Percikan Masalah

1043 Words

"Kamu dari mana saja? Jujur!" bentak Adnan. Ini pertama kalinya pria itu berbicara dengan nada tinggi dan keras. Hati Qeela langsung merasa sakit, dia sedih. "Mas, a-aku -" "Aku tidak suka di bohongi!" potong Adnan sebelum istrinya menyelesaikan kalimatnya. "A-aku gak bohongi kamu, Mas. Hanya saja -" "Kalau bukan bohong, apa namanya? Hah?! Kamu bilang ketemu donatur di panti nyatanya ketemu di cafe?" "Astaghfirullahaladzim, Mas. Itu karena aku -" Kepala Adnan menggeleng cepat dia langsung keluar kamar tanpa memberikan istrinya kesempatan menjelaskan kronologi kejadiannya. Qeela jatuh duduk di atas kasur, napasnya memburu dengan mata berkaca-kaca, tidak lama emosinya meluap. Dia menangis seperginya Adnan dari kamar dengan menutup pintu kamar dengan keras. "Seharusnya kamu bertanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD