Bab 5

1014 Words
Suara pedal gas mobil yang diinjak dan menimbulkan suara yang cukup keras tersebut terdengar cukup keras di udara, dapat dipastikan jika suara itu pasti terdengar oleh orang lain selain Claudia yang ada di sana hingga membuat kepala perempuan itu seketika menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan apakah ada orang lain atau tidak. Setelah mengantar Claudia sampai ke kantornya dengan selamat, kini Reza segera pergi ke kantornya sendiri. Meskipun dirinya adalah seorang wakil direktur, tetapi Reza menyadari bahwa dirinya juga tidak bisa berbuat sesuka hatinya dikatakan tersebut, apalagi sampai datang terlambat dan memberi contoh yang tidak baik untuk karyawan lainnya. "Sebentar lagi jam masuk kerja akan segera dimulai, aku harus segera sampai ke kantor! Tidak baik jika seorang atasan justru malah terlambat datang ke kantor," gumam Reza. Oleh karenanya Reza langsung bergegas melajukan mobilnya ke kantor tempatnya bekerja dan setelahnya langsung beranjak menuju ke ruangan miliknya. Ceklek .... "Reza, kenapa kamu tidak menjemputku seperti biasanya?! Kau tahu, aku hampir saja terlambat untuk datang ke kantor karena kamu yang tidak menjemputku dan juga tidak mengabariku apapun!" Perkataan dengan nada bicara yang tidak enak didengar itu menyambut kedatangan Reza di dalam ruangannya dan membuat pria itu seketika mendongak untuk melihat siapa yang ada di dalam ruangan yang saat ini serta mengutarakan kalimat dengan nada seperti itu kepadanya. Akan tetapi alangkah terkejutnya Reza saat dia baru saja membuka pintu ruang kerjanya, mendongak dan melihat ke depan lalu menemukan keberadaan Bianca yang sudah berada di dalam ruangannya, perempuan itu terlihat sedang bersedekap d**a sambil menatap dirinya dengan sangat tajam penuh amarah. Membuat Reza sontak berpikir apa yang membuat wanita itu terlihat begitu marah kepadanya, mungkinkah karena dia telah melakukan kesalahan yang diperbuat tanpa disengaja? Hingga kemudian dia menemukan sebuah alasan yang mungkin menjadi alasan untuk Bianca ada di dalam ruang kerjanya dengan ekspresi wajah yang sangat tidak enak dilihat itu. 'Kenapa aku bisa lupa dengan keberadaan wanita itu, Bahkan aku sampai lupa kalau harus menjemput Bianca terlebih dahulu sebelum pergi ke kantor. Akan tetapi pagi tadi aku malah mengantar Claudia lebih dulu ke kantornya, seandainya saja Bianca tahu apa yang aku lakukan, pasti dia akan terlihat lebih marah lagi kepadaku!" Reza benar-benar merasa lupa kalau dirinya harus menjemput Bianca terlebih dahulu sebelum pergi ke kantor, entah kenapa pagi tadi secara tiba-tiba Reza ingin mengantar kepergian Claudia sampai ke kantornya dan memastikan wanita itu dalam keadaan yang baik-baik saja selama berada di sana. "Bi-" "Jangan menyela perkataanku, Reza! Sebaiknya kamu jawab saja kenapa kamu tidak menjemputku pagi ini dan membiarkan aku naik taksi untuk sampai ke kantor, apa kamu sudah lupa denganku dan berniat melupakan aku dengan cara seperti ini?!" Bianca langsung memotong perkataan Reza, bahkan sampai saat sebelum pria itu menyelesaikan ucapannya sendiri. "Bianca, Sayang, kamu tidak boleh bicara sembarangan seperti itu! Memangnya atas dasar apa aku harus melupakan kamu dan semua rasa cinta yang ada di dalam hati ini untuk, kamu adalah segalanya bagiku saat ini, jadi tolonglah jangan bicara yang sembarangan seperti itu." "Kalau kamu memang sangat mencintai aku, lalu kenapa kamu lupa kepadaku dan tidak menjemput aku pagi ini? Atau jangan-jangan ...." Saat itu pula Reza langsung menoleh dan menetapkan arah Bianca dengan begitu cepat sebelum perempuan itu menyelesaikan ucapannya yang sedang menebak-nebak apa alasan Sebenarnya dia tidak bisa menjemput Bianca di rumahnya. "Sayang, tolong jangan bicara sembarangan seperti itu! Aku hanya lupa untuk menjemput dan bukannya berniat melakukan hal yang macam-macam di belakangmu, tolong, jangan duduk aku macam-macam seperti yang ada di dalam kepalamu saat ini!" Reza menatap wajah Bianca dengan sayu, berharap wanita yang menjadi pujaan hatinya akan berhenti berpikir hal-hal yang buruk kepada dirinya seperti yang sedang dia lakukan. "Aku tidak hanya asal bicara dan menuduhmu seperti itu, Reza! Lagi pula bukankah selama ini kamu memang terbiasa menjemputku terlebih dahulu dan kita akan berangkat bersama ke kantor setelahnya, wajar saja kalau aku memiliki pikiran buruk seperti ini kepadamu karena pagi ini kamu melupakan kebiasaanmu yang biasanya." Reza mencoba menenangkan Bianca dengan perjalanan mendekati perempuan itu lalu memeluknya dengan erat, berusaha mengusir pikiran-pikiran buruk yang bermunculan di dalam kepala Bianca saat ini. Reza melakukan semua itu semata-mata hanya karena ingin menghentikan semua omong kosong Bianca di hadapannya. Jangan sampai Bianca tahu kalau sebenarnya Reza mengantar Claudia lebih dulu ke kantor dan itulah alasan utama dia melupakan Bianca yang seharusnya dia jemput ke rumahnya. "Sayang, kejahatan semacam apa ini? Aku hanya lupa untuk menjemputmu sehari saja, tapi kamu malah membalasnya dengan menungguku telah berselingkuh dan membagi cintaku kepadamu. Maaf, hari ini aku memang bersalah karena tidak menjemputmu untuk pergi bersama ke kantor seperti biasa, akan tetapi aku berjanji kepadamu tidak akan melakukan hal yang sama untuk yang kedua kalinya. Aku berjanji akan selalu mengingat untuk menjemput bidadariku ini sebelum aku berangkat ke kantor!" "Sudah, sekarang kamu mau kan memaafkanku? Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, percayalah kepadaku," sambung Reza dengan tatapan mata yang tak pernah lepas dari arah Bianca, berusaha menggapai kembali kepercayaan yang dapat diberikan oleh wanita itu kepadanya. "Baiklah, kali ini aku akan memaafkanmu, tetapi lain kali aku tidak akan memberikan maaf yang sama untukmu jika kamu mengulangi kesalahannya sama lagi!" Reza langsung mendekati Bianca dan kemudian memeluknya dengan erat sambil berkata, "Ya, kau bisa percaya kepadaku, Sayang! Aku pasti tidak akan melupakan kamu lagi," ucap Reza dengan sedikit dibumbui kebohongan. 'Semua ini adalah salahku yang memilih untuk mengantar Claudia lebih dulu ke kantor hingga membuat aku melupakan Bianca yang sedang menungguku di rumahnya, entah apa yang membuatku begitu merasa ingin untuk mengantar wanita itu sampai ke kantor lebih dulu sebelum aku berangkat ke kantorku sendiri!' 'Padahal aku sebelumnya tidak pernah melakukan hal seperti itu, wajar saja kalau Claudia justru menganggapku aneh' Entah apa yang membuat Reza merasa ingin untuk wanitanya itu pergi lebih dulu, dia sama sekali tidak bisa menemukan jawaban atas apa yang dia pikirkan saat ini karena kenyataannya Reza pun tidak tahu apa yang membuatnya tiba-tiba merasa ingin untuk mengantar sampai ke kantornya. 'Akh, rasanya hari ini aku jadi begitu aneh dalam bersikap kepada Claudia! Bagaimana nanti kalau seandainya dia kembali menanyakan apa yang membuat aku berubah seperti semula jika aku tidak lagi menawarkan diri untuk mengantarnya bekerja?'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD