Chapter 11 : Tantangan George sang Gargoyle tangguh

1942 Words
 Sementara itu di tempat lain, atau lebih tepatnya di bangunan apartemen tempat tinggal Oliver, karena sudah larut malam maka suasana disana cukup sepi. Pada malam hari itu, di basement gedung apartemen tersebut, ada seorang wanita yang sedang mengendarai mobil, dan sepertinya dia baru saja pulang dari tempatnya bekerja. Setelah dia memarkirkan kendaraannya di basement tersebut, dia segera keluar dari kendaraannya lalu berjalan menuju ke pintu lift untuk naik ke lantai atas dan pulang ke kamarnya. Pada malam hari itu, dia mengira bahwa semuanya akan baik-baik saja sama seperti malam-malam yang sebelumnya, tetapi sayangnya saat itu ada sesosok mahluk yang sedang mengintainya dari jarak jauh, dan sosok tersebut semakin lama semakin mendekat.  Ketika sedang berjalan, hawa dingin dan suasana mencekam mulai dirasakan oleh si wanita, karena dia merasa bahwa ada sosok yang sedang memperhatikan dirinya dari balik sebuah tiang beton, kemudian dia mencoba untuk memeriksa keadaan di sekitarnya, namun dia tidak menemukan adanya keberadaan dari siapapun, maka dari itu dia kembali berjalan menuju ke pintu lift namun kali ini dengan langkah yang cepat. Sembari berjalan, wanita itu sesekali menoleh ke belakang supaya dia bisa mengantisipasi sosok yang sedang memperhatikannya. Kemudian dia dikagetkan oleh kehadiran dari sosok tersebut yang ternyata sedang merangkak di atas. Sosok itu menampakan dirinya seakan muncul dari balik kegelapan, dengan wajah yang menyeramkan dan tubuh yang mengerikan. Oleh karena itu si wanita langsung merasa panik dan dia segera berlari untuk menyelamatkan diri dari sosok monster tersebut.  Namun sebelum si wanita sampai ke pintu lift, sosok menyeramkan yang sedari tadi telah mengintainya itu, tiba-tiba bergerak dengan cepat lalu menerkam si wanita secara beringas, sehingga jeritan yang sangat keras akhirnya terdengar ke segala arah, bahkan hingga ke lantai 4 dari apartemen tersebut.  Pada keesokan harinya, para penghuni apartemen digemparkan oleh penemuan jasad seorang wanita di basement, yang tewas dalam keadaan tubuh dicabik-cabik. Sehingga kini keadaan di apartemen itu menjadi ramai dan dikerumuni oleh banyak orang. Mobil polisi dan mobil ambulan berdatangan ke tempat kejadian perkara, para petugas segera memberi parimeter dan mengamankan daerah sekitar, sementara itu para petugas koroner berusaha memeriksa serta menyelidiki temuan jasad tersebut. Suasana disana benar-benar dipenuhi oleh orang-orang yang merasa penasaran sekaligus ketakutan, sedangkan para kerabat dan teman-teman dari si korban wanita itu tak henti-hentinya menjerit dan menangis meratapi kepergian dari orang yang mereka sayangi di tempat itu.  Polisi yang memeriksa hasil rekaman cctv dari kejadian semalam, menyatakan bahwa kamera tiba-tiba mati dengan sendirinya ketika p*********n itu terjadi, sehingga pelaku dari p*********n itu sampai sekarang masih menjadi misteri.  Lalu dengan cepat berita mulai menyebar ke semua orang melalui media sosial dan media pemberitaan, sehingga publik dibuat ramai dengan kejadian tersebut, dan akhirnya berita itu juga sampai kepada Kevin. Lalu tanpa pikir panjang, maka Kevin segera menghubungi Oliver.  Butuh waktu lama bagi Kevin untuk bisa menghubungi Oliver, karena beberapa kali Oliver tidak mengangkat panggilan telepon darinya, namun akhirnya panggilan Kevin bisa tersambung juga.  “Halo.”  “Ya Kevin, ada apa?” Tanya Oliver dengan nada lirih.  “Apakah kau sudah mendengar tentang kejadian di gedung apartemenmu?”  “Belum, memangnya apa yang terjadi?”  “Saat ini kau sedang dimana?” Tanya Kevin yang penasaran karena Oliver tidak tahu mengenai berita itu. Lalu Oliver menjawab, “Saat ini aku sedang berbaring di semak-semak yang berada di dekat kawasan sungai.”  Hal yang dikatakan oleh Oliver itu memang benar, karena saat ini dia sedang berbaring di semak-semak, dengan kondisi tubuh kelelahan dan penuh luka.  “Apa?? Kenapa kau berbaring disana?” Tanya Kevin.  “Kemarin ketika aku baru pulang kerja, ada 10 monster gargoyle yang menghadang dan menyerangku di jalan, lalu aku bertarung melawan mereka secara habis-habisan, hingga mereka semua berhasil kukalahkan ... Namun karena staminaku telah habis, jadi aku pingsan di tempat ini.” Ucap Oliver.  “O- oh...” Sekarang Kevin sudah mengerti mengapa Oliver sampai tidak tahu mengenai p*********n yang terjadi di apartemennya. Rupanya karena ada musuh yang menyerang Oliver di jalan, maka kemarin Oliver jadi tidak bisa pulang ke rumahnya.  “Eumm, Kevin. Bolehkah aku meminta bantuan?” Tanya Oliver.  “Ya, tentu saja.”  “Tolong jemput aku sambil membawa makanan kesini.” Oliver meminta tolong kepada Kevin.  “Baiklah, aku segera kesana.” Lalu Kevin bergegas berangkat menuju ke tempat Oliver sedang berada.  Singkat cerita, kini mereka berdua sedang duduk di atas bangku taman, dengan kondisi Oliver yang terluka di beberapa bagian tubuhnya. Kevin membelikan hamburger untuk Oliver, sehingga saat ini Oliver sedang memakan hamburger tersebut secara lahap, dia belum bisa mengobrol dengan Kevin karena mulutnya sedang sibuk mengunyah. Lalu setelah Oliver selesai makan, barulah Kevin mulai memberikan pertanyaan.  “Jam berapa kau mulai siuman?”  “Saat aku mendapatkan telepon darimu, tadi siang.” Jawab Oliver sambil meminum air.  “Kenapa kau tidak menghubungiku? Jika dirimu sedang diserang, seharusnya kau segera menghubungiku supaya aku bisa datang menolongmu.” Ucap Kevin.  “Tenanglah, aku bisa mengatasi mereka semua. Lagipula aku tidak sempat untuk bisa menggunakan handphone milikku, karena mereka tak henti-hentinya memberikan serangan kepadaku."  “Hmm, oh iya ... Kemarin malam, aku juga sedang ada urusan dengan para prajurit pemburu monster.”  “Hah? Apa yang mereka inginkan darimu?” Tanya Oliver.  “Mereka ingin supaya aku berhenti ikut campur dalam urusan mereka, terutama dalam hal membasmi para monster, tapi aku tidak mau menuruti perintah mereka sehingga kami pun berkelahi ... Lalu setelah aku berhasil mengalahkan mereka semua, aku meninggalkan mereka dalam keadaan terkapar di gang sempit.”  “Wahh, kau hebat sekali.”  “Oh iya, mengenai kasus pembunuhan di gedung apartemenmu, apa yang akan kau lakukan tentang hal itu?”  Kemudian Oliver terdiam sejenak, dan dia mulai berbicara dengan nada tegas, “Hmm, itu pasti ulah George. Selain mengirim para anak buahnya untuk menghabisiku kemarin, dia juga mengirim anak buahnya yang lain untuk menyerang penghuni apartemen itu ... Aku benar-benar sudah muak padanya.”  “Apakah kau tahu dimana tempat George berada saat ini?” Tanya Kevin.  “Hmm, kemarin saat aku diserang, para anak buah George itu berkata bahwa mereka ingin menangkapku hidup-hidup untuk dibawa ke Boss mereka yang sedang berada di lokasi karnaval terbengkalai.”  “Oh, aku tahu tempat itu. Yang ada di wilayah timur kota kan?”  “Iya benar.”  “Aku akan kesana sekarang.” Ucap Kevin.  “Tu- tunggu dulu! Kau mau kesana sendirian??” Tanya Oliver yang merasa terkejut karena Kevin bersikap nekat.  “Iya, tentu saja. Tindakan jahat George harus segera dihentikan.” Ucap Kevin.  “Sebaiknya kau tunggu sampai aku sembuh dulu, selain itu kita tidak bisa tiba-tiba saja datang ke tempat mereka tanpa persiapan apa-apa, kita memerlukan rencana yang matang supaya bisa mengalahkan George beserta para anak buah yang dimilikinya.” Ujar Oliver dengan perasaan cemas.  “Jangan khawatir, sekarang aku punya ini.” Ucap Kevin sambil menunjukan senjata miliknya, yakni pistol berwarna hitam dengan corak hijau yang terlihat gagah.  “Wahh, apa itu??” Tanya Oliver dengan ekspresi wajah kagum.  “Ini adalah warisan dari ayahku, dengan pistol ini aku bahkan bisa mengalahkan puluhan monster dengan mudah. Ditambah lagi sekarang kekuatanku telah bangkit.” Ucap Kevin.  “Ta- tapi, a- apa kau yakin kita harus datang ke markas George sekarang juga?” Oliver masih terlihat ragu.  “Kita tidak bisa terus menunggu, Kita harus segera bertindak. Jika George terus kita biarkan, maka dia akan melakukan hal yang lebih buruk lagi. Selain itu, Hanya kitalah yang bisa melawan dan mengalahkannya ... Tapi jika kau masih belum siap untuk bertarung, maka sebaiknya sekarang kau pulang dan beristirahat, biar aku saja yang akan pergi ke markas George sendirian.” Ucap Kevin dengan penuh tekad.  “Hmm, kondisiku sudah berangsur membaik. Dan ealau bagaimanapun juga, tentu saja aku akan ikut membantumu disana, jadi ayo kita berangkat.” Ajak Oliver yang terlihat sudah sangat siap, karena kini perutnya sudah terisi.  Singkat cerita, Ketika hari sudah mulai sore menjelang malam, di suatu kawasan yang sepi, yakni di lokasi karnaval yang terbengkalai. Ada puluhan motor yang terparkir di gerbang tempat tersebut, hal itu menandakan bahwa ada sekelompok orang yang sedang berkumpul di dalam kawasan karnaval.  Saat ini Kevin dan Oliver sedang berjalan melewati gerbang, mereka kini sudah berada di dalam kawasan karnaval itu, yang dipenuhi oleh banyak wahana usang yang sudah tak terpakai, ada komedi putar, kincir besar, lintasan roller coaster, dan lain-lain. Tempat itu sudah tidak pernah lagi beroperasi selama bertahun-tahun, dikarenakan pihak Pengelola yang mengalami kebangkrutan. Sehingga saat ini tidak pernah ada lagi orang-orang yang datang kesana, kecuali orang-orang yang berbahaya.  Ketika sedang berjalan disana, sambil memperhatikan keadaan di sekitarnya Oliver berkata. “Tempat ini menakutkan sekali, Apakah di tempat ini ada hantunya?”  “Hey, kau itu ka monster, kenapa kau takut pada hantu?” Tanya Kevin.  “Ha- hantu dan monster itu berbeda kan?”  “I- iya juga sih ... Tapi hantu tidak akan bisa melukaimu.”  “Benarkah?? Aku sering mendengarkan dongeng tentang hantu di radio, dan hal itu selalu membuatku tidak bisa tidur.”  “Ya ampun, kau ini.”  Lalu tiba-tiba mereka berdua disambut oleh suara tawa yang muncul dari berbagai sudut di tempat tersebut, sehingga membuat langkah kaki mereka berdua langsung terhenti, dengan perasaan terkejut.  “Hahaha ... Hahahhah.” Suara-suara tawa itu seakan mengisyaratkan bahwa Kevin dan Oliver kini telah masuk ke sarang hewan buas atau tempat yang sangat berbahaya, dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk bisa keluar dengan selamat dari sana.  “Kevin bersiaplah.” Ucap Oliver sembari melepaskan pakaiannya lalu dia berubah wujud menjadi monster gargoyle.  “Ya, tentu saja.” Jawab Kevin, sembari menyiapkan pistolnya.  Kemudian, sosok-sosok mahluk menyeramkan mulai keluar dari balik kegelapan, yakni para gargoyle yang merupakan anak buah George, mereka keluar dari balik tiang, dari balik tembok, dari balik pohon, dan lain sebagainya. Mereka semua muncul dari berbagai arah, dan langsung mendekat mengerumuni Kevin dan Oliver seperti merpati yang mendatangi remah-remah roti.  Mereka semua nampaknya tidak mau berbicara atau berunding terlebih dahulu, karena dendam mereka kepada Kevin dan Oliver sangatlah besar. Hal itu disebabkan oleh ulah Kevin yang telah membuat masalah terhadap kelompok mereka, sehingga pada waktu itu mereka harus kehilangan banyak teman di kawasan dermaga. Selain itu, George juga telah memberi perintah kepada para anak buahnya itu untuk segera membunuh Kevin dan Oliver jika mereka berdua sudah datang ke tempat itu.  Namun, tiba-tiba saja langkah mereka semua terhenti, ketika Kevin menembak salah satu Gargoyle tepat di kepalanya, hingga menyebabkan Gargoyle tersebut mati seketika lalu terkapar di tanah. Hal itu membuat para gargoyle lain langsung merasa sangat tercengang, karena mereka tak menyangka bahwa Kevin memiliki senjata yang mampu menembakan peluru hingga menembus kulit gargoyle yang begitu keras. Hal itu membuat mereka bertanya-tanya, sebenarnya Kevin itu siapa? Dan seberapa berbahaya kah dia?  Tetapi, walaupun langkah kaki mereka sempat terhenti untuk beberapa saat, mereka tetap melanjutkan aksi p*********n terhadap Kevin dan Oliver, karena tugas mereka adalah untuk menghabisi target, dan mereka semua memiliki keunggulan dalam hal jumlah, selain itu mereka juga tidak akan lengah dalam mengantisipasi setiap serangan tembakan dari Kevin, dengan menggunakan gerakan lincah yang mereka miliki, maka mereka akan berusaha secara keras untuk bisa menghindar lalu memberikan serangan telak terhadap Kevin. Namun mereka juga tidak boleh lupa bahwa disana ada Oliver yang siap untuk melindungi Kevin.  Maka pertarungan yang sangat sengit akhirnya dimulai. Secara cepat, Oliver beraksi menghajar setiap Gargoyle yang berusaha untuk mendekati Kevin, dia menghalau setiap serangan mematikan yang dijukan kepada Kevin dan dirinya dengan menggunakan keahlian seni beladiri muay thai yang dimilikinya. Selain itu, kecepatan dan kegesitan Oliver juga tidak kalah dari para Gargoyle lainnya, sehingga dia memang pantas disebut sebagai Gargoyle yang paling menyusahkan bagi bangsanya sendiri.  Sementara itu Kevin juga melakukan perlawanan sengit terhadap para Gargoyle yang sedang mengerubungi dirinya, walau tanpa senjata pun, Kevin bisa memberikan serangan-serangan yang sangat mematikan bagi para monster itu, karena kini tubuhnya jauh lebih kuat dibandingkan dengan orang biasa, sehingga dia bahkan bisa melubangi tubuh seekor gargoyle hanya dengan menggunakan satu pukulannya saja. Dan sekarang ditambah dengan senjata khusus ciptaan ayahnya, yang membuat Kevin bisa memberikan tembakan-tembakan mematikan terhadap lawan, sehingga sosok Kevin seakan menjadi tak terkalahkan. Dia merupakan sosok sang pemburu monster yang paling komplit di jaman ini.  Kevin dan Oliver berjuang secara habis-habisan melawan dan membantai setiap musuh yang terus berdatangan kepada mereka, sehingga lama-kelamaan jumlah para musuh semakin berkurang, dan akhirnya hanya tinggal beberapa musuh saja yang masih bisa berdiri untuk menghadapi mereka disana.  Namun, beberapa saat kemudian, pertarungan yang sangat brutal itu terhenti, sebab ada orang yang bersiul dari arah atas. Maka saat mendengar siulan tersebut, seketika itu juga Kevin langsung membidikan senjatanya ke arah atas, atau lebih tepatnya ke atap sebuah gudang yang ukurannya cukup besar, dan ternyata benar saja, di atas sana ada sosok seseorang yang dia kenal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD