Bab 17. Pesan Bianca

1079 Words
Happy Reading ‘’Sini, biar aku bantu mengambilkan piring untuk wadahnya!’’ Reza yang saat itu tanpa sengaja melihat Claudia yang baru saja selesai memasak berinisiatif untuk mengambilkan piring untuk wadah masakan yang baru saja selesai dibuat oleh Claudia. ‘’Ah, Mas! Apa itu tidak merepotkan kamu,’’ tanya Claudia sedikit merasa sungkan, sebab biar bagaimanapun juga pria itu tidak pernah membantu dirinya seperti ini sebelumnya. ‘’Tentu saja tidak, Clau! Ini hanya hal kecil, aku bisa melakukannya, sebaiknya sekarang kamu mandi saja dulu, biar aku yang akan menata nasi goreng ini di atas piring dan menyajikannya di meja makan, kamu pasti belum mandi kan?’’ Claudia tersenyum sangat manis melihat bagaimana Reza memperlakukannya pagi itu, sesuatu yang tidak akan pernah dia lakukan sebelumnya. ‘’Eumh, baiklah! Kalau begitu aku akan pergi dulu ke kamar mandi, aku tidak akan lama!’’ ‘’Ya, pergilah! Kamu tenang saja, aku tidak akan mengacaukan semua ini.’’ Reza tertawa setelah selesai mengatakan kalimat tersebut, lalu kemudian terlihat sangat fokus dengan apa yang dia kerjakan. Sementara Claudia sendiri lebih memilih untuk segera berlalu ke dalam kamar mandi dan kemudian melakukan ritual paginya seperti biasa, namun kali ini dia melakukan aktifitas mandinya dengan lebih cepat karena tidak mau membuat Reza menghabiskan banyak waktu hanya untuk menunggunya. Semakin hari, Claudia bisa merasakan perubahan yang besar dalam diri Reza terhadapnya. Dia bisa merasakan pria itu yang jauh lebih perhatian dan lebih peduli kepadanya, bahkan kini pria itu sudah mulai memberikan perhatian-perhatian kecil untuknya. Tentu saja hal itu membuat Claudia merasa sangat bahagia dengan semua yang telah terjadi dalam kehidupan rumah tangganya, jika saja dia tahu setelah sempat meminta berpisah Reza akan berubah menjadi lebih baik terhadapnya, mungkin Claudia akan melakukan hal itu sejak dulu. Siap mandi dan bersiap-siap sekalian sebelum berangkat ke kantor, Claudia bergegas menuju ke meja makan dengan posisi sudah menggunakan setelan kerjanya, berniat akan lebih dulu mencuci perkakas yang sempat dia gunakan untuk memasak terlebih dahulu. ‘’Hey, kamu mau kemana? Ayo cepat duduk dan kita nikmati sarapan ini bersama-sama, mumpung belum terlalu dingin,’’ ucap Reza menghentikan langkah kaki Claudia yang hendak berjalan menuju ke dapur. Sadar dengan apa yang akan dilakukan oleh Claludia, Reza pun kemudian mengatakan bahwa dirinya sudah mencuci peralatan memasak yang digunakan oeh Claudia untuk memasak menu sarapan kali ini. "Semuanya udah bersih, udah aku cuci semula, kita tinggal sarapan aja." Lagi-lagi pengakuan dari Reza itu membuat Claudia merasa tercengang, tidak menyangka kalau pria yang saat ini hidup dan tinggal bersamanya bisa melakukan semua itu, melakukan apa yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. "Makasih, Mas." Reza tersenyum dan mengangguk. ‘’Tunggu apa lagi, ayo cepat habiskan sarapanmu, kecuali kalau kamu memang ingin terlambat pergi ke kantor hari ini tidak masalah kamu terus berdiri di situ!’’ Akhirnya Claudia pun melangkahkan kakinya mendekati Reza dan ikut makan bersama dengan pria itu, duduk berhadapan dengan seporsi nasi goreng seafood yang ada di depan mereka masing-masing. ‘’Masakanmu ini memang tidak pernah gagal, Clau! Selalu saja terasa enak dan berhasil memanjakan lidahku,’’ puji Reza setelah sesuap demi sesuap nasi goreng tersebut masuk ke dalam mulutnya, hingga tanpa sadar membuat Claudia tersenyum senang mendengar perkataan yang diucapkan oleh suaminya itu, sebuah pujian yang tulus dari mulut laki-laki yang bergelar suami. Reza sendiri tampaknya juga tidak menyadari dirinya yang semakin dekat dengan Claudia, tidak menyangka bahwa Claudia ternyata adalah sosok yang cukup menyenangkan jika dirinya sudah dekat dengan perempuan itu. Bahkan saking tidak sadarnya dia, Reza bahkan sudah mulai melupakan Bianca. Pria itu menyukai semua yang ada dalam diri Claudia dan apapun yang dilakukan oleh perempuan itu, dia menyukai masakan yang dibuat dengan tangan Claudia, menyukai saat dirinya harus tidur bersama di atas satu ranjang dengan Claudia, dan segala hal yang berhubungan dengan perempuan itu, Sekalipun Reza harus menahan diri dengan semua yang dirasakan olehnya terhadap Claudia saat dia tidur di atas ranjang yang sama dengan sang istri, semua itu karena dirinya tidak ingin menyentuh Claudia sebelum dia sendiri merasa siap dengan semuanya. "Makasih, Mas. Jadi, sekarang kamu mengakui jika masakan ku enak?" ujar Claudia tertawa kecil. "He,em. Seharusnya sejak awal aku sudah memintamu untuk memasak, kalau tahu masakanmu seenak ini," ujar Reza. Claudia menatap Reza dengan tatapan yang sendu. "Dulu sebenarnya aku ingin masak untuk mu, tapi setelah kamu mengatakan jika aku tidak perlu memasak ataupun mengurusi mu, ya sudah. Dulu kamu juga terlalu dingin, apalagi kamu masih berhubungan dengan kekasih mu, tentu saja semuanya akan sangat berbeda, Mas." Reza sedikit tersedak dan langsung mengambil air minum setelah mendengar ucapan Claudia. "Maafkan aku, Clau. Aku dulu begitu kejam padamu, tapi sekarang aku benar-benar ingin berubah," ujar Reza merasa tidak enak. "Kalau kamu memang benar-benar ingin berubah dan kita memulainya dari awal, aku siap Mas. Aku menghargai permintaan mu selagi kamu benar bersungguh-sungguh." Reza mengangkat tangannya untuk memegang tangan Claudia. Menatap wajah wanita itu dengan tatapan lembut. "Aku janji nggak akan membuat mu sedih lagi, aku akan berusaha untuk membangun rumah tangga ini, seperti keinginan kakek. Ayo, kita sama-sama memulainya dan meninggalkan segala kenangan buruk di masa lalu." Claudia tersenyum dan mengangguk, dia percaya jika Reza pasti akan berubah. Sungguh, Claudia berharap jika pernikahannya dengan Reza benar-benar berjalan seperti yang dia inginkan. Setelah menghabiskan sarapannya, seperti biasa Reza akan mengantarkan Claudia ke kantor. Meskipun jarak kantor Claudia dan kantornya agak jauh, tetapi buat Reza tidak apa, asalkan dia bisa mengantarkan istrinya. *** Reza menatap ponselnya yang sejak tadi menampilkan kolom chat milik sang istri. Dia menunggu balasan dari Claudia, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang dan sebentar lagi istirahat makan siang akan tiba. Reza tadi mengirimkan pesan jika dia ingin makan siang bersama istrinya. Reza tidak ingin jika Claudia makan siang bersama dengan teman lelakinya lagi. "Kenapa belum dibuka?" gumam pria itu. Entah kenapa Reza baru sadar jika Claudia memiliki pesona yang luar biasa sehingga gampang sekali menarik perhatian lawan jenis. "Apa sebaiknya aku telepon saja, ya?" Reza akan mendial nomor Claudia saat tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari Bianca. Bianca : Reza, aku kangen. Ayo kita makan siang bareng. Reza membaca pesan itu, sudah beberapa Minggu dia tidak berbalas pesan dengan Bianca. Reza sudah mengatakan pada Bianca jika mereka selama beberapa bulan akan putus dulu. Bahkan mereka tidak perlu berkomunikasi. Reza benar-benar melakukan semuanya, yaitu tanpa menghubungi Bianca. Tetapi sepertinya Bianca tidak betah dan mengirimkan pesan bahkan ingin mengajaknya bertemu. Reza : Sorry, Bi. Kita belum bisa bertemu. Ingat apa yang aku katakan. Kita sudah putus dan tolong tunggu sebentar lagi, aku pasti akan datang padamu. Tanpa Reza sadari, jika sebenarnya pria itu sudah terlanjur nyaman dengan sang istri. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD