Bab 4. Diantar Reza ke kantor

1175 Words
Happy Reading Seperti biasanya, setiap pagi Claudia memasak dan memakan sarapannya sendiri. Karena sejak awal, Reza memang tidak menginginkan masakannya, bahkan pria itu mengatakan jika Claudia tidak perlu repot-repot memasak karena dia tidak akan menyentuh masakan Claudia. Dulu, Claudia berpikir jika Reza mungkin tidak suka masakan rumahan, tetapi semakin ke sini, dia akhirnya tahu jika Reza memang tidak menginginkan masakannya Claudia. Denting sendok dan piring yang beradu di atas meja makan menjadi melodi pemecah kesunyian pagi itu, meski dalam kesendirian, tetapi Claudia terlihat begitu menikmati sepiring nasi goreng yang telah dia buat untuk mengganjal perutnya ini. Tidak ada rasa kesepian sedikitpun dan rasa sedih yang dirasakan oleh perempuan itu meskipun dia selalu menghabiskan sarapan serta mengawali hari dalam kesendirian meskipun sebenarnya dia sudah bersuami. Setelah selesai menghabiskan sarapannya, mencuci piring dan gelas, Claudia dengan segera beranjak menuju ke kamar untuk mengambil tas yang akan dia gunakan untuk bekerja serta mengganti sandal rumahan yang dia kenakan dengan high heels yang memiliki tinggi lima centimeter. "Sepertinya riasanku sudah sempurna," gumam Claudia setelah sekali lagi mematut dirinya sendiri di depan cermin, mengecek kembali apakah penampilannya sudah sempurna atau belum. Tidak lama Setelahnya, Claudia pun bangkit dari duduknya dan dia mulai berjalan keluar usai menyemprotkan minyak wangi di tubuhnya sebagai bagian akhir dari persiapan. Claudia berjalan menuruni tangga dan berjalan dengan sedikit cepat. Dia melihat Reza yang tengah berdiri di bawah sambil menatapnya. "Clau, apa kamu mau aku antar?" Bak tersengat listrik ribuan volt, Claudia seketika langsung mematung di tempat usai mendengar perkataan yang keluar dari mulut Reza. "Apa aku tidak salah dengar, Mas?" Claudia memandang ke arah Reza dengan tatapan aneh. "Tidak, kamu sama sekali tidak salah dengar, Clau! Aku memang menawarkan diri untuk mengantarmu ke kantor, kenapa memangnya?" "Tidak apa, Mas! Aku hanya merasa aneh dengan pertanyaanmu itu, buka kah biasanya kamu tidak peduli padaku, lalu apa yang membuatmu tiba-tiba menawarkan hal seperti itu?" Reza mengerjab ketika mendengar ucapan Claudia. "Sangat aneh," sambung Claudia menatap kedua mata Reza dengan tatapan mencemooh, seolah sedang merendahkan Reza dan perhatian dadakan yang diberikan oleh pria itu kepadanya. Bukankah kemarin dia baru saja bermesraan dengan sang kekasih. Belum lama Claudia tahu jika Reza masih berhubungan dengan Bianca, saat itu Claudia mendengar Reza tengah berbicara lewat telepon dengan seorang wanita dan terdengar begitu mesra. Claudia masih bertahan karena dia harus menjaga hati keluarga besarnya terutama kakek Aditama yang begitu menyayanginya. "Claudia, apanya yang aneh? Aku hanya sedang berusaha memainkan peranku dengan baik, lalu bagian mananya yang kamu bilang aneh itu?" Claudia bersedekap d**a, memandang Reza dengan tatapan memicing. "Kenapa sekarang sok peduli?" "Ya, nggak apa-apa, memangnya kamu tidak suka dengan perubahan ku ini? Kamu lebih suka dengan aku yang cuek dan tidak peduli kepadamu," ucap Reza membalas perkataan Claudia dengan sedikit ekspresi yang tak mengenakan di wajahnya, mungkin saja dia merasa tersinggung dengan ucapan wanita yang berstatus sebagai istrinya itu "Hahaha, siapa yang tidak suka dengan perubahan yang dilakukan oleh suaminya? Ah, tapi sepertinya kita bukan suami istri sungguhan, benar kan?" "Claudia, bukankah aku sudah katakan kalau aku hanya sedang berusaha memberikan tawaran dan sedikit kemudahan untukmu, lalu kenapa kamu malah memperpanjang semua urusan yang seharusnya dapat segera selesai dalam waktu sebentar?" Claudia menghela napas, kenapa pagi-pagi dia sudah berdebat dengan Reza. "Kamu hanya perlu memberikan jawaban iya atau tidak untuk tawaran yang aku berikan ini, lagi pula bukankah aku sangat jarang berbaik hati seperti ini kepadamu?" Claudia memandang Reza cukup lama bergantian dengan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, perempuan itu juga menghembuskan napas panjangnya untuk menetralisir rasa kesal yang mulai menguasai dirinya. Biar bagaimanapun juga Claudia hanya mengutarakan apa yang tertahan di dalam hatinya tentang keanehan sikap Reza kepadanya, bukankah biasanya Reza tidak peduli dengan dirinya? Lalu kenapa tiba-tiba dia berubah seperti ini? "Apa semua ini ada hubungannya dengan kak Adnan yang bertemu denganku dan berbincang sebentar di restoran kemarin?" batin wanita itu. "Jadi, apa jawabanmu atas tawaran yang aku berikan kepadamu ini, Claudia?" Reza sepertinya memang belum ingin menyerah untuk mencoba menawarkan diri mengantar Claudia pergi ke kantor pagi ini, pria itu terus menetap wajah Claudia dengan sedikit binar penuh harap di matanya. Berharap kali ini Claudia tidak akan menolak dirinya yang ingin mengantar kepergian wanita itu ke kantor tempatnya bekerja. "Baiklah, kalau begitu aku mau menerima tawaranmu! Ayo cepat antar aku kalau begitu," ucap Claudia setelah beberapa saat terdiam, Claudia menerima tawaran itu bukan karena dirinya ingin menaruh harapan pada Reza agar suatu saat pria itu berubah seperti yang dia inginkan selama ini. Akan tetapi Claudia menerimanya hanya karena dia tidak ingin terus menerus berdebat dengan pria seperti Reza yang tentu saja akan membuat waktunya banyak terbuang sia-sia, apalagi dengan jarum jam yang terus berputar setiap detiknya, bisa-bisa nantinya Claudia akan terlambat pergi ke kantor apabila dia terus meladeni pria itu untuk berdebat. "Baiklah!" Tanpa sadar seutas senyum manis tercetak di wajah Reza setelah mendengar kalimat persetujuan yang keluar dari mulut Claudia. Dia merasa bahwa persetujuan Claudia kali ini adalah salah satu bentuk terbukanya kesempatan untuk dirinya menjadi lebih dekat dengan istrinya itu. Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan, tidak ada obrolan yang tercipta diantara mereka berdua. Baik Claudia maupun Reza sama-sama terdiam dan larut dalam pikirannya masing-masing, sesekali Claudia memergoki Reza yang sedang menatap dirinya, namun tidak mengatakan apapun. Claudia yang memang tidak ingin memikirkan lebih jauh apa yang terjadi kepada Reza itu pun memilih untuk mengabaikan apa yang dilakukan oleh pria tersebut, Claudia merasa bahwa pemandangan yang terlewati di pinggir jalan itu jauh lebih menyenangkan daripada sekedar menoleh dan menatap wajah Reza yang entah kenapa terlihat begitu menjengkelkan di matanya. Tiga puluh menit kemudian, mobil telah benar-benar berhenti di depan pintu gerbang kantor Claudia. Claudia sendiri tanpa berniat mengucapkan sepatah katapun langsung turun dari mobil dan berjalan memasuki gerbang perusahaan, akan tetapi sesat kemudian dia justru mendengar suara yang begitu sangat familiar di telinganya. "Claudia ... Kamu benar-benar datang dengan diantar oleh seorang pria? Akh, ini benar-benar suatu keajaiban dunia!" "Apaan, sih?" "Seorang Claudia Ariesta diantar pria tampan, kan sebuah rekor?" celetuk Intan–asisten pribadi Claudia. "Ck, segitunya ya, karena aku nggak pernah jalan sama cowok," ujar Claudia. Di usianya yang hampir memasuki kepala tiga, wanita itu memang betah menjomblo karena merasa jika dia harus mengejar karir. Pernikahannya dengan Reza setahun yang lalu digelar di Surabaya dan sangat sederhana. Tidak banyak yang tahu jika mungkin dia sudah menikah, meskipun Claudia tidak pernah menutupi pernikahannya dengan Reza. Akan tetapi, mengumumkan pernikahan juga tidak dia lakukan karena Claudia menganggap jika pernikahannya tidak seperti pernikahan yang lain. "Tapi cowok tadi tampan banget, Bu. Siapa sih namanya?" goda Intan merasa penasaran dengan sosok laki-laki yang telah mengantar Claudia pergi ke kantor. "Dia ... emmm, rahasia!" "Wah, pasti kekasihmu, ya?" "Ck, sudahlah Intan, tidak perlu membahas hal itu lagi! Toh dia mengantarku ke kantor juga paling hanya satu kali ini dan setelah ini tidak akan pernah terjadi lagi, jadi kamu tidak perlu memperpanjang semua yang kamu lihat pagi ini! Sudah, anggap saja kamu tidak melihat apapun sebelumnya karena aku juga baru ketemu dia, kebetulan aja tadi dia nganter aku," ujar Claudia. "Jadi, dia cuma orang asing?" Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD