BAB 12 Akhir Pekan

1486 Words
Alexa keluar dari kamar mandinya. Ternyata James sudah tidak berada diranjang. Alexa melangkah keluar dari kamar. Dia melihat James sedang duduk dan ada Pedro berdiri di sampingnya. "Pedro, kau sudah datang" ucap Alexa. "Selamat pagi Nyonya" ucap Pedro sedikit membungkuk. "Pergilah, kau bilang ingin pergi bersama temanmu Karen" ucap James. "Elena. Namanya Elena" ucap Alexa mengoreksi ucapan James. "Oh ya. Aku hanya malas menghafal banyak nama wanita" ucap James acuh. "Ya, karena disampingmu terlalu banyak wanita. Sampai kamu lupa dengan mereka" ucap Alexa ketus. "Kau, cemburu?" ucap James menatap Alexa. "Cemburu? Untuk apa? " ucap Alexa ketus. James hanya terkekeh. "Karena kau itu istriku. Jadi wajar saja kalau kamu cemburu melihat suamimu dikelilingi banyak wanita" ucap James bangga. "Hueek" ucap Alexa. "Kau sudah hamil saja. Padahal kita belum melaku-" belum selesai Jame berbicara Alexa sudah memotongnya. "JAMES" Alexa kesal. Bagaimana tidak. Disana ada Pedro. Bisa-bisanya James berkata seperti itu. Pedro hanya tertunduk, tidak berani menatap suami istri yang sedang beradu mulut itu. "Pedro, nanti kau tolong hangatkan sup untuk makan siang" ucap Alexa kepada Pedro. "Baik Nyonya". "Mana ponselmu?" tanya Alexa kepada James. "Mau mengecek. Hah?" Ejek James. Alexa memutar bola matanya malas. "James, ayolah. Sebenarnya kamu mengizinkanku pergi atau tidak? Aku hanya ingin menyimpan nomor ponselku. Agar kalau ada apa-apa kamu bisa langsung menghubungiku" ucap Alexa. James hanya terkekeh sambil memberikan ponselnya. Alexa menerimanya, dia mulai mengetikan nomor ponselnya lalu menyimpan nomornya disana. Alexa menekan tombol hijau. Drrt drrrt Ponsel Alexa berbunyi. Alexa menekan tombol merah pada ponsel James. Dia memberikan ponsel James kepada pemiliknya. Alexa mulai menyimpan nomor yang baru saja meneleponnya. Ya itu adalah nomor ponsel James. "Itu nomorku James. Kalau kamu butuh sesuatu hubungi aku" ucap Alexa memasukan ponsel hitam ke sling bag. "Kapan kamu pulang?" tanya James. "Aku akan pulang sebelum makan malam. Kamu tidak keberatan?". "Pergilah. Pedro akan mengantarmu". "Tidak. Pedro akan menunggumu disini" Alexa menolak. "Tapi Pedro harus menjagamu". "James. Yang sedang sakit adalah kamu. Jadi Pedro akan tetap disini. Kalau kamu masih minta Pedro untuk mengantarku. Aku tidak akan pulang sebelum makan malam" tolak Alexa. "Baiklah. Selamat bersenang-senang" ucap James pasrah. "Thank's. Aku pergi ya. Aku akan pulang sebelum makan malam" ucap Alexa beranjak pergi. "Alexa" panggil James. Alexa yang baru saja lima langkah, menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap James. "Apa?" "Tak ada ciuman untukku?" Alexa menganga tak percaya, dia menggelengkan kepalanya seraya pergi meninggalkan James yang terkekeh dan Pedro yang masih berdiri tertunduk. Alexa menarik nafasnya, bisa-bisanya pria itu meminta sebuah ciuman. Enak saja. Alexa sudah menaiiki angkutan umum, di akan ke stasiun menyusul Elena dan Peter yang sudah menunggunya. Ah sial, jalanan minggu ini sedikit macet. Drrt drrt "Alexa, kau dimana?" "Elena, sebentar lagi aku sampai" "Cepatlah, kereta sudah mau berangkat. Aku tunggu kau di dalam. Kalau sudah sampai cepat hubung aku" "Baiklah" Jam sudah menunjukkan pukul 09.55. Alexa berlari memasuki stasiun yang nampak ramai. Alexa mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Elena. "Peter, aku ingin ke toilet. Jika nanti Alexa telepon, tolong kamu angkat ya" ucap Elena dan Peter menganggukan kepalanya. Kereta itu sudah hampir di penuhi oleh penumpang. Sebentar lagi kereta akan berangkat. Peter masih asyik menatap ponselnya. Dia sedang melihat beberapa email. Drrt Drrrt "Elena, kau dimana? aku sudah sampai dan mencarimu?" "Alexa". "Peter. Maaf. Kalian dimana?" Tuuut Tuuut "Alexa, cepatlah berlari menuju gerbong ketiga. Aku akan menunggu di depan pintu"  ucap peter panik,  karena kereta sudah benar-benar berjalan. Peter berlari menuju pintu gerbong. Peter melambaikan tangannya kepada Alexa yang sedang berlari mengejar kereta. Melihat tangan Peter, Alexa menambah kecepatan larinya mengejar kereta itu. Peter menngulurkan sebelah tangannya kepada Alexa, dan sebelahnya lagi berpegangan pada tiang pintu. Alexa masih berlari sekuat tenaganya. Untung saja Kereta belum berjalan dengan cepat. Tepat saat Alexa membalas uluran tangan Peter sambil berlari, Peter menarik tangan Alexa. Bugh Peter dan Alexa terjatuh di dekat pintu gerbong. Peter memang langsung menarik Alexa, sehingga tubuh Alexa menimpanya dan mereka berdua terjatuh dengan posisi Alexa berada di atas Peter. Untung saja Peter cepat menarik Alexa, kalau tidak bisa di pastikan Alexa akan tertinggal. Alexa menatap Peter dengan nafas tersengal-sengal karena berlari. Peter tanpa sengaja sudah melingkarkan tangannya di pinggang Alexa. Cukup lama mereka saling bertatapan, sampai akhirnya mereka berdua terbangun dan tertawa. "Thank's" ucap Alexa kepada Peter. "Sama-sama. Ayo kita masuk sebelum pintu terkunci dan kita berdua terjebak disini" ajak Peter. "Okey" ucap Alexa . Alexa melihat Peter mengulurkan tangannya lagi. Dengan senyum dan ragu-ragu Alexa menggemgam tangan Peter, dan ikut melangkah bersama Peter. Alexa merasa senang sekali bisa sedekat ini dengan Peter. Tanpa mereka ketahui, Elena tanpa sengaja melihat mereka berdua. Elena tersenyum senang melihat kedekatan kakanya dengan Alexa. Sepertinya Elena masih mengharapkan Peter bisa bersama Alexa, walau dia tahu kemungkinannya sangat kecil. Saat ini mereka sudah berada di Strasbourg. Kota ini adalah ibukota provinsi Alsace di Perancis timur, sekitar 20 km dari Pegunungan Vosges. Mereka bertiga melangkah menyusuri kota dengan bangunan abad pertengahan. Mereka melihat rumah-rumah berbingkai kayu yang colorfull, kanal-kanal air yang indah. Sungguh mereka merasakan seperti di negri dongeng. Alexa dan Elena sedang asyik berfoto di tengah-tengah jalan. Mereka menikmati jalan-jalan di hari libur ini. "Bagaimana kalau aku beli minuman. Kalian tunggu sebentar disini ya" ucap Elena. Belum sempat Alexa berkata, Elena sudah berlari menuju salah satu toko di ujung jalan. Alexa dan Peter melanjutkan langkah mereka dan berdiri di pinggir jalan menunggu Elena. "Alexa, kamu tahu apa yang indah dari kota ini?" tanya Peter. "Pemandangannya" jawab Alexa. "Bukan" ucap Peter. Alexa menaikan sebelah alisnya menatap Peter. "Yang indah dari kota ini karena kota ini berwarna cerah seperti bibirmu yang merekah" ucap Peter. Bagaimana Peter tidak berkata seperti itu, Alexa memakai lipstik yang sangat merah di bibirnya. "Peter, kau gombal sekali" ucap Alexa menepuk bahu Peter. Peter hanya tertawa. Sementara Alexa menyembunyikan perasaan senangnya di depan Peter. Walau Alexa tahu Peter hanya bercanda, tetapi Alexa merasa sangat bahagia. Hari mulai sore. Setelah berjalan, berfoto dan menikmati makanan-makanan lezat di kota bak negri dongeng itu mereka kembali pulang.   "Alexa, biarkan kami mengantarmu pulang. Atau kamu mau makan malam bersama?" ajak Elena. Alexa berpikir, sebenarnya dia ingin sekali makan malam bersama Elena dan Peter. Tetapi dia sudah berjanji kepada James untuk pulang sebelum makan malam. Belum lagi James sedang sakit. "Hem, sepertinya aku langsung pulang saja. Mungkin lain kali kita makan malam bersama" tolak Alexa lembut. "Baiklah. Aku duduk di belakang. Ingin merebahkan kakiku. Kamu di depan saja bersama Peter" ucap Elena yang sudah membuka pintu kemudi belakang. Mau tidak mau Alexa duduk di bangku penumpang sebelah kemudi. Setelah semuanya siap. Peter menjalankan mobilnya dari stasiun ke  flat Alexa. Ciiit Tiba-tiba Peter mengerem mendadak. Karena ada anak kecil yang berlari mengejar seekor kucing. Akibatnya Alexa terhempas ke depan dan keningnya sempat terpentok dashboard. Elena tetapi dalam posisi tidurnya. "Auw" pekik Alexa. "Alexa, maaf. Kamu tidak apa-apa?" ucap Peter menatap Alexa. "Tidak. Aku tak apa-apa" ucap Alexa memegang keningnya. "Alexa, keningmu memar. Biar aku obati ya" ucap Peter. Peter memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Dia membuka kotak p3k dan mencari obat merah. Peter meneteskan obat merah di kapas kecil, lalu dia usap di kening Alexa yang lecet. Sambil meniup pelan lecet di kening Alexa. "Alexa, sekali maaf ya". "Iya, Peter. Aku tidak apa-apa". Alexa melangkah memasuki rumahnya. Dia sudah beberapa kali menatap ponselnya. James sama sekali tidak menghubunginya. Berarti tidak terjadi apa-apa dengan James. Alexa menggelengkan kepalanya, ternyata James dan Pedro sedang asyik bermain video game terbaru. Sampah kulit kacang, makanan ringan berserakan di lantai. Tak lupa beberapa kaleng minuman juga tergeletak begitu saja. Mereka tidak menyadari kedatangan Alexa. Mereka tetap asik bermain video game. Sampai Alexa keluar dari kamar dan membuang semua sampah di tempat sampah. Setelah memastikan ruangan itu bersih, Alexa menuju ke dapur. Dia menyiapkan masakan untuk makan malam nanti. Sebenarnya Alexa merasa sangat lelah tetapi dia harus tetap memasak. Karena lelah, akhirnya Alexa memasak ayam goreng dan tumis sayuran yang masih tersedia di kulkas. 30 menit Alexa berkutik di dapur akhirnya selesai juga. Alexa merapikan semua makanan dan peralatan makannya di atas meja makan. Setelah selesai, Alexa kembali ke kamar untuk berendam. Karena tubuhnya sangat lengket dan lelah. Alexa keluar dengan wajah yang segar, aroma sabun strawberry tercium dari tubuhnya. Alexa masih melihat James belum pindah posisinya. "James, ayo makan" ucap Alexa berdiri di samping James. "Alexa, kamu sudah pulang. Kenapa tidak mengabari aku?" tanya James tanpa melihat Alexa. "Ayo, James. Kamu terlalu sibuk dengan game ini. Aku ingin istirahat". "Baiklah". James berdiri dan mengikuti Alexa ke ruang makan. Alexa mengambilkan nasi dan lauknya di piring James dan piringnya. "James, dimana Pedro?" tanya Alexa yang tidak melihat Pedro. "Dia kembali keluar". "Kau jahat sekali. Dari pagi Pedro menemanimu. Harusnya kamu ajak dia makan bersama". "Alexa" "James, ayo ajak Pedro makan. Kalau kamu tidak mengajaknya. Aku tidak akan memasak untukmu lagi" ancam Alexa. Entah kenapa James menjadi takut dengan ancaman Alexa. Padahal dia tidak pernah menuruti kata-kata wanita. Tetapi sekarang dia mengikuti kata-kata Alexa untuk meminta Pedro makan bersama disini. Alexa tersenyum melihat Pedro ikut bergabung bersamanya dan James.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD