#35 : Suara Yang Tak Terdengar

2096 Words
SUARA orang-orang yang sayup terdengar di telinga membuatku terusik pada akhirnya. Meski terasa berat di awalnya, tetapi akhirnya aku tetap membuka mata. Terik matahari yang menyelinap melalui celah-celah jendela akhirnya mulai terlihat di depan mataku. Menyinari ujung selimut yang entah sejak kapan dipakaikan untuk menutupi setengah badanku. Aku mencoba untuk menoleh, mencari sumber suara yang ternyata berasal dari Mom dan Dad. Mereka terlihat berdiri membelakangiku, tampak berbicara dengan seseorang yang belum kutahu siapa karena terhalang oleh tubuh orang tuaku. Menunggu adalah sesuatu yang kulakukan, sampai kemudian Dad menyadari bahwa aku sudah membuka mata dan kini menatap ke depan, pada dinding putih yang tak asing. "Ivana ...," Dad berjalan menghampiriku, kemudian disusul oleh Mom. "Kau sudah sadar?" Dan barulah, ketika Mom maupun Dad sudah berada di dekatku. Duduk pada tepi ranjang, mataku dapat menemukan sosok Louis di sana. Kenapa dia ada di sini, di rumahku? Namun aku tidak langsung bertanya, melainkan hanya memandang kedua orang tuaku bergantian. Mom adalah seseorang yang akhirnya membuka suara saat akhirnya Louis ikut mendekat dan berdiri di belakang wanita yang sangat kucintai ini. "Kau tiba-tiba pingsan di galeri seni, Mom sangat khawatir dan meminta bantuan orang-orang untuk membawamu ke rumah sakit." Aku pingsan? "Kami sudah berbicara dengan dokter dan mereka berkata bahwa kau mungkin mengalami serangan panik," lanjutnya. Dari raut wajahnya, aku dapat langsung menilai bahwa Mom sangat khawatir. "Kami meminta Louis datang untuk membantumu." "Kupikir itu hanya hal biasa, Mom." Suaraku terdengar parau. Sepertinya ini adalah efek samping dari cekikan yang kuterima dari pria itu. "Kau tidak perlu merepotkan Louis lagi." Aku merasa leherku sangat sakit dan dadaku sesak. Sepertinya aku kehilangan kesadaran karena mulai kekurangan oksigen di ruangan yang gelap. Namun saat aku menyentuh leherku dan berkata, "Seseorang mencekikku di lorong yang gelap, Mom." Wanita yang duduk di tepi ranjangku itu justru melihat Dad, ekspresinya tampak berbeda dengan ekspektasiku. Ia kemudian melihatku kembali dan menatapku sedih. Kedua matanya tampak sendu dan mulai berkaca-kaca. Apakah dia akan menangis? "Itu memang terasa mencekik." "Apa?" Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Mom. Sepertinya wanita ini tak memahami maksud ucapanku, sehingga aku perlu mengulang kalimatku sendiri, "Kau lihat di sini, 'kan? Pasti ada bekas luka atau bekas jeratan di sini. Seseorang melakukannya, Mom. Seseorang mencekikku di lorong yang gelap itu!" Bahkan tanpa sadar, aku telah membuat nada suaraku meninggi. Sampai akhirnya Louis pun mendekat dan memberikanku beberapa obat. "Kau sebaiknya meminum obatmu terlebih dahulu, Ivana." Aku melihat Mom, Dad, lalu ke Louis, sebelum akhirnya kutunjukkan eskpresi kesalku kepada semua orang. "Aku tidak ingin minum obat, aku ingin kalian tahu ada seseorang, oh, dia bahkan adalah seseorang yang membunuh Ethan malam itu, ya, dia ... dia ada di sana! Dia mencekikku sampai aku hampir mati. Dia yang melakukannya, Mom, Dad. Apakah kalian tidak mempercayaiku?" Alih-alih memuaskan perasaanku, ekspresi yang mereka perlihatkan, wajah sedih dan prihatin yang tampak jelas di kedua wajah itu, justru membuatku semakin kesal. Apakah mereka tak mempercayaiku sekarang? "Aku berkata jujur, Mom, Dad," kupelankan suaraku, tidak seperti sebelumnya. Namun kemudian Dad menepuk-nepuk pelan punggung tangan kananku. Membuatku memperhatikan gerakannya sebelum akhirnya ia berkata, "Mom sudah meminta bantuan temannya di galeri seni untuk melihat rekaman kamera pengawas." "Ah! Kalian juga melihatnya, 'kan?" tanyaku antusias. Setidaknya pelaku itu pasti tertangkap kamera pengawas saat memasuki lorong yang gelap itu. "Ada seseorang di sana." "Tidak, Sayang," sela Mom. Lagi, ia menunjukkan ekspresi sedih di wajahnya. Apakah aku tampak sangat menyedihkan sekarang? "Kau memasuki pintu menuju ke gudang itu sendirian." Mom tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya. "Mom melakukan kesalahan, seharusnya kau beristirahat di rumah." Louis kemudian meraih segelas air putih yang sudah tersedia di atas nakas dan kembali menyodorkan obat-obatan di tangannya. "Kau sebaiknya meminum obat-obatan ini agar lebih merasa tenang, Ivana," katanya menyarankan. Dan sepertinya aku tak bisa menolak saat ini. Sebaiknya aku menerimanya saja dan mencoba memahami situasinya. Sehingga pada detik selanjutnya, aku pun menerima segelas air dan obat-obatan yang diberikan oleh Louis, meminumnya, lalu mengembalikkannya seketika. "Aku akan menjagamu untuk beberapa hari." Dad lantas melanjutkan, "Mereka bilang, kau mungkin mengalami delusi karena tidak mengonsumsi obat-obatan secara rutin." "Delusi?" "Kau melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ada," ucap Dad mengakhiri penjelasannya. Namun apa yang kulihat di sana bukanlah ilusi yang tak nyata. Aku bahkan bisa merasakan deru napas pria itu saat ia mendekat. Tangannya yang kokoh menjerat leherku dengan sangat kuat. Kedua mata cokelatnya menatapku lekat. Ada kemarahan di sana, tetapi sorot kesedihan juga terselip di dalamnya. Aku bahkan sempat mendengarnya berkata bahwa aku sebaiknya tak melanjutkan penyelidikan dan pencarian ini atau nyawaku mungkin akan dalam bahaya. Aku yakin sekali mendengarnya di sana. Mengapa tak ada satupun yang mempercayaiku? "Mom meminta Louis untuk menjagamu selama tiga hari. Setidaknya, kau memiliki seseorang dari rumah sakit untuk mengawasi obat-obatanmu," kata Mom menjelaskan. Ia lantas berpaling kepada Louis yang masih berdiri di sana, di tempat yang sama. "Kau tidak apa-apa, 'kan, Louis? Maaf karena aku harus merepotkanmu." "Tentu saja, Mrs. Syam," jawabnya. "Aku akan keluar untuk menyiapkan makanan." "Terima kasih banyak," timpal Dad. Dan setelah Louis keluar dari kamarku, barulah aku menghela napas dan mendekatkan wajahku ke arah Mom maupun Dad yang duduk berdekatan. "Mom, Dad, aku benar-benar mengejar seseorang di sana. Dia adalah pria yang membunuh Ethan. Itu adalah orang yang sama. Aku berpikir untuk mengejarnya dan tiba-tiba saja ruangan menjadi gelap," kataku sembari berbisik. Tidak ingin Louis mendengar pembicaraan kami sedikitpun. "Aku kehilangan arah dan seseorang menyerangku. Dia mendorongku ke dinding dan berkata bahwa aku seharusnya tidak bertingkah dan dia terus mencekikku. Aku mulai kehilangan kesadaran di sana." Dad lantas membelai puncak kepalaku dan tersenyum tipis. Senyum yang kutahu itu artinya ia tak setuju dengan pernyataanku dan justru sedih melihatku bersikeras seperti ini. "Ivana, Mom sudah memeriksa semua kamera pengawas dan hanya kau yang memasuki ruangan itu. Kau sendirian di dalam sana." "Aku bersungguh-sungguh, Dad." Aku masih mencoba dan tak ingin menyerah sekarang. "Ivana, kau sebaiknya beristirahat dan tidak banyak berjalan-jalan dahulu. Sepertinya kau masih berada di tahap adaptasi dan ini akan sedikit berat untukmu." "Tapi, Dad--" "Ivana!" Untuk pertama kalinya, aku melihat Dad menyelaku dengan nada yang lebih tinggi. Ia kini membentakku. Apakah ini adalah Dad yang kukenal? *** MISTERI TIME. Banyak orang mengatakan jika musik dapat meningkatkan mood.Bahkan, beberapa lagu bisa digunakan sebagai medium terapi untuk menghilangkan stress. Tapi tahukah kamu, ada beberapa lagu yang terlarang untuk diputar? Beberapa lagu ini tercatat bisa bikin pendengarnya “gila” bahkan sampai bertemu ajal. Kali ini ayobandungbakal merangkum lima lagu terlarang yang dipercaya membawa kematian. Gloomy Sunday Gloomy Sunday merupakan sebuah lagu terlarang karangan Rezso Serres, seorang musisi asal Hungaria. Gloomy Sunday ditulis tahun 1933. Menukil dari Metal Floss, lagu ini mengisahkan kekasih sang musisi. Banyak yang beranggapan kekasih Rezso Serres ini tewas karena bunuh diri. Lagu ini mencapai puncak kepopuleran setelah dibawakan oleh Billy Holliday di tahun 1941. Parahnya, kepopuleran lagu ini juga meningkatkan angka bunuh diri. Tak hanya yang mendengarkan saja, sang penulis dan penyanyinya pun juga tewas karena bunuh diri. My Way Lagu My Wayditulis oleh Paul Anka yang diberikan untuk penyanyi Frank Sinatra. Merangkum dari The Guardian, konon, lagu ini menjadi kutukan di tempat-tempat karaoke di negara asalnya, yakni Filipina. Hal tersebut tentu menjadi salah satu faktor yang membuat lagu ini memiliki reputasi buruk di negaranya. Banyak warga yang meninggal setelah menyanyikan My Way di tempat karaoke. Tapi, ada juga yang membantah jika My Way adalah lagu kutukan dan mereka menganggap faktor tempat karaokelah salah satu penyebabnya. Requiem for A Tower Requiem for A Tower merupakan salah satu soundtrack dari film The Lord of The Rings. Lagu ini kabarnya membuat siapa pun yang mendengarnya menjadi seorang pembunuh. Merangkum dari NME, menurut kesaksian seorang korban selamat sebuah peristiwa penembakan, pelaku yang diduga seorang pria Norwegia membunuh banyak orang dengan cara menembaki dengan senapan. Dilaporkan, pelaku membunuh korbannya sambil mendengarkan lagu Requiem for A Tower dari earphone yang dipakainya. Bahkan, menurut penuturan saksi mata, wajah si pelaku saat membunuh berekspresi datar. Anehnya lagi, sebelum serangan senjata api, sang pelaku yang diketahui bernama Anders Breivik itu sempat menulis tentang potongan lagu tersebut secara daring, dengan mengatakan: "Aku telah mendengarkan lagu ini beberapa ratus kali dan sepertinya aku tidak pernah bosan. Ini sangat menginspirasi dan membangkitkan sejenis kemarahan yang penuh gairah di dalam diriku." Kejadian di tahun 2011 itu pun tercatat telah merenggut nyawa dari 76 warga sipil. Reverse Lagu Reverse Karlmayer merupakan suara, simfoni, atau musik yang dipercaya dapat memengaruhi otak manusia. Konon, suara-suara ini dapat menghancurkan mental seseorang dan membuat siapa yang mendengarnya menjadi gila. Beberapa menganggapnya sebagai musik setan karena bisa merusak jiwa dari mulai stres hingga bunuh diri. Reverse tidak seperti kebanyakan irama lagu pada umumnya. Lagu terlarang ini berisikan suara-suara yang janggal, seperti jeritan-jeritan dan suara kelelawar. Selain itu, lagu ini juga membuat pendengarnya menjadi gila, bahkan tewas apabila mendengarkan terlalu lama. Lagu Reverse dilarang didengarkan selama dua jam nonstop karena sugesti yang dihasilkan akan memengaruhi kondisi mental dan kejiwaan. Sejarah mencatat, lagu ini diciptakan oleh seorang penyair asal Jerman, Karlmayer. Tujuannya adalah untuk menekan dan menginterogasi tawanan perang di negara-negara Eropa saat itu. Konon, pada waktu itu, tawanan yang tertangkap ditempatkan di sebuah ruangan sempit yang gelap. Mereka diperdengarkan lagu ini selama lebih dari dua jam. Efeknya, mereka akan depresi dan stres, kemudian terpaksa mengungkapkan semua informasi dan rahasia dari musuh. Nina Bobo Lagu Nina Bobo adalah lagu pengantar tidur untuk anak-anak. Konon, judul lagu Nina Bobo diambil dari nama seorang anak perempuan bernama Helenina Mustika Van Rodjnik. Helenina merupakan blasteran Indonesia-Belanda yang lahir pada 1871. Ibunya bernama Mustika, berasal dari Tanah Jawa yang berprofesi sebagai penari. Ayahnya asal Belanda, bernama Kapten Van Rodjnik. Sejak kecil, Helenina dikisahkan selalu susah tidur. Setiap hendak tidur, Helenina selalu berontak dan menangis. Agar dapat tidur, ibunya selalu menyanyikan senandung kecil buatnya. Lambat laun, perilaku ini menjadi kebiasaan setiap hari. Bahkan setelah kematiannya, konon Helenina kerap menghantui keluarganya dan minta dinyanyikan lagu Nina Bobo. *** "Gloomy Sunday" merupakan lagu lawas yang ditulis pada 1933 silam di Hongaria. Lagu sedih ini ditulis dan dipopulerkan oleh seorang pianis dan komposer bernama Rezso Seress yang terlahir dengan nama Rudolf Spitzer. Konon, lagu berjudul "Gloomy Sunday" ini menjadi lagu yang paling menyeramkan di tanah Eropa dan Amerika pada zamannya. Inilah lima fakta tentang "Gloomy Sunday", lagu misterius yang konon menjadi penyebab bunuh diri. 1. Pencipta lagu ini meninggal karena bunuh diri Rezso Seress atau Rudolf Spitzer merupakan pianis dan penulis lagu asal Hongaria. Kisah hidupnya yang kelam membuat Rezso beberapa kali mengalami depresi. Seperti diberitakan dalam Hungary Today, lagu ciptaannya yang paling terkenal berjudul "Gloomy Sunday" (bahasa aslinya "Szomoru Vasarnap") ditulis pada 1933 silam. Masih dalam laman berita yang sama, Rezso yang depresi akibat Perang Dunia II dan hidup dalam kemiskinan, akhirnya melakukan usaha bunuh diri dengan cara melompat dari jendela apartemennya. Meskipun selamat, ia akhirnya meninggal karena bunuh diri dengan cara mencekik lehernya sendiri dengan kawat di rumah sakit. 2. Tingginya kasus bunuh diri di Hongaria dikaitkan dengan lagu ini Jurnal psikologi Mental Floss menuliskan bahwa Hongaria merupakan salah satu negara dengan tingkat bunuh diri yang cukup tinggi di dunia, yakni sekitar 46 dari 100 ribu orang per tahunnya. Catatan kertas tentang syair "Gloomy Sunday" juga beberapa kali ditemukan pada jenazah korban bunuh diri yang terjadi di beberapa kota di Eropa, mulai dari para remaja yang kerap mengakhiri hidup dengan gantung diri dan menenggelamkan diri, sampai orang dewasa yang melakukan hal yang sama setelah mendengarkan lagu ini secara intens. 3. "Gloomy Sunday" dicekal di beberapa negara Seperti diberitakan dalam Daily News Hungary, lagu kontroversial ini pernah dicekal oleh BBC dan pencekalan itu berlangsung selama 66 tahun. Kemudian, baru dicabut pada 2002 silam. Beberapa negara di Eropa dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat juga mencekal lagu ini karena dianggap berpotensi meningkatkan depresi dan keinginan bunuh diri. 4. Pernah populer karena dinyanyikan oleh penyanyi jaz ternama, Billie Holiday Billie Holiday merupakan penyanyi jaz ternama asal Amerika Serikat. Ia sempat tenar pada 1940-1950-an. Billie Holiday menyanyikan lagu ini pada 1941 dengan lirik bahasa Inggris. Syair dan sajaknya berisi kata-kata tentang depresi dan bunuh diri. 5. Legenda dan mitos tentang "Gloomy Sunday" tetap dipercaya hingga kini Hongaria sebagai salah satu negara dengan kasus bunuh diri yang sangat tinggi di dunia (bahkan berada satu tingkat di atas Jepang) tentu menambah kesan misterius lagu depresi ini. Bahkan, ada penyelidikan ilmiahnya, seperti yang ditulis dalam How Stuff Works. Lagu ini memang terbukti dapat memicu seseorang yang tengah depresi untuk mengambil jalan pintas yakni bunuh diri. Lantunan musik dan lirik yang mengandung ajakan untuk bunuh diri akan mengganggu psikologis dari pendengarnya, sekalipun jika itu didengarkan oleh orang normal. Itulah lima fakta tentang "Gloomy Sunday" yang misterius dan dianggap sebagai dalang kejadian bunuh diri di Hongaria. Cukup misterius dan mengerikan, bukan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD