"Sini, gua mau bicara sama elu!" Rafan menyeret tangan Luna. Mata celingukan mencari tempat yang sepi dan bebas dari mata-mata kedua orangtuanya. Sebelum menutup pembahasan pernikahan, para tetua sempat mewanti-wanti agar mereka tak dulu bersama meskipun ada kesempatan berjodoh. Di depan nurut, tapi di belakang lain lagi ceritanya. Lihatlah ketika Rafan menyeret Luna di belakang kadang kambing milik warga, bau pun ditahan demi mencari tempat aman. "Apa sih?" Luna menarik tangannya dengan paksa hingga terlepas dari cengkeraman Rafan. Dia mengendus bau yang menggelitik indera penciumannya, tiba-tiba saja langsung mual. "Anjir bau banget. Berapa lama gak dibersihin kadang kambingnya?" Luna mengerutu kesal. "Gak ada tempat lain apa? Masa lo ngajak gue ke sini? Gak ada modal banget sih?" o