Bab 6

1027 Words
"Begini saja, bagaimana kalau setelah pulang bekerja nanti kita pergi jalan-jalan? Anggap saja ini adalah permintaan maaf dariku karena tidak sempat menjemputmu," ucap Reza mencoba bernegoisasi dan menghilangkan kekesalan yang Bianca, dia tidak ingin kekasihnya itu merajuk dalam waktu yang lama. Mendengar tawaran yang diberikan oleh Reza, kekesalan yang dirasakan oleh Bianca pun sontak menghilang entah kemana. Berganti dengan senyuman lebar dan mata berbinar dengan begitu cepat. "Benarkah?" "Tentu saja, aku akan menjemputmu di ruang kerja setelah jam kerja selesai nanti." "Baiklah, kalau begitu aku akan menunggu kedatanganmu!" Bianca menunjukkan bahwa cuaca penuh antusias setelah mendengar perkataan Reza itu, perempuan itu kemudian dengan tidak tahu malunya mengatakan kepada Reza bahwa dirinya ingin membeli beberapa baju branded. Tidak lupa perempuan itu juga bergelayut manja di kekasihnya, padahal Bianca tahu persis bagaimana status Reza saat ini yang sudah memiliki seorang istri yang Bahkan istrinya saja tidak pernah melakukan hal seperti itu kepada suaminya. Kepada Reza sekalipun dia adalah orang yang paling berhak untuk melakukan itu, lebih berhak daripada Bianca. "Tentu saja, apa pun yang kamu mau pasti akan aku berikan jika aku mampu untuk memberikannya kepadamu!" ***** Jika hati sedang merasa bahagia maka waktu pun akan terasa lebih cepat berlalu karena cinta menghabiskan setiap detiknya dengan menurut sebagian, hal itu pula yang saat ini sedang dirasakan oleh Bianca. Perempuan itu juga merasa waktu beberapa jam yang digunakan untuk bekerja dari pagi sampai sore terasa begitu singkat karena hatinya sedang berbunga-bunga, membayangkan dirinya akan segera memiliki sesuatu yang sejuk dulu dia impikan tentu membuatnya merasa sangat bahagia dan tidak sabar untuk segera mendapatkannya. "Sayang, apa kamu sudah siap? Ayo kita pergi sekarang," ajak Reza tepat saat jam kerja telah selesai, yakni pukul lima sore. Pria itu benar-benar menempati ucapan yang dia katakan kepada perempuan yang telah menjadi kekasihnya selama tiga tahun terakhir, seorang perempuan yang saling mencintai dengan dirinya namun terhalang oleh Restu keluarga yang tak kunjung mereka dapatkan hingga berakhir dengan pernikahan rahasia diantara Reza dan Claudia. "Apa saja sudah, lihat, aku juga sudah luangkan waktu untuk memperbaiki riasanku dan juga menyemprotkan minyak wangi di tubuhku. Aku tidak mau membuatmu merasa malu kalau harus jalan berdua denganku di luar sana, ayo pergi sekarang!" Reza menganggukkan kepalanya dengan senyum manisnya ada di bibirnya, sementara tangannya kembali digandeng oleh Bianca dengan begitu mesranya. Bianca salat tidak peduli dengan status kekasihnya itu sekarang, dia tetap saja memperlakukan pria itu seperti jiwa perlakukan kekasihnya sebelum Reza menikah dengan Claudia. Pria itu melajukan mobilnya membelah jalanan yang cukup ramai untuk pergi menuju ke sebuah mall yang cukup besar dan ramai, di dalamnya pun terdapat barang-barang branded yang dijual di sana. Berharap di dalam mall itu Bianca akan mendapatkan apa yang diinginkan dan Reza akan merasa senang karena telah berhasil membahagiakan Bianca. Sesuai yang dikatakan oleh Bianca pagi tadi, perempuan itu langsung menarik tangan riset menunjukkan sebuah toko pakaian yang diproduksi oleh brand ternama dan tentunya harganya pun tidak murah. Akan tetapi demi membahagiakan kekasihnya itu, Raisa sama sekali tidak keberatan dan dia membawa Bianca masuk begitu saja ke dalam takwa pakaian itu. Bianca langsung memilih pakaian yang dia sukai, berjalan ke sana kemari melihat banyaknya model pakaian yang tertata rapi di sana. Melihat dengan penuh ketelitian dan memastikan dirinya benar-benar jatuh cinta terhadap pakaian tersebut. Sampai kemudian Bianca melihat sebuah gaun berwarna hitam yang sangat indah dengan aksen bordir dan payet yang tertempel di setiap sisinya, membuat warna gaun tersebut tampak berkilau jika tersorot oleh cahaya. Hanya dalam sekali melihatnya saja Bianca sudah dapat memastikan dirinya jatuh cinta dengan kamu itu dan merasa ingin memilikinya. "Wah, gaun ini cantik sekali! Reza, boleh kan aku memilikinya?" Reza tentu saja mengangguk mengiyakan permintaan Bianca, melihat bagaimana kedua mata perempuan itu terlihat berbinar saat melihat gaun berwarna hitam itu, Reza pun seketika bertekad untuk membelinya dan memberikannya untuk Bianca. "Tentu saja, Sayang! Aku akan membelinya untukmu," ucap Reza sambil memanggil seorang pelayan untuk memintanya membungkus gaun yang diinginkan oleh Bianca, akan tetapi perkataan yang diucapkan oleh pelayan tersebut setelahnya justru membuat Reza dan Bianca seketika terkejut. "Maaf, Tuan dan Nyonya! Tetapi gaun tersebut sudah dipilih oleh seorang wanita terlebih dahulu, gaun itu sudah dimililiki seseorang, Tuan." "Bagaimana mungkin gaun ini sudah dimiliki oleh orang lain? Sayang, ayolah lakukan sesuatu. Aku ingin gaun itu, tolong dapatkan gaun itu untukku," rengek Bianca di samping tubuh Reza yang masih berdiri mematung. "Sayang, ayo katakan sesuatu! Kenapa kamu hanya diam saja," ucap Bianca, lagi. Saat itulah Reza mendapatkan kesadarannya dan dia langsung berusaha memutar otaknya sambil berusaha menenangkan Bianca agar tidak terus merengek seperti itu. "Iya, Sayang! Biarkan aku memikirkan jalan keluarnya terlebih dahulu, aku pasti akan mendapatkan gaun itu untukmu ... Tapi, memangnya tidak ada gaun lain yang kamu suka? Bagaimana kalau aku tidak bisa mendapatkannya untukmu," jawab Reza yang seketika membuat kedua mata Bianca membulat. "Tidak, Sayang! Aku hanya menginginkan gaun itu, aku sangat menginginkannya." Mendengar Bianca yang terus menerus merengek kepadanya itu membuat Reza benar-benar frustasi, terlebih melihat harga gaun yang ada di depannya itu memang tidaklah murah. Akan tetapi dia juga sudah berjanji kepada Bianca akan mendapatkan gaun itu untuknya, akan tetapi siapa sangka kalau ternyata sekarang ini justru Reza sendiri yang dilanda kebingungan dengan caranya untuk mendapatkan gaun mewah itu. 'Akh, ayolah, Reza! Cepat pikirkan sesuatu,' gumamnya dalam hati, berusaha menemukan cara terbaik untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh Bianca tanpa membuat keributan. "Eumh, begini saja! Bagaimana kalau Mbak berikan baju itu kepada kami dan kami akan membelinya dua kali lipat dari harga aslinya, bagaimana?" Bianca mulai tersenyum saat mendengar Reza sudah mulai membuka mulutnya dan berusaha agar gaun itu jatuh ke tangan mereka. "Maaf, Tuan! Tetapi tidak ada hal seperti itu di toko kami, lagi pula orang yang sudah memesan dan membeli gaun ini juga sudah ada di toko ini, dia hanya sedang mencoba gaun yang lain terlebih dulu. Jadi, mohon maaf karena kami tidak bisa melakukan apa yang anda katakan sebab itu melanggar peraturan toko kami," sahut di pelayan dengan suara yang lemah lembut dan sopan, sedangkan Bianca kembali merengek kepada Reza dan terus mengatakan bahwa dia menginginkan gaun itu. Sampai kemudian tiba-tiba pintu kamar ganti yang ada di sebelah mereka itu terbuka dan menampilkan seolah perempuan yang sangat mereka kenal. "Claudia ...." Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD