Fans Sean

1054 Words
Byur! Satu persatu tim extramers diguyur oleh empat gayung yang berisi air penuh. “Pfftt!” Dinda tertawa melihat keempat pemuda tampan itu dibangunkan dengan cara diguyur. “Astaga dragon lo kalau nyiram bilang-bilang dong!” teriak Gilang yang paling heboh. Namun, seketika ia memucat karena yang baru saja ia bentak adalah Bu Marni kaprodi teknologi game. “Eh ibu, ibu ngapain di sini? Tempat berdebu bukanlah sesuatu yang pantas dimasuki oleh wanita cantik seperti ibu,” kata Gilang dengan nada yang sangat halus membuat gelak tawa Dinda semakin keras.. Gilang melihat ke arah Dinda dengan wajah jengkel kemudian tersenyum lagi ke Bu Marni. “Bu, kami terjebak di dalam dunia game makanya tak bisa ke kampus. Tolong ibu percaya pada kami dan ini adalah buktinya,” kata Sean yang menyerobot pembicaraan tersebut. Bu Marni, Fahira dan Dinda yang mendengar itu heran dengan ucapan Sean yang tiba-tiba seperti itu. “Terjebak? Yang ada lo orang aja yang ngejebak diri dan pasti ini alesan biar kalian gak kerjain tugas UAS kan,” kata Dinda dengan ketus, ia tahu bahwa Sean pasti memiliki banyak alasan untuk kabur dari tugas UAS apalagi yang berbau coding. “Lo tolong jangan memperkeruh, gue gak main-main kami butuh dipercaya,” kata Sean dengan wajah yang sudah frustasi. Bu Marni melihat ke empat pemuda tersebut yang tampak memelas memohon agar mempercayai alasan mereka. Namun, baru saja harapan itu muncul tiba-tiba saja Bu Marni tertawa lebar akan tetapi itu tidak berlangsung lama ia langsung memelototi mereka satu persatu. “Kalian pikir saya ini orang bodoh yang akan percaya kalian? Demi apapun saya gak paham apa yang sedang kalian pikirkan, datang-datang malah bilang kalau kalian terjebak di dunia game! Sekarang kalian cepat keluar dari sini dan kembali belajar!” kata Bu Marni dengan wajah kesal seraya berdiri dan meninggalkan mereka berempat. Fahira yang melihat kejadian itu tampak sedih, ia tak tahu harus percaya atau tidak dengan perkataan Sean dan juga teman-temannya itu. “Lo sih pada ngarang cerita, lo emang mau pada gak dilulusin sama Bu Marni? Kalau gue sih ogah gagal wisuda karena percaya halusinasi lo orang,” ucap Dinda dengan ketus, bisa dibilang Dinda itu orang yang paling dibenci di jurusan teknologi game, sepertinya hanya Fahira yang polos itu yang mau bergaul dengan Dinda. Fahira tersenyum pada keempat pemuda itu. “Gue percaya kalian kok, mungkin aja dunia game itu ada. Hanya saja kalian tidak akan bisa membuat orang lain percaya kalau tak ada bukti,” kata Fahira dengan wajah sedih sementara Sean menghargai ucapan Fahira yang memang ada benarnya. Sean berdiri dengan wajah dan baju yang sudah basah kuyup, sepertinya mereka akan kalah dalam misi ini karena tak ada orang yang akan percaya padanya. Disaat mereka sedang termenung, Fahira tiba-tiba saja tersenyum. Ia bahkan terlihat seperti menemukan sesuatu yang menyenangkan. "Gimana kalau Sean ceritain kejadian ini sama fans Sean di kampus? Pasti semuanya akan percaya karena Sean yang bicara,” kata Fahira dengan senyumnya yang membuat siapa saja sejuk melihatnya. Fans Sean di kampus memang benar-benar seperti pemuja berhala, mereka akan selalu mempercayai apa saja yang Sean katakan. Bahkan jika yang dikatakan Sean adalah suatu kebohongan, maka ada ratusan orang yang bisa dibodohi Sean. “Fahira bener, cewek-cewek di kampus ini semuanya adalah pemuja berhala sebagai lo Tuhannya, mungkin lo bisa ambil kesempatan ini agar kita bisa memenangkan misi ini lagi,” kata Darren yang menyarankan hal tersebut pada Sean. Sean kemudian mengangguk dan mereka pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruangan itu. “Sean! Eh itu extramers!” teriak salah satu gadis yang terkenal sangat heboh dikalangan mahasiswi, suaranya yang seperti toa, tubuhnya yang seperti ikan buntal dan wajahnya yang berjerawat membuat Sean sedikit ngeri melihat Sonia yang berlari dengan kawan-kawannya ke arah Sean. “Tenang bro, ini demi keselamatan kita juga,” kata Alefukka yang berusaha membuat Sean tak takut dengan Sonia. Hos..hos Napasnya memburu, ia bahkan tak bisa bicara dulu saat melihat Sean berada di depannya. “Oh my sweet heart! Kamu ke mana aja sih sayang? Kenapa gak kabarin aku? Seluruh kampus cariin kamu loh,” kata Sonia dengan manjanya membuat Fahira dan Dinda tak bisa menahan tawanya. “Lo sayang kan sama gue? Mau tetap gue di kampus ini kan?” tanya Sean dengan tatapan berbinar melihat Sonia yang merupakan harapan misi ini. Sonia mengangguk membenarkan bahwa ia ingin selalu melihat Sean bahkan saat mereka sudah wisuda pun Sonia berencana akan melamar pekerjaan yang bisa dekat dengan Sean. “Ya iyalah gila aja gue ngelepas lo” “Nah, kalau gitu gue minta bantuan kalau untuk kali ini aja lo orang semua yang ada di sini percaya sama gue kalau gue terperangkap di dunia game dan waktu gue gak lama lagi gue harus balik dan menyelesaikan misi. Kira-kira masih ada 359 misi lagi yang harus kita jalanin,” kata Sean dengan wajah memelas, ini adalah cara jitu agar mereka mempercayai dirinya. “Gue percaya kok, gue harus percaya sama calon masa depan gue,” kata Sonia sambil tersenyum yakin. ‘Argh kalau gak demi ini game gue pasti gak akan mau ngerayu si Sonia. Huek!’ batin Sean yang benar-benar sudah jijik dengan tingkah Sonia yang membuat pria mana pun kabur jika di dekati. Kawan-kawannya juga mengangguk membenarkan Sonia, mereka sangat mendewakan Sean. “Makasih Sist, sekarang bantuin gue untuk bikin yang lain percaya ya, bantuan kalian sangat berarti loh,” kata Sean dengan wajah memelas. Sonia pun mengangguk patuh dan bersemangat menghebohkan berita ini ke seluruh kampus kalau Sean terjebak di dalam dunia game dan mereka harus membantu Sean dengan cara mempercayai perkataan Sean. “Mungkin buat kalian lucu, tapi bagi gue pribadi gue tahu kalau yayang gue ini gak pernah bohong dan tentunya kalian juga tahukan kalau Sean bukan tipe cowok pembohong? Sekarang tolong percayain Sean dengan hati kalian yang terdalam,” kata Sonia dengan sangat memohon. Hal tersebut tentu saja membuat Gilang tiba-tiba tertawa, bahkan orang itu enggan diberhentikan dan membuat fokus terbalik ke arah Gilang. “Lo napa sih ketawa? Ini nyangkut hidup lo juga kan!” kata Sonia membentak Gilang yang tampak tak menghargai usahanya untuk membantu tim extramers, Darren dan Alefukka cepat-cepat mencubit Gilang agar bertingkah normal. “Lo gak usah buat ini semua gagal deh! Sumpah kalau ini gagal fiks salah lo bukan salah Sean lagi,” bisik Alefukka tepat di telinga Gilang membuat pemuda itu berhenti tertawa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD