Karin tertawa, setelah mendengar tanya pertama yang keluar dari mulut kekasihnya. Kepala wanita itu mengangguk dua kali. Ya … dia memang merindukan kekasihnya. Sangat. “So much,” sahutnya, yang membaut binar pada sepasang netra di balik kaca mata itu—terlihat jelas. “Aku pengin peluk kamu.” Abi sedikit membungkuk, lalu berbisik di telinga sang kekasih yang masih mengulas senyum lebar. “Kamu cantik banget hari ini.” Karin kembali tergelak. Rayuan standar yang biasa pria lontarkan untuk wanita yang menjadi kekasihnya. “Apa kamu selalu mengatakan kata-kata manis seperti ini pada wanita yang baru kamu temui??” “Astaga.” Abi menegakkan tubuh, lalu kepala pria itu menggeleng. “Kamu merusak momen romantis kita,” katanya serupa keluhan. Karin terkekeh. "Lagi pula, wanita yang baru aku temui