GODAAN

1042 Words
Mama besok mau pulang, dia gak kira - kira memberikan daftar belanjaan kepadaku, ah gila ini banyak banget lagi. Melihat daftar belanjaan mama membuat ku kesal.dan sakit kepala, aku pun menelepon seseorang untuk menyuruh membelikan keperluan ibu mertua ku itu, mana sanggup aku membelinya. lebih baik aku sekarang me time di mall. "Hallo Mah, nanti ada kurir yang bawaim semua keperluan mama ya, soalnya aku gak saaggup bawa sendirian," ucap ku melalui sambungan telepon. "Terserah lah yang penting pesanan yang ku tulis tak ada satu pun yang kurang, kamu ga usah makan di luar, oh ya makan malam di rumaj saja, jangan makan di luar dan gak usah beli, soalnya mama gak mau kamu boros pake duit anak mama," "Tutt.. tuttt ...tuttt" telepon pun dimatikan tanpa mengucapkan salam perpisahan. "yeeyy gila" gumam ku kesal Aku pun segera mengendari sepeda motor matic ku yang sudah tua ini menuju mall, aku berniat memilih beberapa hadiah untuk anniv ku bersama Ryo nanti, ya walaupun masih 2 bulan lagi aku harus mencari - cari. **** POV RYO "Mas kok kamu repot sih suruh driver yang ambil pesanan, padahal toko nya yang mau anterin loh," ucap Intan di hadapan Ryo. "Hmmm iya aku kan sekalian ambil keperluan lain nya, lagian jalanan macet, kalau dia yang antar kan belum tentu sampai," Ucap Ryo. Ryo pun menatap Intan, ia mendekati Intan sambil memberikan bunga untuk nya, "Ini untuk mu, selamat datang dan selamat bekerja di kantor ini, Ibu Direktur," Ucap Ryo "Wah Mas, sampai repot seperti ini, hmm jangan panggil Ibu lah kalau kita hanya berdua, lagian kamu kan lebih tua dari ku heheh makasih banyak ya mas," Mereka pun satu sama lain terlihat begitu akrab, orang kantor pun seperti tak merasa asing melihat kemesraan mereka, dan tak ada yang mencemooh Ryo yang sudah memiliki istri. Ryo memang merahasiakan pernikahannya di kantor, karena ketika ia masuk kerja, perusaahaannya mencari yang single, jadi ga semua orang tahu tentang seluk beluk hal pribadi tentang Ryo. Akan tetapi, ketampan dan kebaikan Ryo serinh di salah tanggap oleh para karyawan, wanita, dan termasuk oleh Intan anak Direktur perusahaan tempat Ryo bekerja, Ryo pun mendapatkan rekomendasi setelah Intan merayu sang ayah agar Ryo di naikan jabatan, karena jika tidak naik jabatan Intan pun tak mau menduduki status barunya menjadi Direktur. Perusahaan itu memang bukan milik keluarga Intan, tapi ayahnya pemegang saham terbesar, sedangkan sang pemilik hanya mau menerima laporan saja tidak begitu banyak terlibat. "Sebentar lagi makan siang, nanti kita makan siang bersama ya dengan karyawan sehabis itu temani aku pergi keluar bisa?" ucap Intan lembut, bibir merah nya mengerutkan senyum. "Baiklah, tapi aku gak bisa lama aku harus pulang cepat hari ini," "Kalau kamu gak bisa berlama, kita makan malam bersama saja di rumah mu? gimana?" ajak Intan merayu agar bisa ke rumah Ryo. "Eh maaf, gak bisa, lagian rumah ku kecil masih ngontrak mungkin nanti aku akan mengundang mu makan bersama ketika aku sudah menempati rumah dinas, kalau di sana kan lebih bagus dan nyaman," Tolak Ryo dengan halus. "Baik lah, nanti kita beli property lainnya bersama ya, atau gak gini aja, sehabis makan siang kamu bisa pulang dan aku lanjut berbelanja untuk perlengkapan rumah baru mu gimana? Kan kamu juga seorang diri mana sempat untuk membeli perlengkapan lainnya," Ucap Intan. "Gak usah nanti merepotkan kamu, gak apa - apa nanti aku bisa nyicil perlahan kok," Ucap Ryo mengelak. Intan mun berdiri dari kursi nya, lalu mendekati Ryo dengan dekat, sambil menatap wajah nya dengan dekat, Ryo pun sedikit mundur untuk menghindari Intan "Kalau kamu menolak aku akan nekad," "Baik baik aku mengaku kalah, nanti bill nya bisa kamu potong dari gaji ku," Ucap Ryo sopan. "Ahhh kamu begitu saja pakai potong gaji, anggap saja ini hadiah dari ku untuk kamu, karena selama ini kamu sudah baik membantu papi, hingga perusahaan ini berkembang pesat seperti sekarang," Sebenarnya Ryo merasa tak nyaman dekat dengan Intan karena gosip yang beredar mengenai mereka berdua, akan tetapi ia juga bingunh karena takut nanti Dira salah paham tentang hubungan nya ini. Ryo sendiri selalu menolak ajakan jika Intan mengajak nya jalan berdua, tapi semakin hari ia malah semakin terikat dengan anak dari bosnya itu, terlebih sekarang intan menggantikan posisi ayahnya menjadi direktur, otomatis waktu berdua dengan intan akan semakin intens. "Hayu," Ucap Intan sambil menarik tangan Ryo menuju luar ruangan, dan ke ruanhan kantor yang telah di siapkan untuk perayaan kenaikan jabatan. Ryo pun kaget ketika Intan mengengam tangannya, dan ketika masuk ruangan sorak dan tepuk tangan pun menggema ketika mereka datang sambil bergandengan tangan. "suitt suitt" "prokkk prookkkk" gemuruh riuh suasana kantor hari ini, seolah kedatangan pangeran dan putri yang serasi, pelatuk popper party pun di tarik, "Duarr darrr duarr" "Selamat datang Ibu Direktur dan Bapak manajer kami yang sangat serasi yeyyyyy," Teriak para karyawan ricuh, kamera ponsel pun tertuju kepada mereka berdua, banyak pula yang mengupload ke sosial media mereka sambil berselfi ria. dan tak terasa sore pun tiba, Ryo pun izin pamit untuk pulang terlebih dahulu, Ia pun mengambil tas kerja nya keruangan, dan tak lama Intan pun menyusul. "Kamu mau pulang ya? hmm makasih banyak ya hari ini," Ucap Intan sambil mendekatkan badan nya kepada Ryo. Ryo pun sedikit menghindar, ia takut jika merespon Intan akan menganggap dirinya terlalu serius, dan "Muach" Intan tetiba mengecup pipi Ryo, Ryo pun terkejut. "Intan kamu terlalu berlebihan akuu.. " "Aku apa? bukan kah selama ini kita dekat, kamu single dan aku single? iya kan?" Ucap Intan sambil memegang pipi Ryo. Ryo pun dengan sopan menurunkan tangan intan ke bawah agar tak memeganh pipi nya. "Tapi akuu," "Aku apa? apa kamu sudah punya sesorang yanh hati nya harus kamu jaga? sehingga menolak ku?" Ucap Intan membalikan badan nya. Ryo pun terdiam, "Kenapa kamu diam? benar kah ada sesorang di hati mu? jika benar aku tak apa apa menunggu mu? jika di luar kamu miliknya, di kantor ini di ruangan ini kamu dan aku kan hanya berdua?" "Intan, kamu ini anak pemilik perusahaan ini dan aku hanya laki - laki biasa, tidak baik seperti ini, dan tentu saja derajat kita berdua sangat jauh berbeda bagaikan bumi dan langit, baik lah aku pulang dulu," Ucap Ryo sambil keluar dari ruangan itu. "Ahhh Ryo, semakin kamu menolak ku, semakin membuat ku tertantang, lihat saja nanti kamu akan tergoda kepada ku,"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD