Rekaman Video Yang Mengejutkan

1157 Words
Awan terlihat mendung pagi itu sehingga matahari tidak mengeluarkan sinar cerahnya. Henry yang sejak semalam tak bisa tidur sama sekali karena merasa ada sesuatu yang berbeda di dalam kamarnya yakni sosok wanita yang sudah lama diinginkannya. Henry berbaring di samping Gaby dan memainkan jemari tangannya membelai rambut Gaby yang terurai panjang. Sementara itu suara gemuruh saling bersahutan di langit yang tampak mendung bahkan rintik hujan pun kian membasahi tanaman di halaman mansion mewah milik sang mafia besar yang sedang memperhatikan wajah cantik milik sang nona manja yang kaya raya. Jeeddaaarr!!! Suara petir tiba-tiba saja terdengar cukup keras membuat kaget seorang wanita yang semula tertidur cukup pulas dan kini bangun terduduk diatas ranjang. “Suara apa tadi? Suara gempa atau tsunami?” Gaby yang belum sepenuhnya tersadar tampak meracau sendirian sembari mengucek kedua matanya tanpa menyadari sedikitpun bahwa ada sosok pria yang berada disampingnya dan sedang menatapnya. “Itu suara petir!” Henry sengaja berbisik di telinga Gaby supaya Gaby menyadari keberadaannya. “Oh, ternyata suara petir.” Gaby bergumam lagi kemudian terdiam sejenak dan membulatkan kedua matanya ketika mendapati tubuhnya hanya berbalut selimut tanpa busana, lalu ia segera menyadari bahwa baru saja terdengar suara pria yang berbisik ditelinganya. “Aaaaaaaaaa….” Gaby berteriak kaget setengah mati setelah melihat sosok pria yang begitu asing dimatanya. Sejatinya Gaby memang tidak pernah bertemu apalagi berkenalan langsung dengan Henry karena selama ini Henry hanya menatap Gaby dari kejauhan dan menyimpan rasa ketertarikannya di dalam hati. Dengan cepat Gaby bergerak menjauh dari Henry hingga tak menyadari bahwa dirinya sudah berada diujung ranjang dan jika ia bergerak lagi sedikit saja maka dirinya akan jatuh ke lantai. “Si-siapa kau? Ke-ke-kenapa kau ada di kamarku?” Gaby memekik sambil gemetaran saat menunjuk kearah Henry yang justru terlihat tenang bahkan menyunggingkan senyuman tipis dibibirnya. “Kau yakin ini ruang kamarmu?” tanya Henry yang lantas membuat Gaby kebingungan dengan menolehkan wajahnya kesana kemari melihat sekeliling ruang kamar yang tentu saja berbeda dengan ruang kamarnya. Gaby yang telah menyadari bahwa ruangan itu bukanlah kamarnya lantas terperanjat dan mengingat semua aktivitas yang dijalaninya kemarin berikut dengan pesta di club malam. Tak juga luput dari ingatan Gaby bahwa dirinya sempat dibawa masuk ke dalam mobil oleh adik iparnya, Lizzie yang kini tak lagi terlihat di retina matanya. “Di-dimana Lizzie?” tanya Gaby menampakkan raut wajahnya yang begitu cemas terhadap adik iparnya tersebut kepada Henry yang justru menyeringai kecil. Henry tak menjawab pertanyaan Gaby, ia berbalik menghampiri sebuah meja dan meraih ponselnya disana, lalu kembali mendekat kepada Gaby untuk menunjukkan sebuah video yang ia rekam semalam. “Lihat ini! Apakah kau sedang mencari wanita licik ini?” Henry menunjukkan layar ponselnya tepat dihadapan wajah Gaby. Raut wajah Gaby yang semula tampak cemas karena tak melihat sosok adik iparnya kini berubah kaget saat melihat rekaman video yang ditunjukkan Henry kepadanya. Dalam rekaman itu tampak begitu jelas bahwa Lizzie mencemplungkan sebutir obat ke dalam minuman milik Gaby di club semalam. “Apa kau masih mencemaskannya setelah melihat semua yang dilakukannya padamu semalam?” ujar Henry kepada Gaby dengan tatapan matanya yang tajam. “Apa yang dia lakukan? Mengapa dia melakukannya padaku?” mulut Gaby bergumam sendirian sedangkan kedua matanya masih menatap rekaman video yang terus berjalan. “Dasar nona kaya raya yang manja dan naif!” celetuk Henry membeberkan semua sifat yang dimiliki Gaby. Gaby terus bertanya-tanya di dalam hatinya sepanjang melihat rekaman video mengenai perbuatan buruk yang sengaja dilakukan Lizzie terhadapnya di sebuah hotel. “Aaaaaaaa!!!” suara jerita Lizzie dari rekaman video itu mengagetkan Gaby hingga tubuhnya tampak gemetar ketakutan. Henry segera menghentikan video tersebut serta menjauhkan ponselnya agar Gaby tidak semakin ketakutan. Henry meraih wajah Gaby dan menggenggam dagunya perlahan, lalu tatapan mereka kembali bertemu. “Apa yang kau inginkan dariku? Kau ingin uang? Sebutkan saja, suamiku akan memberimu uang yang banyak!” ujar Gaby masih saja menganggap Henry sebagai seorang penculik yang menginginkan keuntungan darinya. “Huh!” Henry mendengus kesal seraya menghempaskan wajah Gaby agak kasar. Henry membuka pakaiannya dihadapan Gaby untuk menunjukkan begitu banyak kissmark yang tertinggal ditubuhnya bahkan luka cakaran juga terlihat di pundak serta punggungnya. Gaby hampir jatuh dari ranjang itu lantaran kaget melihat kissmark yang begitu banyak di tubuh Henry, namun ia berhasil menguasai dirinya dengan berpegangan pada tiang yang ada sisi ranjang tersebut. Disaat Gaby berusaha untuk menjaga jarak dengan Henry, namun Henry justru semakin mendekatinya, lalu berbisik lagi. “Semua bekas ditubuhku ini menandakan betapa liarnya kau saat mencapai klimaksmu semalam… kau persis seperti singa betina yang lapar!” kalimat yang baru saja dibisikkan Henry di telinga Gaby membuat wanita tersebut semakin terkejut. Pllaakk!!! Henry terpaku sejenak dan merasakan perihnya sebuah tamparan yang Gaby alamatkan kewajahnya karena telah membisikkan kalimat-kalimat yang terdengar cukup m***m kepada wanita muda tersebut. Rasa kesal lantas menyelimuti hati dan pikiran Henry, lalu dengan cepat telapak tangan Henry yang lebar mencengkeram lengan Gaby dengan kencang. “Aw….” Gaby meringis kesakitan merasakan betapa kerasnya cengkeraman tangan Henry pada lengannya yang kecil dan mulus. Meskipun melihat raut wajah Gaby yang sedang menahan rasa sakit akibat cengkeraman tangannya, Henry sang mafia besar yang dijuluki sebagai Mr. Psikopat nampak tak perduli, ia justru menarik Gaby hingga masuk ke dalam dekapannya. “Lepaskan aku!!!” pekik Gaby memberontak sekuat tenaga agar terlepas dari dekapan Henry. “Beraninya kau menamparku setelah kau memperkosaku semalaman… kau harus bertanggungjawab dan memberiku kompensasi yang setimpal!” ujar Henry yang masih saja melontarkan kalimat m***m yang membuat Gaby semakin kesal. “Dasar pria gila! Lepaskan aku!” Gaby terus memekik dengan kencang, lalu dengan sengaja menggigit pundak Henry supaya dirinya bisa terlepas dari dekapan Henry. “Aaarrrhhh!!!” Henry mengerang kesakitan, namun dekapannya tetap saja tidak melonggar sedikitpun hingga membuat Gaby merasa putus asa. “Hiks-hiks-hiks….” Gaby mengeluarkan jurus ampuhnya yang juga selalu dilakukan oleh para wanita terhadap pria, yaitu menangis. Dekapan Henry yang terasa begitu kencang hingga membuat Gaby sesak nafas perlahan melonggar bahkan terlepas dari tubuh Gaby. Henry tampak panik dan cepat-cepat menghapus air mata yang mengalir diwajah Gaby dengan kedua tangannya. “Jangan menangis… sebenarnya aku tidak ingin menyakitimu!” ucap Henry dengan sikapnya yang berubah drastis. Henry yang semula bersikap kasar dan bicara seenaknya kepada Gaby seketika berubah menjadi pria yang lembut. Perubahan sikap Henry saat itu ternyata ingin dimanfaatkan oleh Gaby yang langsung mendorong tubuh Henry dengan sekuat tenaganya, lalu ia turun dari ranjang dan berlari kearah pintu, namun ketika sedikit lagi tangannya meraih pegangan pintu tersebut dari arah belakang Henry membekap tubuhnya. “Lepaskan aku!!!” Gaby berteriak kencang disaat Henry mengangkat tubuh mungilnya agar menjauh dari pintu kamar itu. “Kau tidak boleh pergi kemanapun karena kau adalah milikku!” ucap Henry sebelum menghempaskan tubuh Gaby kembali keatas ranjang tidurnya kemudian keluar dari kamar itu serta mengunci pintu dari luar. Gaby kembali berlari menghampiri pintu dan menggedor-gedornya dari dalam kamar sembari berteriak, namun tidak ada satupun orang yang berani datang untuk membantunya meskipun di mansion mewah itu terdapat banyak pelayan yang tentu saja mendengar suara teriakannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD