Salah Paham

1148 Words

"Kalau sudah maju itu jangan berhenti apa lagi mundur," ujar Alvin, dingin. Terus berjalan melewati lorong rumah sakit sambil terus menuntun tangan Qeela. Wanita itu terdiam dan terus mengikuti langkah kaki lebar Alvin meski terseok sesekali. Sampai akhirnya mereka bertemu semua lift yang membawa ke tempat ruang khusus PICU berada. Lantai berikutnya lift tersebut terhenti dan terbuka, ternyata ada seorang perawat yang membawa sebuah brankar berukuran besar. Mau tidak mau Qeela merapatkan tubuhnya di sebelah Alvin, pria itu juga menarik tangan Qeela agar mendekatinya. Perawat itu tersenyum ramah dan mengangguk tipis pada Alvin dan Qeela. Perawat dan brankarnya kelluar lift di lantai berikutnya, Qeela kembali menjaga jarak dari Alvin. "Kalau gak nyaman lepas aja," sindir Alvin, melirik

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD