bc

Cinta Pertama Sang Bandar

book_age18+
1.7K
FOLLOW
21.7K
READ
sex
pregnant
badgirl
police
mafia
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

WARNING!!! Mengandung adegan dewasa.

-----

Arthur Abraham, seorang mafia kelas atas yang tidak pernah jatuh cinta apalagi bercinta dengan wanita manapun selama dua puluh delapan tahun namun takdir mempertemukannya dengan seorang wanita yang secara terang-terangan meyaingi bisnisnya hingga wanita itu masuk ke dalam kehidupannya, memperkenalkannya dengan sebuah hal yang bernama cinta.

-----

Beberapa adegan mengandung unsur KEKERASAN dan KONTEN DEWASA.

Bagi yang belum 18+ harap melipir dulu ya dedek" gumushh.

DON'T COPY PASTE!!!

chap-preview
Free preview
1. MY BOY
Tokoh utama dalam n****+ ini adalah Arthur Abraham & Harley Wilson dan semua n****+ aku berkaitan ya, kalian bisa juga baca n****+ yang lain seperti : My Sexy Prince 1 atau 2 : Brian Abraham (Ayah dari Arthur Abraham) & Vallery Queenzell (Ibu dari Arthur Abraham) Ratu Di Pangkuanku : Perrie Abraham (Sepupu dari Arthur Abraham) & Tony Wilson (Kakak dari Harley Wilson) Cinta Dua Kasta : Mario Daniel (Musuh dari Arthur Abraham) & Liza Richardo Sirena : Dave Abraham (Paman dari Arthur Abraham) & Sirena Sedatar Tembok : Bimo Rahardjo (Klien Bisnis Mathew Abraham/adik dari Arthur Abraham) & Alika Soetedjo ----- Los Angeles, California. ----- Malam itu hujan begitu deras mengguyur kota Los Angeles, suara rintik hujan dan gemuruh petir tidak membuat seorang pria terusik, ia justru menikmati alunan merdu dari alam tersebut. Pria itu menangkupkan kesepuluh jemarinya, kedua sikunya bertumpu pada meja yang selama ini menjadi meja kerjanya. Pria berdarah Amerika tersebut tersenyum menyeringai ketika misinya kali ini berjalan dengan lancar. "Aku suka cara kerja mereka," ucap pria itu yang bernama Arthur Stefano Anderson. "Kirim sisa stock yang kita miliki ke daerah tersebut, dengan begitu aku tidak perlu lagi mengemis uang kepada pria b******k yang berstatus sebagai suami ibuku!" perintah Arthur kepada Justin, orang kepercayaannya. Justin Vladenny, pria keturunan Portugis itu telah bekerja dengan Arthur selama tujuh tahun belakangan. Mendengar perintah dari Tuannya, Justin lantas membungkukkan tubuhnya. “Baik, Tuan.” Ia lalu bergegas meninggalkan Arthur di ruangan tersebut yang terletak di bagian bawah tanah dari sebuah mansion. Pria itu melenggang pergi seraya menelpon seseorang untuk mengirimkan stock barang yang dimiliki oleh Arthur. Selepas kepergian Justin, Arthur segera merebahkan tubuhnya pada punggung kursi kebesarannya, ia memejamkan mata, merencanakan strategi penjualan barang miliknya agar cepat laku dan semakin berkembang pesat. Ia sudah bertekad di dalam hatinya bahwa ia tidak akan meminta uang sepersen pun kepada seseorang yang telah mengecewakannya selama ini, seseorang yang membuat hatinya terluka, seseorang yang seharusnya ia panggil dengan sebutan 'Daddy'. Dering suara smartphone membuyarkan pemikirannya, ia membuka matanya lalu melirik smartphone tersebut yang tergeletak di atas meja kerjanya. Ia segera menegakkan tubuhnya kembali ketika sebuah nama tertera di layar smartphone tersebut, nama seseorang yang begitu ia cintai sampai kapanpun. Ia tersenyum. "Hallo, my boy." senyum Arthur mendadak lenyap ketika mendengar sebutan itu, lagi. "Mom, berapa kali aku bilang jika aku tidak suka kau memanggil ku dengan sebutan seperti itu?" tanya Arthur seraya mengepalkan jemari kirinya. "Dan apa kau tahu, Mommy merasa sakit hati setiap kau berkata seperti itu?" tanya Vallery Abraham dari seberang telepon, dia adalah ibu kandung Arthur. "Itu panggilan daddy untuk mu, kenapa kau tidak suka?" tanya Vallery dengan raut wajah sedih yang pasti tidak bisa dilihat oleh Arthur namun pria itu tahu bagaimana raut wajah sang ibu saat ini. "Tolong jangan bahas pria itu lagi, Mom." Ada kata 'b******k' yang tertahan di dalam mulut Arthur ketika ia menyebut kata ‘pria’, namun ia tidak mungkin menyebut pria itu dengan sebutan 'pria b******k' di hadapan istri pria tersebut yang tak lain adalah wanita yang akan selalu ia cintai hingga akhir hidupnya, ibunya. "Kenapa kau berubah, Baby?" tanya Vallery yang membuat Arthur memejamkan matanya, tangan kiri yang masih mengepal sempurna. Ia benci mendengar suara sendu ibunya seperti saat ini. "Saat kau sekolah dasar hingga kemudian tinggal di asrama kau berubah, kau terlihat sangat membenci daddy-mu, apa yang sebenarnya ter.." tut tut tut. Panggilan itu terputus begitu saja. Maafkan aku, Mom. Ucap Arthur dalam hati. Maafkan aku. Ulangnya sekali lagi. Ia semakin memejamkan kedua matanya dengan erat lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar ketika ia sadar bahwa perbuatannya tadi pasti akan melukai hati ibunya, ia hanya tidak ingin membuka luka lama itu, hatinya seolah tidak ingin membenarkan apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar kala itu, namun kenyataannya terlihat begitu jelas bahwa apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar saat itu adalah nyata dan benar bahwa ayahnya berselingkuh. Arthur kembali membuka matanya ketika sebuah pesan singkat masuk ke dalam smartphone miliknya. Lagi-lagi Arthur memejamkan kedua matanya ketika membaca pesan singkat itu, hatinya bergejolak saat mengetahui bahwa hati ibunya tersakiti karena sikapnya. Hati Arthur seolah sesak saat ia membaca panggilan ‘sayang’ itu di akhir pesan. Mommy Kau melukai hati Mommy, my boy... My Boy. Dua kata itu mampu membuat hati Arthur terasa seperti diremas oleh tangan tak kasat mata, karna saat dua kata itu terlihat oleh penglihatannya atau terucap dari mulut siapa pun, ia merasa bahwa seolah-olah ia bisa mendengar bagaimana suara sang ayah yang selalu memanggilnya dengan panggilan itu. “Have a nice dream, my boy” Arthur menggelengkan kepalanya, kedua matanya memanas ketika alunan suara dan bayangan sang ayah yang memanggilnya dengan sebutan itu melintas begitu saja di pikirannya saat ini. Arthur membanting smartphone miliknya ketika hatinya terasa semakin sakit, emosinya meluap, ia tidak tahu harus bagaimana lagi membuang rasa sakit itu, ia tidak tahu lagi harus berlari sejauh mana agar ia tidak lagi mengingat kenangan dan kata-kata menyakitkan yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat. Luka itu membekas hingga saat ini, luka yang begitu dalam, yang terbentuk sejak dua puluh tahun yang lalu. Shit! Umpat Arthur dalam hati karna mood-nya saat ini benar-benar seperti dijungkir-balikkan begitu saja. Rasa senangnya beberapa menit yang lalu seketika berubah menjadi amarah hanya karna ia mendengar dan membaca dua kata tersebut. Arthur terkesiap ketika mendengar ketukan pintu, ia lalu berdehem untuk menetralkan emosinya saat ini, ia tidak akan menunjukkan rasa lelah dan sedihnya akibat masalah ini kepada siapapun bahkan kepada orang kepercayaannya sekalipun. "Masuk!" teriak Arthur dengan suara yang sangat tegas meskipun ia susah payah untuk menutupi nada serak dalam suaranya. Muncul sosok Justin dari balik pintu lalu berjalan ke arah Arthur, pria itu kemudian menundukkan wajahnya. Arthur tahu bahwa apa yang akan diucapkan oleh Justin setelah ini akan membuat mood-nya semakin hancur, ia tahu betul gelagat pria itu ketika sedang ragu untuk mengucapkan suatu informasi yang membuatnya marah. "Katakan!" perintah Arthur dengan nada tegasnya. "Maaf Tuan, stock barang kedua terhambat ketika menuju Australia karna mereka sudah mendapatkan barang lain yang harganya jauh lebih murah dari harga yang kita tentukan." Rahang Arthur mengeras. Apa lagi kali ini? Tanya Arthur dalam hati. Arthur segera bangkit dari duduk nya lalu menggebrak meja kerjanya dengan keras, hal itu membuat Justin berjengkit karna terkejut. "Berapa harga yang mereka tawarkan?!" tanya Arthur dengan nafas memburu. Justin berdehem untuk menetralkan rasa takut nya saat ini, Arthur adalah seseorang yang sangat ia takuti ketika ia mengetahui siapa sosok Arthur yang sebenarnya. "Tiga puluh persen lebih murah dari harga yang kita tentukan selama ini, Tuan." Arthur sedikit terkejut mendengar jawaban dari Justin, jika seperti itu, ia sedikit ragu untuk bersaing harga, jika ia bersaing sepuluh persen dengan rival baru nya saat ini, itu tandanya ia hanya mendapatkan untung sedikit. "Siapa pesaing ku kali ini?" tanya Arthur dengan geram, ini bukanlah pertama kalinya ia memiliki seorang rival yang berani bermain harga dengannya. "Dia seorang wanita, Tuan," jawab Justin. Arthur semakin terkejut ketika ia tahu bahwa rivalnya kali ini adalah seorang wanita, Arthur mulai sadar jika wanita yang menjadi rivalnya kali ini bukanlah wanita sembarangan, karna untuk masuk ke dalam bisnis ilegal yang Arthur jalankan saat ini tidaklah mudah bahkan untuk seorang pria sekali pun. Holyshit! Umpat Arthur dalam hati. "Wanita itu sering dipanggil dengan Masked Queen, ia terkenal dengan nama itu, namun setelah saya selidiki nama asli dari wanita itu adalah Harley Wilson," ucap Justin yang membuat Arthur menyeringai. "Masked Queen," gumam Arthur seraya menyeringai. "Hanya seorang raja yang bisa meluluhkan seorang ratu. Ratu akan luluh saat sang raja berhasil melepas topengnya," ujar Arthur kembali dengan rencana licik yang berputar di otaknya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dependencia

read
193.8K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
148.3K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
575.5K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
601.0K
bc

Mrs. Rivera

read
47.0K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
122.0K
bc

HOT NIGHT

read
612.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook