#34 : Berjalan-jalan

1661 Words
MOM memberiku pilihan yang sulit saat akhirnya aku selesai mandi dan membalut tubuh ini hanya dengan piyama handuk saja. Tiba-tiba saja aku menemukan dua pakaian berbeda yang dibiarkan tergeletak di atas ranjang. Satu adalah sebuah gaun pendek di bawah lutut berwarna marun dengan bagian kedua lengan panjang yang tampak menerawang. Dan dua, setelan kemeja panjang polos berwarna merah muda dengan celana kulot hitam bergaris. Keduanya bagus dan tampak berkelas, Mom benar-benar membuatku senang dan bingung hari ini. Dia terlihat berusaha dengan sangat keras hanya untuk menyenangkanku. Dan pada akhirnya, kuputuskan untuk memilih setelan gaun berwarna marun karena aku memang menyukai gaun alih-alih menggunakan celana. Aku memberi tambahan kalung liontin berbentuk bulan yang kubeli sewaktu aku berkunjung ke Malibu beberapa tahun silam untuk melengkapi penampilanku. Hingga akhirnya kini aku siap berjalan-jalan bersama Mom. Akupun mengakhiri langkahku saat melihat Mom yang sedang berbicara dengan supir sekaligus asisten pribadinya, Isra. Mereka tampak akrab sejak lama. Karena pria yang berusia 30 tahunan awal itu sudah sekitar lima tahun yang lalu bekerja untuk Mom, menggantikan supir pribadinya yang lama. "Oh, kau sudah siap?" Mom langsung menyadari keberadaanku dan tersenyum manis. Begitu pula dengan Isra yang menundukkan kepalanya, memberi hormat dengan sopan yang kemudian kubalas dengan senyuman tipis di bibirku. Mata cokelat milik pria itu memang mengingatkanku pada seseorang. Seseorang yang berhasil mencuri perhatianku akhir-akhir ini. "Kau serius, Ivana? Menggunakan boots?" Mataku langsung tertuju kepada sepatu yang disebutkan oleh Mom tadi. Ya, aku memadukan gaun ini dengan sepatu yang sedikit boyish. Namun bukankah gaya seperti ini memang sedang tren akhir-akhir ini? Mereka menyebut ini sebagai gaya ala aktor dan aktris di drama Korea. Feminim tapi tetap keren dan kurasa tidak ada yang salah jika aku mencoba gaya ini alih-alih tetap menggunakan gaya yang klasik dan terlalu perempuan. "Ya. Kurasa ini adalah tren yang sedang berkembang tahun ini. Bukankah ini keren?" Mom melihat Isra yang juga melemparkan pandangan ke arah Mom. Namun pria itu tak memberikan ekspresi apa-apa selain berdiri dan menahan tawanya. Ia pasti merasa ini lucu karena membuat Mom tampak sangat kebingungan. Wanita itu kemudian melipat kedua tangannya di dada dan menaikkan satu alisnya. "Baiklah ... pastikan kau menjaga gayamu itu saat berjalan-jalan. Karena Mom yakin sekali, akan ada banyak pria yang mendekat melihat gayamu yang sangat muda itu." Aku pun tak bisa menahan tawaku dan tertawa kecil di sana. Siapa sangka, Mom dan Isra akan ikut dalam suasana yang menyenangkan ini. Sampai kemudian pria yang bekerja dengan Mom ini membuka suara. "Apakah kita akan pergi sekarang, Nyonya?" Dan tanpa basa-basi, Mom pun menimpali. "Oh, tentu saja. Mereka tak akan menunda acaranya hanya karena kita datang terlambat." Mom langsung menarik pergelangan tanganku dan merangkul seperti pengantin wanita kepada pengantin prianya. "Ayo kita berangkat, Anakku." Isra pun membukakan pintu mobil untuk kami secara bergantian. Pertama Mom, kemudian disusul dengan aku. Kami berdua duduk di jok belakang sementara Isra duduk di balik kemudinya, tentu saja. Mesin menyala dan melaju menuju suatu tempat yang baru kutahu itu adalah sebuah pameran seni di pinggiran kota New York. Kebetulan sekali karena mereka mengadakan sebuah pameran seni yang cukup berkelas di salah satu galeri seni ternama, dimana tempat ini juga merupakan salah satu tempat yang disponsori oleh Dad. Aku mengetahuinya karena pernah ke tempat ini dulu, sesekali, waktu aku masih duduk di bangku sekolah. "Sudah lama sekali sejak terakhir aku ke tempat ini," kataku pada Mom, begitu kami memasuki bagian dalam galeri. Mom pun terkekeh pelan. "Ya, karena kau mulai sibuk bergaul dengan teman-temanmu, Sayang." Ia lantas menunjuk ke arah utara. "Kita akan melihat-lihat ke dalam. Ayo." Setelah mengangguk mengiyakan, kami pun berjalan masuk lebih dalam. Beberapa lukisan dengan tema dunia pun berjajar rapih di dinding. Kebanyakan dari lukisan-lukisan ini digambar dengan warna yang mencolok, benar-benar menarik perhatian. Sampai kemudian Mom berkata, "Mom akan menemui teman dulu. Kebetulan, dia adalah pemimpin penyelenggara. Apa kau tidak apa-apa di sini sendirian?" "Ya, tentu. Aku akan pergi melihat-lihat." "Baiklah." Mom kemudian pergi meninggalkanku, kulihat dari kejauhan bahwa akhirnya wanita itu berhasil menemukan temannya. Seorang wanita kurus yang seusia dengannya. Tampak mewah dengan gaun hitam yang membentuk tubuhnya dan beberapa perhiasan menghias melengkapi penampilannya. Mereka tampak sangat akrab dan terlihat bahwa Mom senang sekali bisa bertemu dengan temannya itu. Aku terlalu sibuk mengamati Mom dari kejauhan sampai tak sadar dengan kehadiran seseorang yang tiba-tiba menabrak ku dari belakang, membuat tubuhku tak seimbang dan limbung ke depan. Tidak sampai jatuh ke lantai, tapi cukup nyaris membuatku mendaratkan kedua lutut di sana. Aku mendongak, tetapi sepertinya seseorang yang merupakan pria itu tak peduli padaku. Aku membuka mataku lebar-lebar dan mengamati punggung milik pria itu. Dia ... menggunakan jaket itu! Jaket yang sama dengan yang digunakan oleh seseorang di malam kematian Ethan. Aku pun bertekad untuk tidak kehilangan dia lagi. Segera aku bangkit dan mencoba mengejarnya. Tidak peduli bahwa mungkin saja pengejaran ini akan membuatku berada di dalam bahaya atau tidak, aku akan tetap mengejarnya. Namun situasi galeri siang ini cukup ramai. Beberapa orang akhirnya justru hanya menghalangi langkahku. Hingga aku memutuskan untuk berteriak, "Hey?!" Sayang sekali pria itu tak menggubris panggilanku. Ia mungkin tak berpikir bahwa aku memanggilnya. Justru orang lainlah yang menoleh, membuatku menjadi pusat perhatian. Aku pun membungkuk untuk meminta maaf dan kembali mengejarnya. Tiba-tiba saja kulihat pria itu keluar melalui jalan belakang, pintu darurat. Tidak seperti kebanyakan pengunjung yang menggunakan pintu utama sebagai akses keluar masuk, pria itu justru seperti ingin menghilang di tengah-tengah keramaian tanpa ketahuan oleh orang lain. Terpaksa aku mengikutinya. Aku perlu mencari tahu. Dan ternyata pria itu melewati jalur belakang yang sangat sepi dan gelap. Aku memerhatikan langkahku karena aku kesulitan untuk melihat. Sesekali aku melihat ke depan, lalu ke bawah, lalu ke depan dan terus seperti itu. Namun aku kehilangan sosok pria itu pada akhirnya. Hingga pada akhirnya, ketika aku memutuskan untuk berbalik dan kembali, seseorang menarik tubuhku dengan keras dan menabrakkannya di dinding. Dalam gelap itu aku menyaksikan seorang pria yang mencekik leherku. Ia menatap kedua mataku, tapi aku tak bisa melihat wajahnya. Karena selain tak ada penerangan, pria itu juga menggunakan masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Aku berusaha melepaskan tangannya dari leherku, tapi cengkramannya hanya semakin kuat. Semakin kuat dan terus menjadi lebih kuat hingga dadaku terasa sesak. Aku tak bisa melihatnya lagi setelah itu. Dan hanya dingin yang kurasakan pada detik selanjutnya. *** Rasa takut akan kematian adalah hal yang wajar dirasakan setiap orang. Baik itu takut karena akan meninggalkan dengan orang-orang tersayang, takut karena merasa belum cukup melakukan amal ibadah, maupun takut mengalami kematian yang menyakitkan. Menurut sains, memang ada beberapa cara mati yang sangat menyiksa. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini daftarnya! 10. Dipenggal Hukuman pemenggalan kepala sudah dilakukan sejak abad pertengahan. Caranya memenggalnya pun berbagai macam. Ada yang menggunakan pedang secara langsung, ada juga yang menggunakan alat sepeti hukuman guillotine (hukum pemenggalan di Prancis). Praktik yang mengerikan ini kadang-kadang bisa "cepat", tetapi jika dilaksanakan secara tidak benar, bisa memakan waktu lebih lama dan menyakitkan. 9. Membeku Pernah membayangkan bagaimana dinginnya salju? Jika kamu terdampar di area dengan suhu ekstrem sangat rendah maka dipastikan kamu akan mati perlahan akibat membeku. Aliran darah perlahan-lahan berhenti, otak mulai berhalusinasi, tubuh membiru, dan organ kamu akan berhenti berfungsi total sampai akhirnya kamu menjadi es. 8. Kelaparan Kamu masih mengeluh hanya karena tidak bisa punya HP baru? Coba liat saudara-saudara kita yang menahan lapar sampai tak tahu kapan bisa kembali makan. Kematian karena kelaparan adalah proses yang lambat dan menyakitkan dengan beberapa tahap. Jika kamu tidak mati karena penyakit, pada akhirnya organ gagal berfungsi dan jantung kamu berhenti berdetak. 7. Kehausan dan dehidrasi Kamu bisa bertahan 2 minggu tanpa makanan, namun kamu cuma bisa bertahan 3 hari tanpa air. Proses kematian akibat dehidrasi sangat "lambat" dan menyiksa. Pada hari ketiga, jika tubuh kamu tidak menerima air maka seluruh tubuh akan panas. Setelah itu, hanya tinggal menunggu waktu hingga kamu mengalami gagal hati dan gagal ginjal. 6. Gantung Diri. Gantung diri dijadikan hukuman mati di beberapa negara. Namun, metode ini juga kerap dilakukan untuk mengakhiri hidup beberapa orang yang putus asa. Ada dua cara yang membuat kamu mati akibat gantung diri. Cara yang pertama lebih "manusiawi", karena kamu akan mati akibat leher dan sumsum tulang belakang patah. Namun, cara kedua sangat menyiksa, karena jika leher tidak patah, maka kamu akan merasakan tersiksanya kehilangan asupan oksigen ke paru-paru. 5. Kecelakaan Pesawat. Ini menjadi mimpi buruk setiap orang yang akan naik pesawat. Terjebak dalam badan burung besi raksasa benar-benar membuat frustrasi. Atmosfer horor di mana pesawat terguncang hebat, teriakan histeris para penumpang, dan melihat saat-saat terakhir sebelum jatuh menjadi hal yang mengerikan. Jika kamu jatuh di daratan maka semua akan langsung berakhir. Namun, jika pesawat terjatuh di lautan maka hal yang lebih menyeramkan akan terjadi. 4. Dikubur atau terkubur hidup-hidup Kebanyakan orang mati jasadnya akan dikebumikan. Namun pernahkah kamu membayangkan terkubur atau dikubur dalam keadaan hidup? Ruangan sempit menjadi momok menakutkan bagi penderita claustrophobia. Lama-kelamaan kamu akan stres dan frustrasi hebat, sebelum kehabisan oksigen untuk bernapas. 3. Dikuliti atau terkuliti Rasa sakit karena dikuliti akan sangat menyiksa. Tanpa kulit yang melindungi, tubuh kamu akan segera terinfeksi. Kamu akan kedinginan, mati rasa, dan otak kamu akan melakukan apa saja untuk membuat kamu merasa lebih baik. Namun, pada akhirnya kamu akan shock dan pingsan sebelum mati. 2. Terbakar hidup-hidup Kematian dengan cara ini pernah menjadi hukuman pada zaman abad pertengahan untuk para penyihir. Ada dua kemungkinan cara kamu mati dengan dibakar hidup-hidup. Pertama, kamu mati karena keracunan karbon dioksida. Kedua, kamu harus menahan panasnya api yang perlahan memakan tubuh kamu dan pada akhirnya kamu mati karena kehabisan darah. 1. Tenggelam Dikutip dari list25.com, sekitar 360 ribu orang meninggal karena tenggelam di seluruh dunia setiap tahunnya. Manusia tidak bisa bernapas dalam air. Jadi, ketika air mengisi paru-paru mereka, mereka perlahan-lahan mengalami sesak napas sampai tak sadarkan diri. Pada akhirnya, tubuh akan memasuki fase relaksasi di mana air perlahan masuk ke dalam paru-paru yang membuat sensasi rasa "terbakar" hebat. Mengerikan, benar-benar mengerikan. Demikianlah 10 cara mati yang paling menyakitkan menurut sains. Semoga gak satu pun dari kita yang mengalami kejadian mengerikan di atas saat ajal menjemput.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD