57. Perkelahian

1021 Words
Kedatangan The Handsome Guy ke kelas 11 IPA 2 jelas membuat para siswi di sana tampak senang. Mereka berlomba-lomba mencari perhatian dengan berbincang bersama Reyhann, karena hanya lelaki itu yang satu-satunya tidak dingin dan misterius. Sedangkan Jordan sudah tenggelam dengan kegiatannya sendiri bersama ponsel yang mungkin sedang melakukan push rank. Lain halnya dengan Zafran yang terlihat duduk bersama Evelina. “Zaf, gue punya cokelat! Lo mau?” celetuk Evelina mengambil tas ranselnya di sisi meja, lalu meletakkan di atas meja kosong tanpa buku. “Ya jelas mau! Dapat dari mana?” balas Zafran cepat. “Kemarin gue bongkar mobil Papah, dan ketemu cokelat ini. Gue minta dikit buat lo, Jo sama Rey. Tapi, Jordan udah gue kasih tadi pagi, jadi tinggal lo sama Rey aja.” Sejenak Zafran mulai membuka bungkus cokelat tersebut dan mulai memakannya dengan begitu lahap. Ia mengangguk-angguk pelan sembari mengacungkan jempol. “Enak. Beli di mana?” “Katanya dikasih, jadi gue ambil lumayan banyak. Karena Mamah juga enggak suka.” “Astaga, Tante Wendy masih benci sama cokelat? Gue kira tinggal di Swiss bakalan suka.” Zafran tampak terkejut dengan kenyataan yang sebenarnya sudah lelaki itu dengar sejak dulu. Evelina mengangkat bahunya acuh tak acuh, lalu berkata, “Bukan benci, Zaf. Lebih tepatnya enggak suka. Beda sama Papah yang benci keju. Apa pun makanan dan minuman yang berkaitan sama keju, pasti langsung dibuang. Bahkan sebelum dirasa sama sekali.” “Unik, ya. Sedangkan anaknya malah suka kedua rasa itu,” timpal Zafran tertawa pelan, lalu memberikan cokelat tersebut ke arah Reyhan. “Dari Eve! Mau enggak lo?” “Eits! Anda benar-benar nakal, tentu saja saya mau,” jawab Reyhan menarik cokelat tersebut cepat. Kebetulan sekali tindakan itu pun tidak luput dari perhatian Syafa yang kebetulan melintas untuk membagikan buku paket hasil pinjaman dari perpustakaan. Gadis itu tampak melirik ke arah tangan Reyhan yang terlihat sibuk membuka cokelat kesukaannya. “Cokelat dari mana, Ve? Kok lo enggak ngajak gue beli,” keluh Syafa mengerucutkan bibirnya kesal sembari memeluk sekitar lima buku yang masih tersisa. “Ah, itu dari Papah gue,” balas Evelina meringis pelan, lalu mencari-cari cokelat yang mungkin tersisa. “Sepertinya udah habis, kalau ada besok gue bawa lagi.” Syafa mengembuskan napas panjang, lalu menggeleng pelan. “Enggak usah, Ve. Jangan ngerepotin, gue juga punya kok. Tapi, pengen dari lo aja.” Mendengar hal tersebut, Zafran langsung mengambil buku paket yang berada di atas meja dan memukulnya pelan pada lengan Syafa sembari mencibir menyebalkan. Gadis cantik nan mungkin yang mendapatkan perlakuan kasar, tetapi tidak sakit sama sekali itu pun mendengkus keras-keras dan melenggang pergi begitu saja. Membuat Evelina menggeleng tidak percaya. Memang tidak dapat dipungkiri bagi Reyhan dan Zafran, kelas 11 IPA 2 seakan sudah menjadi kelas kedua bagi lelaki tersebut. Mereka sudah tidak segan lagi berbincang ataupun bertukar informasi. Popularitas The Handsome Guy yang semakin melejit membuat mereka bangga kelasnya setiap hari selalu menjadi ruangan kedua bagi ketiga lelaki tampan itu. Semua berkat kehadiran Evelina dan Jordan yang menjadi satu-satunya penghubung bagi sikap terselubung mereka. Bahkan Reyhan sudah tenggelam dengan perbincangan banyak murid kelas 11 IPA 2 yang membicarakan banyak hal. Mulai dari hal-hal viral sampai berita kencan artis luar negeri yang patut dibicarakan. Apalagi pendapat mereka patut pula diperhitungkan. Saat Evelina dan Zafran asyik berbincang di bangku, kelas 11 IPA 2 mendadak senyap. Awalnya mereka yang berisik pun satu per satu mengantupkan mulutnya membuat Evelina merasa penasaran dan mengangkat pandangannya menuju depan kelas memperlihatkan empat lelaki yang menatap tajam ke arah The Handsome Guy. “Zafran, sini maju lo! Jangan jadi pengecut!” kecam salah satu dari empat lelaki tersebut. Sontak pandangan seluruh murid kelas 11 IPA 2 itu pun menatap ke arah Zafran yang tersenyum miring, lalu bangkit dari tempat duduknya mendekati empat orang lelaki berseragam acak yang berdiri di depan kelas. Evelina pun tampak panik dan menoleh ke arah Jordan yang tetap tak bergeming di tempatnya. Sedangkan Reyhan mulai menegakkan tubuh penuh waspada. Siapa pun pasti akan merasa waspada ketika Zafran sudah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Pertanda lelaki itu menantang siapa pun yang berada di hadapannya. “Kalau mau caper jangan di sini, lo enggak malu dilihat adik kelas?” ucap Zafran begitu tenang dengan nada menusuk yang sangat dalam. “Apa maksud lo bilang ini sama kepsek? Hah!?” bentak lelaki itu sama sekali tidak mengindahkan perkataan Zafran. Dan benar saja, Zafran langsung menarik keras lelaki itu dan meninjunya hingga keluar kelas. Membuat para siswi spontan berteriak terkejut. Evelina pun mendadak bangkit dan hendak melerai pertengkaran keduanya. Namun, dengan cepat Syafa mencekal pergelangan tangan gadis itu sembari menggeleng pelan. Reyhan yang awalnya tenang berada di bangku pun mulai maju. Sebab, ini masalah menyangkut dengan Yeoso dan Reyhan merasa sangat bersalah pada Zafran sudah menjadi target empat lelaki yang dilaporkannya. Sementara itu, Jordan mengembuskan napas panjang dan memasukkan ponselnya ke dalam saku. Kemudian, lelaki tampan berwajah dingin itu pun berdiri di depan kelas menatap penuh intimidasi ke arah mereka semua. “Jangan ada yang keluar kelas selain Syafa!” ucap Jordan penuh penekanan. Sontak perkataan itu pun sukses membuat seluruh murid kelas 11 IPA 2 melenggang masuk satu per satu dan mendudukkan diri dengan rapi. Mereka semua jelas takut dengan aura pembawaan Jordan yang begitu mengintimidasi. Setelah selesai, Jordan melenggang keluar dan menutup pintu kelasnya rapat-rapat. Meninggalkan Evelina yang terlihat cemas dengan pertengkaran sahabatnya bersama seorang lelaki asing. Di luar kelas, Zafran tampak berkelahi dengan seorang lelaki yang berteriak di depan kelas tadi. Keduanya tidak ada yang mau mengalah membuat Reyhan hanya berdiri di pinggiran sembari menatap ketiga pengikut lelaki tersebut. Membuat Jordan yang melihatnya langsung melayangkan sebuah tendangan mematikan. The Handsome Guy pun terlibat pertarungan sengit sampai berada di kelas sebelah, sebab mereka bertengkar saling melempar tubuh satu sama lain menuju lantai dasar. Tentu saja Zafran dikenal sangat buas ketika memulai pertengkaran. Anehnya, lelaki itu selalu menggunakan lapangan untuk memperlihatkan perkelahian dibandingkan di dalam kelas yang akan menjadi tontonan gratis para siswi. Sontak suara ala pertengkaran itu pun sukses memanggil semua guru yang berada di dalam ruangan. Mereka tampak terkejut melihat The Handsome Guy menghajar habis-habisan empat kakak kelas tersebut tanpa merasa takut sama sekali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD