Di sisi lainnya, Reza sendiri sedang menahan kekesalan yang begitu besar dalam hatinya ketika tiba-tiba sang kakek datang memanggilnya ke rumah untuk menghadap kepadanya.
"Apa yang dipikirkan anakmu itu, Albizar! Bocah itu benar-benar kurang ajar dan berani membuat masalah sampai bertengkar dengan istrinya sendiri hanya karena perempuan jalang itu," ucap seorang pria paruh baya dengan tatapan mata menatap lurus ke depan dengan begitu tajam, seolah sedang menatap sang cucu yang sudah membuatnya merasa sangat kesal dan marah.
"Entahlah, Ayah! Aku pun tidak tahu tahu apa yang ada di dalam otak anak itu," jawab Albizar, ayah dari Reza.
Pria itu tidak menyangka akan mendapatkan panggilan dari ayahnya dan menerima kemarahan dari ayahnya itu karena kesalahan yang dilakukan oleh anaknya, kebodohan Reza yang terus berhubungan dengan Bianca membuat dirinya ikut terseret dalam masalah tersebut.
Padahal dia sendiri juga sudah berulangkali mengingatkan kepada Reza untuk menghentikan hubungannya dengan Bianca itu, akan tetapi anak itu memang terlalu bebal dan tidak mendengarkan nasehat yang diberikan oleh siapapun termasuk kedua orang tuanya sekalipun.
"Harus dengan apa aku memberi anakmu itu nasehat agar dia mau mendengar ucapanku ini, Albizar! Coba katakan kepadaku harus bagaimana lagi aku membuat dia mengerti dengan maksud perkataanku!" Pria paruh baya itu benar-benar tidak bisa menahan sedikitpun kemarahan dalam dirinya saat mendengar tentang pertengkaran yang terjadi diantara Claudia dan Reza, apalagi saat mengetahui penyebab semua itu adalah Bianca.
Perempuan yang tidak pernah disukai olehnya dan seluruh keluarganya, akan tetapi karena saat ini Reza tidak ada di rumah itu, maka Albizar lah yang menjadi sasaran kemarahan sosok laki-laki tegas yang usianya sudah tidak muda lagi itu.
"Ayah, aku akan mencoba bicara kepada Reza sekali lagi. Tolong berikan aku kesempatan untuk bisa membuat anak itu mengerti," ucap Albizar.
Sekalipun saat ini Albizar juga marah karena dia harus ikut terlibat dengan kesalahan yang diperbuat oleh anaknya, akan tetapi dia tidak bisa meninggikan suara di depan ayahnya sendiri.
Albizar paham bahwa ayahnya pun saat ini sama-sama sedang memendam amarah yang begitu hebat dalam dadanya, jika seandainya saja Reza ada di rumah itu saat ini, mungkin saja pria itu sudah habis menjadi bulan-bulanan kakeknya sendiri.
"Albizar, pokoknya aku tidak mau tahu! Bagaimanapun caranya, Reza harus berhenti memiliki hubungan dengan perempuan itu. Kalau tidak, maka kamu tahu sendiri apa yang akan aku lakukan!"
Albizar hanya bisa diam saat mendengar kalimat berisi ancaman yang diberikan oleh ayahnya itu, dia tahu, bukan tanpa alasan keluarga besar Aditama menentang hubungan yang terjalin antara Reza dengan Bianca, semua tidak lain adalah karena Bianca adalah seorang putri dari perempuan yang tidak bisa menjaga kehormatannya sendiri.
Perempuan jalang yang memiliki masa lalu yang begitu buruk, sangat tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Aditama. Sekalipun Bianca hanyalah seorang anak yang mungkin tidak tahu apapun tentang orang tuanya, namun tetap tidak menutup kemungkinan kalau sifat mereka sama.
Oleh karena itulah mereka menantang keras hubungan Reza dengan Bianca dan memilih untuk menjodohkan Reza dengan Claudia, sayangnya Reza terlalu bodoh untuk bisa menerima semua yang sedang coba disampaikan oleh semua anggota keluarganya.
"Anak itu memang harus diberi pelajaran!"
Dengan kedua tangan terkepal dengan erat, Albizar melangkahkan kakinya keluar dari dalam ruangan dimana dia menghadap Tuan Aditama sebelumnya. Berjalan dengan langkah lebar dan tatapan yang menukik tajam menuju ke arah dimana mobilnya terparkir, memasukinya dan kemudian melakukan kendaraan roda empat itu dengan cepat ke kantor perusahaan keluarga Aditama karena saat ini masih berada di jam kerja.
Lima belas menit kemudian, mobil yang dibawa oleh Albizar mulai memasuki parkiran kantor dan kemudian menghentikan mobilnya dengan asal di sana. Amarah yang menguasai dirinya membuat Albizar tidak bisa lagi mengontrol emosi dalam dirinya, pria itu kemudian berjalan dengan begitu cepat menuju ruangan dimana Reza bekerja.
Brak!
"Dimana wanita jalang itu, Reza!" Albizar langsung membentak Reza dengan nada tinggi setelah berhasil masuk ke dalam ruangan Reza dan tidak menemukan Bianca di dalamnya, tentu saja semua karena ruang kerja mereka terpisah.
"Wanita jalang siapa maksud Ayah?"
"Jangan berpura-pura bodoh di depan Ayah, Reza! Sudah berulangkali Ayah peringatkan kamu untuk menghentikan semua hubunganmu dengan perempuan itu, tetapi sekarang kamu malah membuat masalah bertengkar dengan Claudia karena perempuan itu. Dimana otakmu itu, Reza!"
Reza sedikit terkejut dengan perkataan ayahnya, tidak menyangka kalau ternyata pria itu mengetahui perbuatannya dan Bianca kepada Claudia saat di toko pakaian di dalam mall kemarin.
"Kenapa kamu terkejut seperti itu, huh?! Apa kamu tahu, imbas dari perbuatanmu itu bukan hanya kamu saja yang merasakan, tetapi Ayah juga!"
"Pokoknya ayah tidak mau tahu, kamu harus menjauhi perempuan itu!"
"Tetapi Reza mencintainya, Ayah!" Berusaha mengumpulkan keberanian, Reza mencoba membela diri di depan Albizar, sekalipun sangat mustahil perkataannya itu akan didengar oleh laki-laki di hadapannya saat ini.
Namun Albizar sama sekali tidak menanggapi perkataan Reza, alih-alih menjawab ucapan anaknya, Albizar lebih memilih untuk menyuruh Reza mendatangkan Bianca di hadapannya saat itu juga.
"Untuk apa Ayah ingin menemui Bianca? Aku tidak akan membiarkan Ayah berbuat sesuatu yang buruk kepadanya, Ayah!"
"Jangan membantahku, cepat panggil dia atau kamu akan kehilangan posisimu sebagai CEO!"
Glek!
Reza menelan ludahnya dengan susah kayah saat mendengar perkataan Albizar, jika itu benar-benar terjadi, maka itu artinya kesempatan dia untuk mendapatkan harta warisan keluarga Aditama akan semakin jauh.
Pada akhirnya Reza tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah ayahnya untuk memanggil Bianca yang tidak Reza ketahui bahwa ternyata semua itu adalah untuk menghentikan Bianca dari perusahaan, Albizar memecat Bianca dan mengusirnya dari perusahaan dan lalu setelahnya pergi begitu saja tanpa mau mendengar perkataan perempuan itu maupun anaknya sendiri.
Melihat apa yang terjadi dengan Bianca di depan matanya tanpa bisa melakukan apapun untuk menolongnya membuat Reza geram, hingga kemudian dengan perasaan marah dia segera beranjak dari kantornya untuk pulang ke rumah.
'Aku yakin dia ada di rumah, awas saja, aku pasti akan memberikan dia pelajaran!'
Mobil melaju dengan begitu cepat meninggalkan kantor dan sampai di rumah yang ditempati oleh dirinya dan Claudia setelah menikah, dengan langkah tergesa-gesa Reza langsung masuk ke dalam rumah dan bahkan sampai membanting pintu oleh karena dirinya yang sedang dikuasai oleh amarah, Reza menganggap Claudia telah membocorkan perihal pertengkaran mereka kepada kakeknya.
"Claudia," panggil Reza yang melihat sosok Claudia di dekat dapur yang membuat Claudia seketika menoleh, sedangkan Reza langsung mendekati perempuan itu dengan sorot mata tajam.
"Mas, kebetulan sekali kamu datang! Aku sudah memikirkan semua ini matang-matang, jadi, ayo kita berpisah!"
Bersambung