Bab 10

1010 Words
Bab 10 Tubuh Reza mematung selama beberapa saat setelah mendengar perkataan Claudia, tidak menyangka kalimat itu yang akan diucapkan oleh wanita yang menyandang gelar sebagai istrinya itu. "Apa yang kau katakan, Clau? Kau tidak benar-benar bersungguh-sungguh mengatakan ingin bercerai denganku kan?" "Hahaha, apa kamu lihat aku sedang bercanda, Mas? Aku benar-benar ingin bercerai denganmu, ayo kita sudahi semua ini. Aku tidak ingin lagi kita saling menyakiti, lagi pula di hatimu bukan ada aku, tetapi hanya ada Bianca!" "Aku sudah lelah berada di dalam posisi seperti ini, aku memang menjadi istrimu tetapi kehadiranmu disini tidak bisa membuatmu melupakan Bianca! Lalu apalagi yang harus aku harapkan, jadi kupikir sebaiknya kita selesaikan semuanya sampai di sini saja!" Claudia menatap wajah Reza dengan begitu serius, sedikitpun Tidak menunjukkan raut kesedihan atau seperti ingin bercanda dengan Reza. Claudia benar-benar sudah berada di dalam fase lelah dan ingin segera mengakhiri semuanya, perempuan itu berpikir dengan mereka mengakhiri hubungan tersebut maka itu akan membuat mereka bisa dengan leluasa mengusap kebahagiaan masing-masing. Claudia dengan kebahagiaannya sendiri, begitu juga dengan Reza yang bisa bersama dengan kebahagiaannya yaitu Bianca. Lagi pula Claudia juga menyadari bahwa hati itu tidak bisa dipaksakan, seberapa kuat pun dia berusaha untuk mempertahankan hubungan pernikahan itu dan berusaha selalu ada untuk Reza. Namun jika tidak itu sendiri saja tidak bisa mencoba menerima kehadirannya, lalu bagaimana bisa dia akan terus meneguhkan diri untuk tetap berjuang? Claudia tidak ingin hanya berjuang seorang diri oleh karena hal itu teramat sangat menyakitkan! Sementara itu Reza sendiri terlihat masih sangat terkejut dengan pengakuan keinginan dari Claudia, di dalam benaknya mulai berusaha mencari cara bagaimana agar dia dan Claudia tidak bercerai saat itu. Bukan karena dia mulai mencintai istrinya itu, akan tetapi semua karena hak tentang ahli waris yang entah akan jatuh ke tangannya atau tidak jika dia bercerai dengan Claudia sekarang. "Tidak, Claudia! Kita tidak bisa bercerai," ucap Reza dengan tatapan penuh keseriusan. "Kenapa, Mas? Kenapa kita tidak bisa berpisah, apa kamu ingin selalu menyiksaku dengan hubungan yang tidak jelas ini, huh?" Kali ini Reza terdiam dengan perkataan yang keluar dari mulut Claudia, dia sadar betul dirinya memang sudah menyiksa perempuan itu dengan menjalani sebuah hubungan yang tidak tahu seperti apa hubungan itu sebenarnya. Mereka memang terikat dalam suatu pernikahan, akan tetapi hatinya masih teguh berpegang kepada kekasihnya. Reza sungguh sangat mencintai Bianca dan tidak sanggup untuk melepaskannya, akan tetapi untuk melepas Claudia saat ini pun jauh lebih tidak mungkin lagi. 'Aku memang berencana untuk melepaskan Claudia dan berpisah dengannya, tetapi tidak sekarang! Ya, bukan sekarang waktunya aku dan dia untuk berpisah,' gumam Reza dalam pikirannya. Dia sungguh tidak menyangka akan tiba hari ini, hari dimana Claudia meminta perpisahan kepadanya! 'Orang yang aku cintai adalah Bianca, dan aku tidak akan bisa menolak hal itu. Akan tetapi aku juga tidak bisa menceraikan Claudia saat ini, aku tentu tidak mau dicoret dari hal waris keluarga Aditama jika sampai bercerai dengan Claudia saat ini.' 'Akh, sekarang Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan kepada Claudia dan membuatnya berhenti untuk meminta perceraian dariku?' Reza masih tenggelam dalam pikirannya, niat awalnya pulang lebih awal dan mencari keberadaan Claudia adalah untuk melampiaskan amarahnya kepada perempuan yang telah dianggapnya sebagai seorang yang mengadu kepada kakeknya hingga berakhir pada pemecatan yang dilakukan Albizar kepada Bianca secara tidak terhormat. Akan tetapi ternyata kedatangannya justru disambut dengan kejutan yang lain, dimana tanpa berbasa-basi terlebih dahulu Claudia langsung mengatakan keinginannya untuk berpisah tepat saat dia baru saja memanggil namanya. 'Kenapa Claudia selalu bisa membuat aku tidak berkutik?!' "Kenapa kamu diam saja, Mas! Apa yang sedang kamu pikirkan saat ini, ayo cepat ucapkan kalimat talak itu kepadaku agar aku bisa bebas keluar dari sarang emas yang kamu buat ini!" Reza semakin merasa bingung dan frustasi saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Claudia, disaat dirinya sendiri tidak tahu harus mengatakan apa, tetapi perempuan itu malah dengan begitu beraninya terus mendesak agar dia mengucapkan kalimat talak untuknya. "Clau, kenapa kamu terus mendesakku untuk menceraikan kamu. Memangnya kamu tidak takut hidup sebagai seorang janda?" Jawaban yang jelas sangat dibuat-buat, tentu saja semua karena Reza masih belum bisa menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Claudia itu. Lagi pula, untuk seorang wanita mandiri dan cerdas seperti Claudia, jelas saja tidak akan ada ketakutan untuk hidup sebagai seorang janda. Terlebih Claudia masih muda dan cantik, tentu saja banyak laki-laki yang sedang antri untuk mendapatkannya. "Kamu ini bicara apa, Mas! Menjanda juga bukan hal yang buruk, dan menurutku pun akan lebih baik hidup menjanda daripada hidup bersuami tetapi serasa seorang janda!" Glek! Lagi-lagi Reza menelan ludahnya dengan susah payah, apa yang dikatakan oleh Claudia memang benar adanya. Dia memang menikahi perempuan itu, akan tetapi dia tidak pernah menganggapnya sebagai seorang istri. Reza justru dengan begitu berani dan terang-terangan menunjukkan hubungannya dengan Bianca di depan Claudia, tanpa peduli dengan perasaannya. 'Tidak! Biar bagaimanapun juga aku tidak akan pernah melepaskan Claudia saat ini, semua demi hal ahli waris yang harus jatuh ke tanganku dan hanya Claudia lah yang bisa menjadi perantara semua harta warisan itu jatuh kepadaku. Jika aku bersedia melepaskan dia sekarang, maka itu artinya aku juga harus siap untuk melepaskan semua yang aku miliki saat ini, termasuk dengan perusahaan dan jabatan yang dia dapatkan saat ini di perusahaan keluarga Aditama!' "Mas!" Claudia menghembuskan nafas panjang setelah memanggil suaminya lagi, seolah ada sesuatu yang sedang mengganggu pikirannya saat ini. "Aku tahu kamu tidak benar-benar menginginkan hubungan ini, Mas! Aku juga sudah memikirkan semuanya dengan matang, aku akan memilih untuk melepaskan kamu, ku harap kamu juga bersedia untuk melepaskan aku!" Tatapan mata perempuan itu menatap dengan sayu ke depan, ada sesuatu yang tidak bisa dia ucapkan dengan kata-kata. Dia hanya bisa memendam semuanya dalam diam, tidak bisa mengatakan apapun di hadapan Reza. Sejujurnya Claudia pun merasa ingin mempertahankan hubungan itu, akan tetapi dia merasa tidak akan sanggup kalau harus terus bertahan dengan ketidakpastian ini. Dia ingin bertahan, akan tetapi di sisi lainnya Reza terus menegaskan bahwa dirinya tidak ingin melepaskan Bianca dan malah secara terang-terangan menunjukkan hubungannya dengan perempuan itu. "Ayo cepat katakan, Mas! Jangan hanya diam saja seperti itu, berikan keputusanmu kepadaku saat ini juga!" Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD