Sementara itu, beralih ke tempat lain. Pada sore hari, Di suatu kawasan hutan pinus yang berkabut, ada sesosok pria yang sedang berdiri di antara banyaknya pepohonan. Pria itu adalah Edgar, sang pemimpin kelompok Holy Grail. Dia terlihat mengenakan kemeja berwarna biru dan celana katun berwarna hitam, juga tak lupa gaya rambut belah tengah yang selalu menjadi ciri khasnya. Sepertinya saat ini Edgar sedang menunggu seseorang di dalam hutan tersebut.
Tak lama kemudian, munculah sosok seseorang yang ditunggu oleh Edgar, yakni seorang wanita cantik yang mengenakan gaun berwana putih, dan rambut hitamnya lurus terurai. Wajah wanita itu terlihat sangat menawan, karena Sepertinya wanita itu sudah bersolek supaya dirinya bisa terlihat cantik ketika bertemu dengan Edgar.
“Tuan edgar, selamat sore.” Wanita itu menyapanya.
“Oh, Elaine ... Kau sudah datang.”
“I- iya ... Apakah anda sudah menunggu lama?”
“Tidak, aku juga baru sampai.”
Kemudian wanita itu hanya tersenyum, dan dia terlihat sesak nafas karena merasa gugup, karena wanita itu seakan sedang bertemu dengan sosok idolanya.
“A- aku ingin berterima kasih kepadamu Tuan Edgar ... Karena berkat dirimu, ayahku bisa sembuh dari penyakitnya. Keputusan kami untuk pindah agama dan mengikuti ajaranmu memang merupakan keputusan yang tepat.”
“Kau tidak usah memujiku, sudah kubilang bahwa aku hanyalah utusan Tuhan yang dikirim untuk membimbing jiwa-jiwa tersesat. Dan sudah menjadi kewajibanku untuk menolong orang yang sedang kesulitan ... Kesembuhan ayahmu, merupakan anugerah Tuhan yang dikirimkan melalui diriku.” Ucap Edgar sambil mendekati dan menggenggam tangan Elaine secara perlahan. Sehingga hal itu membuat Elaine merasa kagum.
“Te- terima kasih Tuan Edgar.” Elaine menatap wajah Edgar dengan penuh hasrat.
"Aku ingin bertanya, apa yang saat ini kau rasakan di dalam hatimu?” Tanya Edgar.
“Aku merasa sangat senang, karena bisa berbicara secara langsung dengan anda.”
“Hmm, Baguslah kalau begitu.” Edgar semakin mendekatkan dirinya ke tubuh Elaine.
“Dan aku juga merasa sangat bangga, karena bisa menjadi orang yang terpilih untuk menjadi pendamping hidup anda ... Ketika aku mendapatkan surat dari salah satu asisten anda untuk datang kesini sendirian, aku benar-benar merasa sangat bahagia, bahkan aku tak bisa mengungkapkan betapa besarnya rasa bahagiaku ini hanya dengan kata-kata.”
“Hmm, aku juga merasakan hal yang sama ... Oh iya, ngomong-ngomong apakah kau memberitahu orang lain bahwa kau akan datang kesini?” Tanya Edgar.
“Tidak Tuan, sesuai dengan isi surat darimu. Aku tidak bilang pada siapapun bahwa aku akan menemuimu disini.”
“Bagus.” Ucap Edgar sambil tersenyum.
Lalu Edgar memeluk Elaine dengan begitu mesra, sehingga hal itu membuat Elaine jadi merasa nyaman, dan dia tersenyum sambil menutup matanya. Elaine masih tidak percaya bahwa saat ini dia sedang dipeluk oleh orang yang diidolakan olehnya, yakni sang ketua sekte agama baru yang telah dia anut. Sehingga tanpa diminta pun, Elaine Juga segera memeluk pinggang Edgar dengan sangat erat dan dia menempelkan dagunya di pundak Edgar.
Namun Elaine tidak tahu, bahwa sebenarnya saat ini dirinya sedang berada dalam bahaya, karena tiba-tiba saja wajah Edgar berubah menjadi sosok Gargoyle yang ganas, lalu Edgar menggigit leher Elaine, yang sedang berada di dekapannya.
Maka hal itu sontak saja membuat Elaine merasa kaget, sehingga dia langsung saja membuka matanya lebar-lebar lalu berusaha untuk melepaskan diri dari dekapan Edgar, namun hal itu sia-sia saja, karena dekapan Edgar begitu kuat dan dia terus menggigit leher Elaine secara beringas, sehingga hal itu mengakibatkan suara teriakan Elaine tidak bisa keluar. Kemudian dengan kondisi sekarat, akhirnya tubuh Elaine hanya bisa kejang-kejang sambil terus dimakan oleh Edgar.
Begitulah cara Edgar makan selama ini, dia lebih suka memangsa wanita dan memakan mereka di tempat sepi. Dengan banyaknya orang yang menjadi umat dari agama barunya, maka Edgar hanya tinggal memilih siapa orang yang akan dia mangsa selanjutnya, lalu secara diam-diam dia akan mengirimkan surat undangan kepada si korban untuk menemuinya di suatu tempat.
Dia adalah orang yang sudah memiliki kekuasan banyak anak buah yang banyak, sehingga hal itu membuatnya jadi bebas melakukan apapun yang dia inginkan. Ditambah dengan obsesi aneh yang dimilikinya, membuat Edgar bahkan menjadi sosok yang lebih mengerikan jika dibandingkan dengan para Gargoyle lainnya.
Sampai saat ini hanya sedikit orang yang tahu mengenai sosoknya, dan hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui kekuatannya. Dan Sebagai seorang pemimpin sebuah kelompok besar, sepertinya Edgar memiliki kekuatan misterius yang tak kalah mengerikan dari reputasinya, sehingga Kevin dan kawan-kawannya harus ekstra waspada ketika nanti tiba waktunya bagi mereka untuk menghadapi Edgar sang Silent killer.
Beralih ke tempat lain, atau lebih tepatnya di jalanan Briggs city yang sedang padat oleh kendaraan. Saat ini Kevin sedang mengendarai mobil van hitam dan dia terjebak kemacetan. Kevin sedang dalam perjalanan untuk pulang ke rumah dan bertemu dengan ibunya, namun kepulangan Kevin bukanlah untuk sekedar beristirahat di rumah, melainkan ada sesuatu yang ingin dia tanyakan kepada ibunya. Dan sepertinya dia juga harus bersiap untuk menerima murka dari ibunya, karena beberapa hari ini Kevin tidak pulang ke rumah. Bahkan dia juga tidak memberi kabar sama sekali, Sehingga saat ini ibunya pasti sedang merasa khawatir sekaligus marah kepada Kevin.
Sesampainya Kevin di depan rumah, dia langsung memarkirkan mobilnya, kemudian Kevin berjalan masuk ke dalam rumahnya itu lewat pintu depan. Dan ketika Kevin sudah masuk, dia merasa terkejut karena sosok ibunya sudah berdiri di ruang tamu dengan tatapan penuh amarah terhadap Kevin, jadi sepertinya akan terjadi perang dunia ketiga di rumah itu.
Namun, sambil menghela nafas panjang, Kevin segera mengeluarkan pistol pembasmi monster dari celananya, dan dia menunjukan pistol itu kepada Ibunya, sehingga seketika itu raut wajah sang Ibu langsung berubah, dari yang awalnya garang menjadi kaget dan tercengang dengan mulut terbuka lebar.
“Da- darimana kamu mendapatkan benda itu?” Tanya sang Ibu.
“Dari basement rumah kita.” Kevin menjawab dengan singkat.
Lalu tiba-tiba kaki ibunya lemas, sehingga dia terjatuh dalam keadaan duduk dan matanya memancarkan tatapan kosong, seakan sang ibu tidak percaya dan tidak ingin menerima kenyataan bahwa saat ini anaknya sedang memegang benda berbahaya itu.
Lalu Kevin yang merasa khawatir segera menhampiri dan membantu ibunya untuk berdiri. Dan setelah itu Kevin mendudukan ibunya di kursi sofa, sambil berbicara.
“Ibu, apa yang terjadi? Apakah ibu sedang sakit.”
“Tidak nak.” Jawab ibunya sambil melamun.
“Apakah ibu ingin kuambilkan minum?”
“Tidak usah.”
Kemudian, Kevin segera duduk di hadapan ibunya, dan percakapan yang sangat serius di antara mereka mulai terjadi. Karena Kevin ingin menuntut kejelasan seputar barang-barang peninggalan ayahnya, terutama sepucuk surat yang diberikan oleh Dr. Rengga 15 tahun yang lalu.
“Ibu, aku ingin bertanya. Apakah Ibu kenal dengan Dr. Rengga?”
“Jadi kamu sudah bertemu dengan orang itu? Apa saja yang sudah dia ceritakan padamu?”
“Tidak banyak bu ... Tapi sekarang aku tahu apa yang terjadi kepada ayah.”
“Ayahmu belum mati. Suatu hari nanti dia pasti akan kembali.” Ucap Ibu Kevin sambil berlinang air mata.
Lalu tanpa membantah perkataan dari ibunya, Kevin kembali bertanya. “Ibu, dulu Dr. Rengga pernah datang kesini dan memberikan sepucuk surat peninggalan dari ayah kepada ibu. Jika aku boleh tahu, apa isi surat itu?”
Sang Ibu sempat terdiam sejenak, namun akhirnya dia menjawab. “Itu adalah surat perpisahan, seakan-akan ayahmu tahu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya ... Dia menyuruh ibu untuk memberitahumu tentang ruangan rahasia di basement kita, dan dia juga menyebut tentang senjata yang bisa kamu gunakan untuk melindungi ibu.”
“Lalu dimana surat itu sekarang?”
“Jika kamu sudah memiliki senjata itu, seharusnya kamu juga sudah menemukan surat itu ... Karena ibu meletakan surat itu di dalam berangkas yang ada di ruangan basement rahasia rumah kita.”
“Ooh, jadi surat itu ya... Aku mengerti, jadi seharusnya aku sudah membaca surat itu sejak kecil.”
“Kamu ini bicara apa?”
“Bagaimana cara ibu mengetahui nomor kombinasi berangkas itu?”
“Nomor kombinasinya adalah angka spesial yang hanya diketahui oleh ayah dan Ibu.”
“O- owh. Aku masih punya satu pertanyaan lagi ... Ja- jadi, selama ini ibu tahu bahwa dibawah rumah kita ini ada ruang rahasia, tapi ibu tidak pernah memberitahukannya kepadaku, kenapa??” Tanya Kevin.
“Ya, selama ini ibu tahu. Tapi ibu selalu merahasiakannya darimu karena ibu tidak mau jika kau terlibat ke dalam hal yang berbahaya! Ibu tidak mau kehilangan dirimu.”
“Tapi ibu...”
“Bahkan Ibu mengusir Dr. Rengga dan tidak memperbolehkannya untuk mendekatimu, supaya kamu tidak akan pernah mengenalnya dan terlibat ke dalam masalah seputar penelitian ayahmu! ... Ibu hanya ingin supaya kau hidup normal seperti manusia biasa.”
“Salah.”
“Apa?” Ibunya kaget.
“Ibu telah melakukan sebuah kesalahan.”
"Apa maksudmu Kevin? Ibu hanya mencoba untuk melindungimu! Sekarang lihatlah yang telah terjadi jika kamu berurusan dengan Dr. Rengga!! Kamu tidak pulang selama beberapa hari dan bahkan kamu juga tidak memberi kabar kepada ibu, lalu sekarang kamu pulang dalam kondisi tubuh penuh luka!! Pokoknya ibu tidak akan mengijinkan kamu bertemu dengannya lagi!”
“Justru jika aku terlambat mengenal Dr. Rengga, maka hal buruk akan terjadi.” Ucap Kevin dengan tenang.
“Apa maksudmu?”
“Ibu mungkin tidak akan mempercayai hal ini ... Tapi saat ini dunia kita sedang dalam bahaya dan diambang kehancuran ... Hanya aku yang tahu cara untuk mencegah kehancuran tersebut.”
“Jangan bicara sembarangan!”
“Ibu, mengertilah ... Jika aku tidak bertindak, maka nyawa semua orang termasuk ibu juga akan berada dalam bahaya.”
“Tidak, ibu tetap tidak akan mengizinkanmu.”
“Kalau begitu aku akan pergi.”
Lalu ibunya terdiam sejenak, dan setelah menghela nafas, sang ibu kembali berbicara, “Baiklah kalau begitu, ibu tidak tahu harus bilang apa kepadamu. Ibu tidak akan bisa menghentikanmu ... Sekarang, lakukan saja apapun sesukamu!” Ujar sang Ibu yang langsung berdiri dan pergi meninggalkan Kevin sendirian di ruang tamu. Sehingga sekarang Kevin hanya bisa duduk termenung seorang diri.
Rupanya yang selama ini telah menjauhkan Kevin dari masalah para monster, adalah ibunya sendiri, namun hal itu ibunya lakukan demi keselamatan Kevin, karena dia tidak ingin jika Kevin sampai terlibat dan terluka. Walaupun Kevin sudah berusaha untuk mengerti perasaan ibunya, tapi tetap saja dia tidak ingin menutup mata atas semua masalah ini, Kevin masih tetap akan melanjutkan perjuangannya untuk mencegah hari kiamat monster, meskipun dia tidak mendapatkan restu dari ibunya. Karena yang terpenting bagi Kevin adalah Keselamatan dari semua orang di dunia ini termasuk juga ibunya.