
Tunggu saja. Akan ku pastikan kau menyesal telah melakukan ini padaku Arabella.
****
“Arabella!”
Suara teriakan itu menggaung di udara, nadanya penuh ultimatum yang membuat d**a Arabella langsung bergetar. Langkahnya yang hendak menuju ruangan kelas langsung terhenti. Jantung Arabella berdebar tak karuan oleh rasa panik yang mendera. Matanya terpejam frustasi sedangkan tubuhnya tiba-tiba membeku kaku, tidak bisa digerakkan. Arabella hanya mengepalkan tangan, mencoba menguatkan hati saat mendengar derap langkah kaki yang mendekat kepadanya.
Lukas sialaan! Sampai kapan dia akan menggangguku!
Lukas mengeraskan rahangnya, kesal ketika melihat Arabella tidak berbalik ke arahnya. Dia mempercepat langkahnya, wajahnya tampak muram dipenuhi kejengkelan yang sangat. Kemudian dengan gerakan kasar dia membalikkan tubuh Arabella, menghadap padanya.
“Kau…. beraninya kau meninggalkanku.” Jari telunjuk Lukas langsung terarah ke dahi Arabella, mengetuk-ngetukkan ujung jarinya disana.
“Apa yang kau lakukan.” Arabella menangkap jari Lukas, kemudian menghentakkan tangannya. “Sakit berengsek.” Umpatnya geram.
Lukas terpana, tidak menyangka kalau Arabella akan mengumpat padanya. “Oh, lihat dirimu. Beraninya kau berbicara kasar pada pacar mu sendiri.”
“Pacar apanya. Jangan bicara sembarangan Lukas.” Arabella menggertakkan gigi, mendelik tajam pada Lukas.
Lukas mencengkram pundak Arabella, membalas mata hazel itu dengan tajam. “Kau pacarku! Aku dan kau, kita adalah sepasang kekasih!” serunya membahana, hingga membuat semua mata tertuju pada mereka.
Arabella berubah pucat. Lalu menatap sekelilingnya dengan waspada. Astaga.. sekarang mereka menjadi pusat perhatian semua orang. Benak Arabella dibanjiri perasaan tidak nyaman, ingin rasanya dia menghilang detik ini juga. Benar-benar memalukan!
“Kenapa kau diam. Apa kau mulai bisu perempuan bodoh! Ayo bicaralah, aku ingin mendengar suaramu!” dengan penuh semangat membara, Lukas mengguncang pundak rapuh Arabella, kesal karena perempuan itu mengabaikan dirinya.
“Aku bukan pacarmu!” Arabella menyela tidak setuju, “Hentikan semua kebodohan mu ini. Kita tidak memiliki hubungan apapun.” Lanjutnya setengah berteriak.
Suasana sudah semakin ramai dan kelas sebentar lagi akan dimulai namun Arabella masih tetap terlibat perselisihan sengit dengan Lukas. Dia bahkan sudah kehabisan kata-kata, tidak tahu harus melakukan apa untuk menghindari dari lelaki itu.
Lukas mengetatkan geraham, lalu sebelum Arabella sempat menyadari pergerakannya, dia langsung merengkuh bahu perempuan itu, dan mendekatkan padanya.
“Si bodoh ini, kau itu pacar ku. Apa kau tidak ingat kalau aku sudah menandai mu?! Apa aku harus mencium mu di hadapan semua orang supaya kau sadar bahwa kau itu adalah milikku. Hanya milikku Arabella!” Lukas menatap Arabella tajam, mendekatkan wajahnya dengan wajah perempuan itu, hampir mempersentuhkan ujung hidung mereka.
Pada detik itu juga, Lukas menundukkan bibirnya sedikit untuk kemudian mencium bibir Arabella. Dirasakannya tubuh Arabella yang menegang kaku tetapi dia tak peduli. Lukas memiringkan wajahnya, dan tanpa memikirkan apapun lagi dia segera membuka mulutnya lalu melumat bibir Arabella lembut seolah penuh perasaan.
“Apa yang sudah ku tandai menjadi milikku, selamanya akan tetap milikku. Mulai sekarang, kau yang bertanggungjawab atas hatiku.” Bisik pelan Lukas, menyuarakan isi hatinya dengan berbisik rendah di telinga Arabella.
***
Di kejauhan Mia berdiri dengan tatapan membunuh. Matanya membara dilumuri oleh amarah ketika melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Lukas. Ingin rasanya Mia berlari ke arah Arabella lalu menampar perempuan itu sampai dia puas. Tapi Mia menahan diri, saat ini bukan waktu yang tepat untuk memberi pelajaran pada Arabella. Tapi nanti, setelah dia berhasil membuat Lukas memihak padanya. Dia tidak mungkin menyerang Arabella di situasi seperti ini. Lukas mempunyai pengaruh besar dalam menentukan masa depannya. Lagipula tidak ada yang bisa menandingin kekuasaan keluarga Donzelo di dunia ini.
Arabella… kau pasti habis di tanganku.
Hai...
Ini karya orisinal aku yang hanya exclusive ada di Innovel/Dreame/aplikasi sejenis di bawah naungan STARY PTE.
Kalau kalian membaca dalam bentuk PDF/foto atau di platform lain, maka bisa dipastikan cerita ini sudah DISEBARLUASKAN secara TIDAK BERTANGGUNGJAWAB.
Dengan kata lain, kalian membaca cerita hasil curian. Perlu kalian ketahui, cara tersebut tidak PERNAH SAYA IKHLASKAN baik di dunia atau akhirat. Karena dari cerita ini, ada penghasilan saya yang kalian curi. Kalau kalian membaca cerita dari hasil curian, bukan kah sama saja mencuri penghasilan saya?
Dan bagi yang menyebarluaskan cerita ini, uang yang kalian peroleh TIDAK AKAN BERKAH. Tidak akan pernah aku ikhlaskan.