Di tempat lain Arthur sedang menahan amarahnya kepada Justin yang berdiri tidak jauh darinya.
"Kau bilang apa?!" tanya Arthur seraya menatap tajam ke arah Justin.
"Ma-maaf, Tuan. Nona itu sudah pergi," jawab Justin dengan terbata.
Mendengar jawaban dari Justin membuat Arthur ingin menggebrak meja yang ada di samping nya, namun ia bisa berbuat apa? Tangan kiri dan kedua kakinya patah, membuat ia tidak bisa banyak bergerak, hanya tangan kanan yang masih bisa ia gerakkan, itupun gerakan yang sangat lemah menurut Arthur, Arthur memejamkan matanya guna menahan amarahnya saat ini.
"Cari wanita itu sampai ketemu!" teriak Arthur kepada Justin yang membuat pria itu membungkukkan tubuhnya lalu dengan cepat berlalu dari hadapan Arthur.
Sejak peristiwa kecelakaan yang menimpa Tuan nya, Justin tidak tahu apapun sampai Brian menelfon nya untuk menjaga Arthur yang masih terbaring lemah di rumah sakit, Justin pun tidak tahu jika ada seorang wanita yang menolong Tuan nya tersebut ketika Tuan nya mengalami kecelakaan.
Ketika ia sampai di rumah sakit Arthur menanyakan seorang wanita yang belum ia lihat sebelumnya dan hal itu membuat ia harus bertanya kepada dokter yang menangani Arthur dan dokter tersebut mengatakan bahwa wanita yang ditanyakan oleh Arthur sudah dibawa pulang oleh bodyguard dari wanita tersebut, ia tidak tahu apa-apa namun Tuan nya selalu saja memarahinya meskipun ia berbuat benar sekalipun. Perlakuan Arthur kepada Justin tidak luput dari dua pasang mata yang memperhatikan mereka sejak tadi di dalam ruangan itu, Vallery dan juga Brian.
Where are you? Tanya Arthur dalam hati.
***
Satu bulan telah berlalu dari kejadian di mana sang kakak meminta ia untuk menghentikan bisnis ilegal miliknya dan saat ini ia sedang melipat kedua tangannya di depan d**a seraya mengamati seorang pria bertubuh tegap yang tengah memegang smartphone.
"Bagaimana?" pria itu mendongak ketika Harley bertanya kepadanya.
"Semua sudah bersih, Nona. Semua stock barang yang tersisa sudah dipindahkan ke gudang milik Tuan Mariano." Mendengar jawaban dari pria yang tak lain adalah Mike membuat Harley dapat bernafas dengan lega, dengan susah payah ia melepas semua kepemilikan ganja yang ia punya, memberikan harta kotor itu kepada teman lamanya.
Akhirnya ia tidak akan terkena amukan lagi dari Tony, meskipun sang kakak tidak memiliki banyak koneksi seperti dirinya, tapi ia yakin bahwa Tony akan menulusuri tentang kegiatan Harley setelah ia tertangkap basah membangun usaha ganja tersebut, maka dengan berat hati, mau tidak mau ia benar-benar harus membuang segala hal tentang ganja yang melekat pada dirinya selama beberapa bulan ini.
"Bagus. Meskipun aku keberatan karna setelah meruntuhkan usahaku sendiri, aku harus terkurung di mansion sebesar ini tanpa aktifitas apapun." Mike memandang sendu ke arah majikannya, ia mengerti mengapa sang majikan membangun bisnis tersebut, ia juga merasa bersalah kepada Harley, karna perkataannya membuat Tony mengetahui bisnis ilegal yang dibangung Harley selama ini.
"Bagaimana jika Nona menanam bunga untuk mengisi aktifitas hari ini?" Harley merasa ingin menenggelamkan wajahnya di tumpukan bantal setelah mendengar saran dari Mike.
"Aku bukan wanita seperti Mommy yang sangat menyukai bunga, Mike!" ketus Harley membuat Mike menggaruk tenguknya secara tidak sengaja.
"Atau jika tidak, Nona ... . "
"Stop, Mike. Stop." Potong Harley sebelum Mike melanjutkan ucapannya kembali.
"Apapun saran dari mu, aku akan mengatakan TIDAK. Karena semua yang kau sarankan adalah semua kegiatan Mommy dan kau tahu secara pasti bahwa sifat ku menurun dari Daddy." Mike terdiam mendengar perkataan Harley, ia lalu teringat dengan mendiang Tuan dan Nyonya besar Wilson saat mereka masih hidup. Menurutnya kedua pasangan itu begitu bahagia, rumah tangga yang mereka bina tidak pernah memiliki masalah sama sekali. Mike menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia merindukan Tuan dan Nyonya besar nya saat ini.
"Karena kau, aku jadi merindukan Mommy dan Daddy saat ini," ujar Harley dengan menunduk lesu, membuat Mike merasa bersalah.
"Maafkan saya, Nona. Saya pun merindukan mendiang Tuan Yaqub dan Nyonya Elizabeth." Bahu Harley terkulai lemas, ternyata tidak hanya ia sendiri yang merindukan kedua orangtua nya melainkan bodyguard nya juga, atau mungkin seluruh pegawai di mansion ini merindukan kedua orangtua nya mengingat orangtua nya adalah pasangan yang begitu ramah terhadap semua orang di mansion ini.
"Kapan Tony akan pulang?" tanya Harley menatap ke arah Mike.
"Tuan Tonny pulang pukul sepuluh malam Nona, dikarenakan harus bertemu dengan klien dari Ibiza," jawab Mike yang masih setia berdiri di samping tempat tidur Harley.
"Ibiza?" tanya Harley seraya mengernyitkan keningnya.
"Ya, Nona," jawab Mike sekenanya.
"Aku merindukan Ibiza, suatu hari kita harus ke sana Mike!" ujar Harley dengan sangat antusias membuat Mike tersenyum, ia bahagia ketika Tuan dan Nona mudanya bahagia, ia pun sudah berjanji kepada Yaqub dan Elizabeth akan menjaga Tony dan Harley hingga akhir hidupnya.
"Ya, Nona," jawab Mike membuat Harley menghembuskan nafas dengan kasar lalu memandang Mike dengan tajam.
"Apakah tidak ada jawaban selain kata ‘YA NONA’?!" pertanyaan dari Harley membuat Mike tersenyum canggung seraya menggaruk tengkuknya kembali.
"Ehmm ... Jangan lupa untuk mengajak Tuan Tony juga, Nona muda." Harley lagi-lagi menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu melipat kedua lengannya di depan d**a.
"Pria itu selalu saja sibuk, aku bahkan tidak pernah berlibur bersama Tony," ucap Harley dengan frustasi.
"Kali ini harus, Nona," ujar Mike seraya tersenyum meyakinkan ke arah Harley dan hal itu membuat Harley berfikir sejenak.
"Baiklah, mari kita coba," ujar Harley setelah itu ia beranjak dari tempat tidur nya lalu berjalan ke luar kamar yang diikuti oleh Mike.
"Kau temani aku ke kantor, selagi jam makan siang masih lama, aku akan mencoba membujuk Tony agar ia bersedia ikut berliburan ke Ibiza bersama kita," ucap Harley dengan semangat membuat Mike tersenyum.
"Itu sudah menjadi tugas saya, Nona muda." Harley memasuki mobil setelah Mike membukakan pintu untuknya, setelah itu Mike berjalan menghampiri sisi mobil yang lain dan duduk di depan, kini Mike sudah siap dengan kemudi yang ada di hadapan nya. Mobil melaju dengan kecepatan rendah menuju perusahaan milik keluarga Wilson yang berada tidak jauh dari mansion milik Tony.
"Kau yakin jika Tony sedang berada di kantor yang satu itu?" tanya Harley memandang ke arah jalanan yang ada di hadapan nya saat ini.
"Saya yakin, Nona. Saya tahu betul jadwal kegiatan Tuan Tony," jawab Mike yang masih fokus dengan kemudi nya.
Tony selalu berpindah-pindah kantor di setiap harinya agar para karyawan bisa lebih dekat dengannya. Sesampainya di kantor Tony, para pekerja membungkuk hormat melihat kehadiran Harley. Saat Harley hendak masuk ke ruangan Tony, seorang wanita menahan langkahnya.
"Maaf, Nona. Anda tidak dapat masuk ke dalam ruangan dikarenakan Tuan Tony sedang kedatangan tamu penting saat ini, Tuan Tony berpesan agar tidak ada yang mengganggunya selama jam makan siang," ucap seorang wanita cantik dengan surau berwarna pirang yang dikuncir kuda.
Harley melotot tidak percaya mendengar penuturan tersebut. "Terutama aku adiknya?" tanya Harley seraya menunjuk dirinya sendiri.
"Maaf, Nona. Saya hanya menyampaikan perintah yang dikatakan oleh Tuan Tony," jawab wanita itu, Harley memandangi wanita berpakaian rapi dan sopan yang berdiri di hadapan nya saat ini sedangkan wanita tersebut menunduk takut akan sikap Harley.
"Kau karyawan baru?" tanya Harley memastikan seraya membaca name tag milik wanita itu dalam hati, Perrie Abraham.
"Ya, Nona," jawab wanita itu.
Pantas saja aku merasa asing dengan wajahnya, namun jika dilihat dari gerak tubuh wanita ini yang tengah membungkuk ketakutan membuat ku berfikir jika wanita ini berbeda dengan sekretaris Tony yang sudah-sudah. She is a good girl. Ucap Harley dalam hati.
"Kau tidak perlu takut, jika kau terkena amukan dari Tony karena tidak bisa menahan ku untuk masuk maka aku akan memukul hidung pria itu," ujar Harley membuat Perrie tersentak kaget.
Tanpa pikir panjang Harley segera membuka pintu ruang kerja milik Tony, hal yang ia lihat pertama kali saat pintu itu terbuka membuat darah yang ada di ubun-ubun kepalanya seolah mendidih. Sedangkan Tony yang begitu terkejut dengan kehadiran Harley segera menyingkirkan wanita yang tengah duduk di atas pangkuannya. Harley memandang sekretaris Tony dengan marah.
"Kau mengatakan bahwa wanita itu tamu penting?! Jangan beri ia ijin untuk masuk jika suatu saat ia kembali lagi!" teriak Harley membuat wanita yang duduk di atas pangkuan Tony tadi merasa marah.
"Jadi ini? Wanita yang membuat kau tidak mau berkencan dengan ku lagi?" tanya wanita itu membuat Harley melotot sedangkan Tony hanya bisa menahan nafasnya kali ini.
Shit! Mau ditaruh di mana wajahku ini? Tanya Tony dalam hati setelah melihat reaksi dari adiknya.
Harley berjalan mendekati dua manusia itu seraya mengamati penampilan wanita yang tengah melotot terhadapnya, gaun ketat yang memperlihatkan bentuk tubuh dari wanita itu membuat Harley tahu seperti apa wanita itu, jangan lupakan dengan belahan d**a yang rendah dari gaun itu yang membuat d**a wanita tersebut seolah akan tumpah.
"b***h," ujar Harley menyulut api kemarahan dalam wanita itu.
"Apa kau bilang?!"
Wanita itu melayangkan tangannya untuk menampar Harley namun dengan sigap Tony segera menahan tangan wanita tersebut, di saat yang bersamaan pula Harley menyiram wajah wanita itu dengan air minum yang ada di atas meja kerja Tony. Wanita itu terkejut dengan dingin nya air yang membasahi wajahnya.
"Wanita seperti ini yang akan kau jadikan sebagai kakak iparku?" Pertanyaan dari Harley sontak saja membuat wanita itu kembali terkejut.
Kakak ipar? Tanya wanita itu dalam hati kemudian ia menelan salivanya dengan susah payah setelah menyadari siapa wanita yang ada di hadapan nya saat ini. Tony menghempaskan tangan wanita itu dengan kasar yang membuat wanita itu tersadar dari keterkejutan nya. Tony menatap marah wanita itu.
"Kau berniat memukul adik ku?" tanya Tony dengan lirih namun sarat akan kemarahan di dalam perkataannya.
"Ton-Tony ... A-aku ... ."
"Aku memang sibuk akhir-akhir ini tapi bagaimana bisa aku mengajak kau berkencan jika aku saja tidak memiliki waktu untuk berbincang dengan adikku sendiri yang tinggal dengan ku dalam satu mansion yang sama?" Wanita itu terdiam sedangkan Harley tersenyum menyeringai seraya melipat kedua lengannya di depan d**a.
"Aku tidak menyangka jika kau sebar-bar ini Kylie. Aku tidak menyangka wanita selembut kau berani menampar wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah adikku sendiri!" teriak Tony.
"Tony aku minta maaf ... Aku ... ."
"Simpan kata maaf mu dan keluar dari ruangan ku saat ini, hubungan kita berakhir sampai di sini!" Kylie terkejut mendengar keputusan dari Tony.
Tidak, tidak, aku tidak ingin menjadi jalang lagi, kebutuhan financial ku semakin membaik setelah menjalin hubungan dengan Tony, aku tidak akan melepaskan tambang emas ku kali ini. Ucap Kylie dalam hati.
"Tidak Tony, aku tidak ingin berpisah dari mu," ujar Kylie seraya memeluk Tony dan hal itu membuat Tony muak. Ia berusaha melepaskan rengkuhan kuat dari Kylie di tubuhnya seraya memanggil penjaga. Dua penjaga bertubuh besar segera menarik paksa Kylie yang tidak ingin melepaskan pelukan nya pada tubuh Tony. Kylie meronta-ronta ketika kedua penjaga tersebut meyeretnya keluar dari ruang kerja Tony.
Merasa membuang-buang waktunya di kantor sang kakak membuat Harley segera memutar tubuhnya dan berniat pulang ke mansion. Mood-nya berubah seketika setelah melihat hal yang membuatnya marah, ia tidak masalah dengan sang kakak yang berciuman atau bermesraan atau apalah itu. Namun Harley sangat menyayangkan dengan sikap Tony yang lagi-lagi tidak bisa memilih wanita dengan benar. Bukan wanita seperti itu yang ia inginkan sebagai kakak ipar nya.
Melihat kepergian Harley dan Mike di belakang wanita itu membuat Tony segera mengejar sang adik yang sudah keluar dari ruang kerjanya, keributan beberapa menit yang lalu di dalam ruangan bos nya membuat sang sekretaris menunduk ketakutan.
"Halsey please ... ," ucap Tony mencekal lengan sang adik.
Harley membalikkan tubuhnya lalu menatap sang kakak dengan tajam. "Apa?!" tanya Harley marah.
"Halsey ... , " ujar Tony lirih.
"Kau lihat sendiri bukan jika kau sudah salah memilih wanita untuk yang ke sekian kalinya?!" tanya Harley dengan sinis.
"Apa kau tidak tahu jika wanita seperti itu hanya mengincar hartamu saja?" Tony terdiam mendengar pertanyaan dari adiknya tersebut.
"Aku tidak ingin harta daddy atau perusahaan yang daddy turunkan kepadamu akan berakhir di tangan wanita itu. Dari penampilannya saja aku bisa mengetahui seperti apa wanita itu. Apa kau tidak bisa menilai wanita tadi seperti apa?" tanya Harley tidak habis pikir.
"Halsey ... . "
"Stop! Aku tidak melarang kau untuk menjalin sebuah hubungan dengan siapapun tetapi seharusnya kau lebih teliti lagi untuk memilih seperti apa wanita yang ingin kau jadikan sebagai kakak ipar ku. Aku bahkan lebih setuju jika kau dengan sekretaris baru mu yang terlihat sederhana ini dibandingkan dengan nenek sihir berkepala ular seperti tadi," ujar Harley panjang lebar di hadapan Tony dan juga Perrie, setelah itu Harley melenggang pergi yang diikuti oleh Mike, tak lupa Mike membungkuk sopan kepada Tony yang masih berdiri mematung di hadapan Perrie. Tony menoleh ke arah sekretaris baru nya setelah mendengar penuturan dari Harley.
"Apakah kau mau berkencan dengan ku?"