BAB 8

1406 Words

"Pikiran boleh menolak bertindak. Tetapi, hati..siapa yang bisa menebak?" ••♡♡♡•• HARI ini, sebenarnya Virya tidak ingin bertemu dengan Prada Ardan. Mengingat ucapan lelaki itu kemarin, membuat nyali Virya menciut untuk memperjuangkan cintanya. Selain itu juga karena Virya kesal dengan tingkah sang Prada yang kerap menarik ulur perasaan. Tetapi, rupanya Tuhan memang selalu merencanakan pertemuan keduanya. "Vir, airnya sudah mendidih!" Teriak ibu pada anak gadisnya yang tengah melamun itu. Virya pun dengan cepat menuangkan air panas itu pada cangkir yang telah ia isi gula dan kopi. Anak gadis itu memang bertugas membuatkan bapaknya kopi setiap sepulangnya bekerja. Seperti sore ini. "Matur suwun ya, Nduk.." bapak melanjutkan kembali membaca koran. Virya mendudukkan dirinya di sampin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD