"Malang-Jambi. Mengabaikan luka, memberanikan diri dan menghadapi." ••♡♡♡•• BUKAN maksud Virya mengadu pada sang serda. Tetapi, lelaki itulah yang memaksanya menceritakan yang sebenarnya. Hingga kalimat terakhir Virya dan jatuh menetesnya air mata Virya yang sekuat tenaga ia tahan. "Bahuku ada di sebelah kananmu Vir. Sini.." Serda Erlang membuat Virya bersandar di bahunya. Virya pun meluapkan tangisnya dengan suara lirih, agar ibu tidak mendengarnya. "Lalu, sekarang apa yang kamu lakukan?" Virya kembali duduk di samping Serda Erlang, mengusaikan acara bersandar itu. "Kemarin dia menghubungiku Bang. Bertanya kabar. Tentu saja aku jawab baik. Sekarang aku tidak ingin mengiriminya pesan-pesan seperti dulu, aku hanya akan menunggu dia mengabari aku. Jika dia masih ingat Bang.." Serda