46. Si Doi

2061 Words
Selesai dari rumah Mesya yang ternyata masih memerlukan dua hari lagi untuk memulihkan tenaga sekaligus menetralkan kembali perasaannya dengan berada di rumah. Bahkan kedua orang tuanya mulai menerima bagaimana Mesya mendapatkan cuti selama tiga hari. Kini The Handsome Guy dan Evelina sampai berada di sekolah yang hampir bel masuk berdering. Membuat keempatnya bergegas menuju gedung kelas. Sebab, jika mereka sampai dipergoki belum berada di kelas akan mendapat hukuman, walaupun keberadaan Jordan cukup berpengaruh. “Eve, lo langsung ke kelas?” tanya Zafran saat sibuk membuka helm dan meletakkannya di dalam loker parkiran. “Iya, kalau dilambatin yang ada gue malah kena masalah sama Pak Han,” jawab Evelina lebih memilih memisahkan diri dibandingkan bersama ketiga lelaki tampan yang berniat untuk bolos. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ketiganya ingin ke kantin membeli sarapan lebih dulu, padahal jam pelajaran pertama hampir tepat pada waktunya. “Gue ke kelas dulu!” pamit Evelina setengah berlari meninggalkan ketiga lelaki yang masih berada di parkiran tanpa beban. Sepeninggalnya Evelina yang langsung menuju kelas, The Handsome Guy pun dengan santai melangkahkan kakinya. Sesekali mereka menanggapi sapaan dari para siswi yang mencari perhatian. Membuat Reyhan tampak sangat bersemangat, terlebih lelaki itu mencari salah satu siswi yang menjadi incarannya. Hal tersebut membuat Jordan dan Zafran yang memperhatikan keanehan dari sikap Reyhan hanya bisa menggeleng tidak percaya. Dari ketiga lelaki tampan itu, memang hanya Reyhan yang berani mengungkapkan rasa. Namun, sayang sekali lelaki itu masih belum bisa mengakui perasaannya secara langsung. “Gue pikir lo udah nyerah, Rey,” celetuk Zafran sedikit tidak percaya. “Belum. Gue masih suka sama dia, walaupun ada sedikit berlainan hati ke perempuan lagi,” balas Reyhan menggeleng pelan sembari mencari-cari gadis yang belum kelihatan. Padahal biasanya Reyhan selalu mendapati gadis itu tengah sendirian duduk dengan buku n****+ di tangannya. “Siapa?” tanya Zafran agak terkejut membuat Jordan ikut menoleh ke arah sahabatnya. Namun, bukannya menjawab Reyhan malah tersenyum misterius membuat lelaki itu benar-benar terlihat sedang menyembunyikan sesuatu. Bahkan Jordan yang biasanya acuh tak acuh pun mulai penasaran. Karena hampir selama tiga bulan penuh Reyhan menjadi seorang lelaki yang begitu mendewakan gadis tanpa nama dari kelas sebelah. Sampai akhirnya mereka berdua mendengar kenyataan lagi bahwa Reyhan sudah memiliki kandidat lain dalam pengisi kekosongan hatinya. Tentu saja hal tersebut membuat Jordan dan Zafran sukses dibuat penasaran. Apalagi Reyhan selalu tertutup dengan kisah asmaranya, sebab lelaki itu tidak memiliki nyali untuk mendekati gadis tersebut. Hanya karena tidak ingin dibuat sengsara oleh penggemarnya sendiri. Sebenarnya Zafran ingin sekali mengungkapkan perasaannya seperti lelaki lain. Berkencan di tempat romantis, dan tidak perlu khawatir dalam menunjukkan perasaannya. Namun, lelaki itu seperti selebriti yang menyembunyikan perasaannya demi penggemar. Sebab, mereka tidak seperti Evelina yang selalu mendapatkan perlindungan penuh dari The Handsome Guy, akibat gadis itu selalu mendapat perisakan ketika mereka bertiga belum mengetahuinya. “Rey, itu bukannya gebetan lo?” celetuk Zafran tanpa sengaja melihat siluet gadis tengah terpojok dengan beberapa lelaki di depannya. Mendengar perkataan tersebut, Reyhan pun langsung menoleh dengan kepalan tangan yang mengencang. Matanya tanpa sangat emosi melihat apa yang dilakukan lelaki itu benar-benar sangat tidak bermoral. Saat salah satu dari empat lelaki itu hendak menyentuh d**a sang gadis yang mulai ketakutan, tepat pada saat yang bersamaan Reyhan melompat layaknya harimau buas dan langsung mendaratkan tendangan andalannya pada sisi lengan lelaki tersebut. Sedangkan Jordan dan Zafran hanya bisa menganga melihat betapa kerennya Reyhan saat melompat tadi. Keduanya kompak mengacungkan jempol sembari mengangguk kaku melihat satu sama lain. “Rey … Reyhan,” panggil salah satu dari empat lelaki itu dengan wajah berusaha tetap tenang, walaupun suaranya terdengar sedikit gemetar akibat ketakutan. Mereka jelas tidak menyangka ternyata The Handsome Guy masih berkeliaran di luar kelas dan memergoki keempatnya sedang melakukan hal yang sangat tidak bermoral. Apalagi salah satu dari mereka mengenal Reyhan dengan sangat baik. Membuat keadaan semakin runyam, meskipun tidak ada yang menyadari bahwa mereka telah menjadikan target gadis itu sama saja mencari masalah berkepanjangan dengan The Handsome Guy, tepatnya oleh Reyhan. Sedangkan siswi yang mereka tolong tampak tidak bergeming di tempatnya mengundang rasa penasaran Zafran. Lelaki itu pun mendekati seorang siswi yang ternyata name tag-nya terjatuh tidak jauh dari pijakan gadis tersebut. Selesai dari rumah Mesya yang ternyata masih memerlukan dua hari lagi untuk memulihkan tenaga sekaligus menetralkan kembali perasaannya dengan berada di rumah. Bahkan kedua orang tuanya mulai menerima bagaimana Mesya mendapatkan cuti selama tiga hari. Kini The Handsome Guy dan Evelina sampai berada di sekolah yang hampir bel masuk berdering. Membuat keempatnya bergegas menuju gedung kelas. Sebab, jika mereka sampai dipergoki belum berada di kelas akan mendapat hukuman, walaupun keberadaan Jordan cukup berpengaruh. “Eve, lo langsung ke kelas?” tanya Zafran saat sibuk membuka helm dan meletakkannya di dalam loker parkiran. “Iya, kalau dilambatin yang ada gue malah kena masalah sama Pak Han,” jawab Evelina lebih memilih memisahkan diri dibandingkan bersama ketiga lelaki tampan yang berniat untuk bolos. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ketiganya ingin ke kantin membeli sarapan lebih dulu, padahal jam pelajaran pertama hampir tepat pada waktunya. “Gue ke kelas dulu!” pamit Evelina setengah berlari meninggalkan ketiga lelaki yang masih berada di parkiran tanpa beban. Sepeninggalnya Evelina yang langsung menuju kelas, The Handsome Guy pun dengan santai melangkahkan kakinya. Sesekali mereka menanggapi sapaan dari para siswi yang mencari perhatian. Membuat Reyhan tampak sangat bersemangat, terlebih lelaki itu mencari salah satu siswi yang menjadi incarannya. Hal tersebut membuat Jordan dan Zafran yang memperhatikan keanehan dari sikap Reyhan hanya bisa menggeleng tidak percaya. Dari ketiga lelaki tampan itu, memang hanya Reyhan yang berani mengungkapkan rasa. Namun, sayang sekali lelaki itu masih belum bisa mengakui perasaannya secara langsung. “Gue pikir lo udah nyerah, Rey,” celetuk Zafran sedikit tidak percaya. “Belum. Gue masih suka sama dia, walaupun ada sedikit berlainan hati ke perempuan lagi,” balas Reyhan menggeleng pelan sembari mencari-cari gadis yang belum kelihatan. Padahal biasanya Reyhan selalu mendapati gadis itu tengah sendirian duduk dengan buku n****+ di tangannya. “Siapa?” tanya Zafran agak terkejut membuat Jordan ikut menoleh ke arah sahabatnya. Namun, bukannya menjawab Reyhan malah tersenyum misterius membuat lelaki itu benar-benar terlihat sedang menyembunyikan sesuatu. Bahkan Jordan yang biasanya acuh tak acuh pun mulai penasaran. Karena hampir selama tiga bulan penuh Reyhan menjadi seorang lelaki yang begitu mendewakan gadis tanpa nama dari kelas sebelah. Sampai akhirnya mereka berdua mendengar kenyataan lagi bahwa Reyhan sudah memiliki kandidat lain dalam pengisi kekosongan hatinya. Tentu saja hal tersebut membuat Jordan dan Zafran sukses dibuat penasaran. Apalagi Reyhan selalu tertutup dengan kisah asmaranya, sebab lelaki itu tidak memiliki nyali untuk mendekati gadis tersebut. Hanya karena tidak ingin dibuat sengsara oleh penggemarnya sendiri. Sebenarnya Zafran ingin sekali mengungkapkan perasaannya seperti lelaki lain. Berkencan di tempat romantis, dan tidak perlu khawatir dalam menunjukkan perasaannya. Namun, lelaki itu seperti selebriti yang menyembunyikan perasaannya demi penggemar. Sebab, mereka tidak seperti Evelina yang selalu mendapatkan perlindungan penuh dari The Handsome Guy, akibat gadis itu selalu mendapat perisakan ketika mereka bertiga belum mengetahuinya. “Rey, itu bukannya gebetan lo?” celetuk Zafran tanpa sengaja melihat siluet gadis tengah terpojok dengan beberapa lelaki di depannya. Mendengar perkataan tersebut, Reyhan pun langsung menoleh dengan kepalan tangan yang mengencang. Matanya tanpa sangat emosi melihat apa yang dilakukan lelaki itu benar-benar sangat tidak bermoral. Saat salah satu dari empat lelaki itu hendak menyentuh d**a sang gadis yang mulai ketakutan, tepat pada saat yang bersamaan Reyhan melompat layaknya harimau buas dan langsung mendaratkan tendangan andalannya pada sisi lengan lelaki tersebut. Sedangkan Jordan dan Zafran hanya bisa menganga melihat betapa kerennya Reyhan saat melompat tadi. Keduanya kompak mengacungkan jempol sembari mengangguk kaku melihat satu sama lain. “Rey … Reyhan,” panggil salah satu dari empat lelaki itu dengan wajah berusaha tetap tenang, walaupun suaranya terdengar sedikit gemetar akibat ketakutan. Mereka jelas tidak menyangka ternyata The Handsome Guy masih berkeliaran di luar kelas dan memergoki keempatnya sedang melakukan hal yang sangat tidak bermoral. Apalagi salah satu dari mereka mengenal Reyhan dengan sangat baik. Membuat keadaan semakin runyam, meskipun tidak ada yang menyadari bahwa mereka telah menjadikan target gadis itu sama saja mencari masalah berkepanjangan dengan The Handsome Guy, tepatnya oleh Reyhan. Sedangkan siswi yang mereka tolong tampak tidak bergeming di tempatnya mengundang rasa penasaran Zafran. Lelaki itu pun mendekati seorang siswi yang ternyata name tag-nya terjatuh tidak jauh dari pijakan gadis tersebut. Selesai dari rumah Mesya yang ternyata masih memerlukan dua hari lagi untuk memulihkan tenaga sekaligus menetralkan kembali perasaannya dengan berada di rumah. Bahkan kedua orang tuanya mulai menerima bagaimana Mesya mendapatkan cuti selama tiga hari. Kini The Handsome Guy dan Evelina sampai berada di sekolah yang hampir bel masuk berdering. Membuat keempatnya bergegas menuju gedung kelas. Sebab, jika mereka sampai dipergoki belum berada di kelas akan mendapat hukuman, walaupun keberadaan Jordan cukup berpengaruh. “Eve, lo langsung ke kelas?” tanya Zafran saat sibuk membuka helm dan meletakkannya di dalam loker parkiran. “Iya, kalau dilambatin yang ada gue malah kena masalah sama Pak Han,” jawab Evelina lebih memilih memisahkan diri dibandingkan bersama ketiga lelaki tampan yang berniat untuk bolos. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ketiganya ingin ke kantin membeli sarapan lebih dulu, padahal jam pelajaran pertama hampir tepat pada waktunya. “Gue ke kelas dulu!” pamit Evelina setengah berlari meninggalkan ketiga lelaki yang masih berada di parkiran tanpa beban. Sepeninggalnya Evelina yang langsung menuju kelas, The Handsome Guy pun dengan santai melangkahkan kakinya. Sesekali mereka menanggapi sapaan dari para siswi yang mencari perhatian. Membuat Reyhan tampak sangat bersemangat, terlebih lelaki itu mencari salah satu siswi yang menjadi incarannya. Hal tersebut membuat Jordan dan Zafran yang memperhatikan keanehan dari sikap Reyhan hanya bisa menggeleng tidak percaya. Dari ketiga lelaki tampan itu, memang hanya Reyhan yang berani mengungkapkan rasa. Namun, sayang sekali lelaki itu masih belum bisa mengakui perasaannya secara langsung. “Gue pikir lo udah nyerah, Rey,” celetuk Zafran sedikit tidak percaya. “Belum. Gue masih suka sama dia, walaupun ada sedikit berlainan hati ke perempuan lagi,” balas Reyhan menggeleng pelan sembari mencari-cari gadis yang belum kelihatan. Padahal biasanya Reyhan selalu mendapati gadis itu tengah sendirian duduk dengan buku n****+ di tangannya. “Siapa?” tanya Zafran agak terkejut membuat Jordan ikut menoleh ke arah sahabatnya. Namun, bukannya menjawab Reyhan malah tersenyum misterius membuat lelaki itu benar-benar terlihat sedang menyembunyikan sesuatu. Bahkan Jordan yang biasanya acuh tak acuh pun mulai penasaran. Karena hampir selama tiga bulan penuh Reyhan menjadi seorang lelaki yang begitu mendewakan gadis tanpa nama dari kelas sebelah. Sampai akhirnya mereka berdua mendengar kenyataan lagi bahwa Reyhan sudah memiliki kandidat lain dalam pengisi kekosongan hatinya. Tentu saja hal tersebut membuat Jordan dan Zafran sukses dibuat penasaran. Apalagi Reyhan selalu tertutup dengan kisah asmaranya, sebab lelaki itu tidak memiliki nyali untuk mendekati gadis tersebut. Hanya karena tidak ingin dibuat sengsara oleh penggemarnya sendiri. Sebenarnya Zafran ingin sekali mengungkapkan perasaannya seperti lelaki lain. Berkencan di tempat romantis, dan tidak perlu khawatir dalam menunjukkan perasaannya. Namun, lelaki itu seperti selebriti yang menyembunyikan perasaannya demi penggemar. Sebab, mereka tidak seperti Evelina yang selalu mendapatkan perlindungan penuh dari The Handsome Guy, akibat gadis itu selalu mendapat perisakan ketika mereka bertiga belum mengetahuinya. “Rey, itu bukannya gebetan lo?” celetuk Zafran tanpa sengaja melihat siluet gadis tengah terpojok dengan beberapa lelaki di depannya. Mendengar perkataan tersebut, Reyhan pun langsung menoleh dengan kepalan tangan yang mengencang. Matanya tanpa sangat emosi melihat apa yang dilakukan lelaki itu benar-benar sangat tidak bermoral. Saat salah satu dari empat lelaki itu hendak menyentuh d**a sang gadis yang mulai ketakutan, tepat pada saat yang bersamaan Reyhan melompat layaknya harimau buas dan langsung mendaratkan tendangan andalannya pada sisi lengan lelaki tersebut. Sedangkan Jordan dan Zafran hanya bisa menganga melihat betapa kerennya Reyhan saat melompat tadi. Keduanya kompak mengacungkan jempol sembari mengangguk kaku melihat satu sama lain. “Rey … Reyhan,” panggil salah satu dari empat lelaki itu dengan wajah berusaha tetap tenang, walaupun suaranya terdengar sedikit gemetar akibat ketakutan. Mereka jelas tidak menyangka ternyata The Handsome Guy masih berkeliaran di luar kelas dan memergoki keempatnya sedang melakukan hal yang sangat tidak bermoral. Apalagi salah satu dari mereka mengenal Reyhan dengan sangat baik. Membuat keadaan semakin runyam, meskipun tidak ada yang menyadari bahwa mereka telah menjadikan target gadis itu sama saja mencari masalah berkepanjangan dengan The Handsome Guy, tepatnya oleh Reyhan. Sedangkan siswi yang mereka tolong tampak tidak bergeming di tempatnya mengundang rasa penasaran Zafran. Lelaki itu pun mendekati seorang siswi yang ternyata name tag-nya terjatuh tidak jauh dari pijakan gadis tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD