Bab 33

1407 Words

“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Luna setelah duduk berdiam diri, memikirkan jalan keluar untuk masalah yang sedang dihadapi, tapi tak kunjung ada satu pun ide yang lewat di kepalanya. Terasa buntu, apalagi mengingat ibunya sedang dalam perjalanan. Tak ada balasan apa-apa, dia menoleh, ternyata tertidur pulas. Terdengar dengkusan halus dan itu membuat Luna geram. “Astaga ni anak giliran masalah genting malah tidur.” Tangan kecil itu meraba hidung Rafan, mencubit sekeras mungkin sampai sang empunya ngap-ngapan dan terpaksa membuka mata. “Apaan sih lu? Gak ada kerjaan banget,” omel Rafan memegang hidungnya. Ditarik napas lalu dikeluarkan lagi untuk mengecek bahwa hidungnya masih berguna setelah dicubit oleh pawang buaya. “Harusnya lo itu mikir jalan keluar dari masalah yang elo bikin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD