Kanibal Adventure

1040 Words
“Ini bukan saatnya kita bertengkar, sekarang kita berpindah ke game di mana otak kita dibutuhkan bukan tenaga kita,” kata Sean memperingati agar Darren dan Gilang tak memulai suatu pertengkaran yang bisa membuat yang lain error dan tak bisa berpikir jernih. Alefukka membenarkan perkataan Sean dan mencoba untuk melerai Darren dan Gilang yang tampaknya sudah mulai memanas lagi. Darren dan Gilang bagaikan musuh bebuyutan yang tak pernah mengenal waktu. Mereka bisa kapan saja meledak dan membuat orang sekitarnya kerepotan. Akhirnya Darren pun memilih untuk mengalah dari Gilang agar keadaan tak semakin memanas. Beberapa orang melihat keempat pemuda itu yang masih mengenakan pakaian untuk permainan paintball diantara banyaknya orang di sana. “Bro, kalian ngapain pake pakaian kayak gini?” tanya Rei yang datang dengan beberapa temannya yang merasa aneh dengan penampilan tim extramers. Sean melirik ke arah Darren, Alefukka dan Gilang mencoba terbiasa dengan Rei tidak nyata yang berada di depan mereka saat ini. “Ah ini gue sama mereka lagi rencana main paintball, kayaknya ada di deket sini lokasi buat main paintball,” ucap Sean yang merasa gugup juga dengan jawabannya karena ia tak biasa berkomunikasi dengan yang kloningan seperti itu. Rei mengangguk-angguk paham sambil terlihat mengejek kemudian pergi tanpa mengatakan apa-apa. “Sekarang gue yakin bahwa orang di dunia nyata dan orang yang berada di dunia game khususnya permainan ini berbeda 360 derajat. Rei yang gue kenal dia sopan dan gak pernah yang namanya kayak mandang ngejek gitu, tapi dia tadi terlihat ngejek mandang kita,” ucap Alefukka yang tahu betul sifat Rei seperti apa. Darren dan Gilang membenarkan perkataan Alefukka, sedangkan Sean memang tak tahu betul sikap Rei yang sebenarnya ia hanya kenal sekilas dalam beberapa mata kuliah mereka mengambil mata kuliah yang sama. “Jadi, Rei yang sebenarnya gak begitu? Kesimpulannya sifat orang di dunia nyata akan berbanding terbalik dari sifat aslinya di dunia game, begitu?” tanya Sean yang masih mencoba memahami apa yang terjadi saat ini. Darren, Alefukka dan Gilang mengangguk bersamaan membenarkan ucapan Sean. Sean menghela napasnya pelan, entah ia harus beruntung atau merasa merugi karena game ini. Namun, di sisi lain Sean merasa beruntung karena sekarang mereka tak perlu sewas-was saat bemain game survival game yang berisi zombie yang bisa kapan saja menyerangnya. “Selamat datang dikanibal adventure. Halo para pemain hebat kami ingatkan untuk menargetkan yang diduga hantu dan kanibal, para pemain hanya mempunyai kesempatan 365 kali untuk membunuh seseorang yang diduga ‘hantu atau kanibal’ jika para pemain tak dapat menebak dalam 365 kali maka para pemain dianggap gugur dan harus tinggal seumur hidup di dalam game untuk menjadi salah satu bagian dari kamu, demkian semoga harimu menyenangkan” Keempat pemuda itu menghela napasnya kasar, tambahan lagi seperti biasanya mereka hanya mempunyai angka 365 untuk mengeluarkan mereka dari dunia game yang tak jelas ini. “Sepertinya 365 adalah angka s**l untuk tim extramers. Ada apa sih sama angka itu?” kata Gilang yang sudah merasa kesal dengan game tersebut. Darren menepuk-nepuk punggung Gilang agar lebih sabar. “Tapi mungkin saja ini akan lebih mudah dari pada game zombie deh, semoga aja,” kata Sean yang merasa ini akan lebih mudah. Alefukka mengangguk membenarkan, asal mereka teliti pasti akan sangat mudah menemukan para kanibal dan hantu tersebut. Namun, Darren tak berpikiran sama seperti Sean maupun Alefukka. “Karena game ini adalah permainan otak dan kejelian, maka kita tidak bisa bilang bahwa ini adalah game mudah juga. Kita hanya punya 365 kali untuk membunuh yang kita duga hantu atau kanibal, dalam 365 kali kira-kira berapa kali kalian bisa menebak dengan benar? Gue rasa nihil,” kata Darren dengan sedikit takut juga, ia sebenarnya tidak ingin mengatakan hal ini hanya saja ia takut jika ketiga temannya menganggap permainan tersebut terlalu mudah maka mereka main asal tebak. Alefukka mendengarkan ucapan Darren benar-benar, ia jadi merasa bimbang dengan keyakinannya bahwa game ini mudah dan tak serumit game zombie tersebut. “Entahlah, yang penting kita harus mencoba dulu biar ga terlalu pusing dengan apa yang akan terjadi,” kata Alefukka akhirnya begitu pun dengan Sean yang merasa lelah. Sedangkan Darren dan Gilang masih memikirkan baik-baik hal itu karena kemungkinan apa yang dianalisa Darren adalah kebenaran. “Mulai sekarang lihatlah sekitar kalian dengan jeli jangan sampai membuat kesalahan. Kalau ada yang sekiranya mencurigakan segera diskusikan jangan dipendam karena kemungkinan besar bahwa itu adalah kanibal dan hantu adalah besar,” ucap Sean memerintahkan agar setiap anggotanya lebih jeli dan mengandalkan perasaan. Gilang, Alefukka dan Darren mengangguk. Mulai detik ini mereka memang akan lebih santai dan memasuki perkuliahan seperti biasa, namun akan lebih jeli serta waspada dengan orang-orang sekitar mereka. “Ale, lo gak mau masuk kelas? Itu dosen udah masuk dan gue juga telat nih, ayo bareng,” ucap Rei yang terlihat membeli minuman di salah satu warung yang berada di kantin itu. Sean menyelipkan sebuah s*****a di dalam saku celana Alefukka untuk sekadar perlindungan jika Alefukka tidak berada di dekat mereka. “Ok, guys gue masuk kelas dulu,” kata Alefukka seraya berdiri dari posisi duduknya dan meninggalkan ketiga temannya. “Be careful, Le,” ucap Sean pelan sambil berdiri dan melihat ke sekitarnya yang tampak hiruk pikuk, tidak ada yang aneh di kantin tersebut mereka pun memutuskan untuk mencari di area kampus yang lainnya. Mulai dari laboratorium, ruang dosen dan lain-lain sudah mereka kunjungi dengan ketelitian tingkat tinggi, namun tak ada satu pun yang terlihat aneh. Hanya saja orang-orang di kampus ini lebih jutek dan cemberut saja, mungkin ini karena efek keterbalikan. “Menurut lo apa kita bisa berhasil nemuin hantu dan kanibal jika diantara mereka tidak ada yang aneh satu orang pun? Kita gak mungkin seret orang satu-satu kemudian kita tikam kan?” kata Gilang yang masih merasa sedikit aneh dengan permainan tersebut. “Peraturan permainan adalah batas maksimal membunuh orang yang diduga kanibal dan hantu adalah 365 kali yang artinya pasti akan ada tanda yang bisa kita cari untuk memastikan bahwa dia adalah hantu atau kanibal,” kata Sean dengan yakin walaupun ia belum tahu benar bagaimana cara bermain game asah otak ini. Darren mengangguk menyetujui perkataan Sean, mereka harus lebih jeli lagi jika ingin menemukan hantu dan kanibalnya meski itu terasa sulit karena orang-orang di dunia game memang tak pernah menunjukkan keanehan sekali pun yang bisa membuat orang lain curiga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD