"Selamat Siang, saya mau ambil pesanan untuk kantor PT. Sejahtera."
"Iya Siang juga Pak, Wah kirain mau datang jam 11 Pak, di tunggu ya masih mau sisa 1 kue tampah lagi yang mau di wraping," ucap ku.
"Eh iya Bu, tadi soalnya Bapak suruh cepat agar gak kena macet, gak apa apa bu saya tunggu," jawab bapak driver paru baya itu.
Aku pun agak aneh ketika mendengar ia mengucap "BAPAK" sedangkan yang memesan kue ini kan perempuan. Sambil merapihkan kue tampah, aku pun mengambil sepiring kue dan sebotol air mineral untuk si Bapak.
"Pak sambil nunggu, silahkan di cicipi," ucap ku ramah.
"Wah terima kasih bu,"
Aku pun membuka obrolan sambil merapihkan kue, niat kepo ku pasti kena sasaran, karena ia dari awal ia sudah membocorkan yang memesan nya adalah bapak.
"Pak kue dan tumpeng sebanyak ini kalau boleh tahu untuk acara apa ya pak?" tanya ku membuka obrolan.
"Oh itu Bu, kenaikan jabatan manajer, kebetulan ada acara syukuran hari ini, makanya pesen nya banyak, ya lumayan lah Bu, kalau pegawai kecil kaya saya ini mah seneng kalau ada acara gini di kantor," Jawab nya
Mendengar kata manjer hati ku pun terasa perih, apa jangan - jangan suami ku, gumam ku dalam hati.
"Iya pak pasti seneng ya, makan - makan, pasti baik ya pak manajer baru nya? perempuan apa laki - laki? soalnya yang kemarin ke sini perempuan, Laras namanya," Tanya ku kembali.
"Laras? hmm wah baru denger saya namanya, Laras siapa ya?" tanya nya heran, aku pun heran.
"Yang pesen kue dan tumpeng ini nama nya laras loh pak, bapak ga salah ambil pesenan kan?" Tanya ku heran sambil membawa kue tampah yang sudah selesai ke samping meja tempat si bapak itu duduk.
"Tapi inj bener kan bu pesanan PT. Sejahtera?" tanya bapak itu heran.
Aku pun segera mengambil ponsel, dan menunjukan nomer pemesan itu, tapi si bapak malah heran karena ia tak mengenal nomer tersebut.
"Duh saya jadi bingung buk,"
"Kalau boleh tau yang nyuruh bapak ambil pesanan namanya siapa ya?" Tanya ku agat tak salah paham lagi.
"Oh Bapak Ryo, mungkin yang mesen nya Ibu. Intan kali buk, sebentar saya punya fotonya." Sang Driver pun mengeluar kan ponsel nya.
Dan menunjukan Foto Ryo suami ku foto berdua bersama wanita yang kemarin mampir ke toko ku, hancur? ya jelas bagaikan petir di siang bolong, Pria yang kemarin mengatakan tidak kenal wanita bernama Laras tentu saja tidak benar - benar kenal, karena itu bukan nama aslinya.
Aku hanya diam, mematung keringat ku semakin bercucuran, ingin ku menanyakan lebih siapa wanita yang ada di samping suamiku, tapi bibir ini pun sudah tak sanggup bergerak.
"Ini namanya Ibu. Intan, anak nya bapak Direktur kami bu, nah serasi kan bu? denger denger sih mereka dekat, dan biasalah bu, kalau ada hubungan cepet naik jabatannya. heheh, yang satu ganteng yang satu cantik, sekantor sih gosipnya udah ada yang bilang pacaran," ucapan sang driver membuat kaki ku seolah melayang.
"Buk buk, ini dah beres semua,"
Aku pun melamun, terdiam hati ku hancur seketika, setega itu kah suami ku demi naik jabatan?
"Pak, apa saya bisa nemenin buat antar ke sana? biar kue ama tumpeng nya ga goyang - goyang," aku pun memberanikan diri ingin melihat kenyataan, aku tak mau pikiran negatif ku malah membuat ku gila.
"Jangan buk, saya masih ada urusan ambil barang lain, lagian mobil nyafull buk, ini aja saya taruh di depan, kue kue nya di belakang.
"Ya sudah pak, oh ya pak boleh minta nomer nya bu intan, mau ngucapin terima kasih, soalnya saya kemarin lupa minta, beliau hanya nulis alamat saja di kertas," Tanya ku kembali.
"Wah maaf bu, gak bisa ini privasi soalnya, bisa- bisa saya di pecat menyebarkan data anak Bos saya, oha ya bu ini saya bawa ke mobil dulu ya,"
Driver itu pun mengakat satu persatu pesenan dari wanita itu, entah siapa namanya yang jelas aku akan menanyakan nanti ketika suami ku pulang ke rumah.
Driver itu pun pamit, aku pun segera menelepon suami ku, aku ingin mendengar apa respon nya ketika aku tidak jadi ke sana.
"Tuttt ....tut......"
"tutttt ....turrr..."
untuk kesekian kalinya aku menelepon dan mengirim pesan singkat tidak ada balasan, sesibuk itu kah kamu sayang, apa jangan
jangan semalam kamu begitu menggebu karena membayangkan wanita lain di pikiran mu.
"Aku ingin tahu, bagaimana kamu nanti menghadapi pertanyan dari ku, jika kamu memang benar selingkuh, pasti kamu akan terkejut mendengar aku menyebut nama wanita itu, dan bisa - bisa nya wanita sialan itu memakai nama wanita lain dan memberikan nomer palsu.
Apa jangan - jangan, kamu mengetahui aku istrinya, dan kamu ingin aku terbakar cembur agar aku menyudahi pernikahan ku dengan Ryo.
Lihat saja, kalian jika benar - benar kamu menyelingkuhi ku, aku tak akan tinggal diam, ahh tuhan aku sungguh tak sanggup untuk saat ini menerima sebuah kenyataan. tapi semoga pikiran ku ini salah, aku hanya bisa berdoa semoga pilihan ku tak menduai ku.
"Aku gak sanggup kalau sampai Kehilangan Ryo, aku sangat mencintai nya" Ucap ku sambil merintih, tak terasa air mata ku bercucuran.
mengingat segala kenangan yang terjadi antara aku dan Ryo di masa lampau, begitu menyenangkan walaupun kami hidup dengan uang yang pas pasan, tapi kami satu sama lain selalu tertawa bahagia bersama.
kenapa ketika kini ekonomi sedang menuju perjalanan ke atas, kenapa godaan banyak menimpa, aku kira mertua dan belum nya memiliko momongan hanya ujian ku, ternyata banyak ujian - ujian dari Mu yang sedang mengantri Tuhan.
"Beep beep"
"Bepp beeep"
lamunan ku terhenti oleh suara ponsel yang berdering, aku pun segera menerima telepon sambil menghapus air mata ku ini.
"Ya sayang," Ucap ku.
"Sayang maaf ya, tadi aku lagi meeting, gak sempet terima telepon kamu, oh ya yang jemput makanan sudah dateng?" Ucap suami ku Ryo.
"Loh kamu yang suruh ya?" tanya ku pura- pura tidak tahu kejadian yang sesungguhnya.
"Iya, ternyata yang order itu Intan, anak Pak Budi Direktur aku, makanya aku bingung Laras siapa, aku ga kenal kalau Laras, dia pesen banyak buat naik jabatan aku sama merayakan dia di sini kerja," Ucap nya.
Aku pun sedikit lega mendengar penjelasan Ryo, walaupun agak ganjal mendengar merayakan Dia kerja di sini maksudnya bagaimana.