Bagian 4

241 Words
Rahma merasakan mobil yang ditumpanginya terhenti. Tanpa takut ia langsung turun dan masuk ke rumah besar itu melalui pintu samping yang terbuka. Sekilas, Agra melihat seseorang masuk ke rumahnya. “Rupanya, dia sudah pulang.” Agra tersenyum. Ia mengusap tengkuknya dan masuk ke rumah melalui pintu utama. “Tuan sudah pulang?” sapa seorang pembantu. Ia bergegas menyalakan lampu, tetapi langsung dilarang oleh Agra. “Tidak usah dinyalakan, Bi, biarkan saja gelap.” Pembantu itu mengangguk. “Saya izin pulang dulu, Tuan, permisi.” Agra mengangguk dan tersenyum. “Makasih, Bi.” “Sama-sama, Tuan. Permisi.” Agra masuk ke kamarnya. Tubuhnya lelah, sangat-sangat lelah. Menjadi direktur dan membangun perusahaan sendiri dari nol adalah suatu hal yang sangat melelahkan. Sepertinya Lenia memang sudah pulang karena tadi ia melihat bayangannya masuk ke rumah. Benar saja, Lenia tengah berbaring di ranjang. Agra tersenyum. Ia menanggalkan semua pakaiannya, lalu masuk ke kamar mandi. *** Rahma tidak berani bergerak untuk sekadar melihat siapa yang membuat keributan itu. Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka, lalu tertutup kembali. Ia mencoba memberanikan diri untuk bangun dan melihat orang tersebut, Rahma melirik pakaian pria berserakan di depan pintu kamar mandi. Pria? Ia menutup mulutnya. Dengan cepat, ia berbaring kembali sambil berpikir. “Kamu sudah pulang rupanya. Kupikir masih bersama teman-temanmu, Istriku,” kata lelaki itu. Ia sepertinya habis mandi. Rahma dapat mencium aroma sabun dan sampo. Perlahan, lelaki itu naik ke ranjang dan memegang lengan Rahma. Rahma tidak dapat melawan. Dengan pelan, Rahma berbalik dan pria itu langsung menaiki dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD