Part 23

2061 Words

Begitu keluar dari kamar mandi, Lana langsung berbaring di tempat tidur. Lana belum terlelap ketika merasakan sisi tempat tidur di belakangnya melesak oleh Liam. Matanya semakin merapat, mengabaikan panggilan Liam. Tetapi ia merasakan selimut ditarik menutupi pundaknya. Meski air matanya sudah mengering, hatinya masih menangis. Ingatan pertemuannya dengan Dennis masih begitu melekat di kepalanya dan berputar-putar seperti benang kusut. Dennis mencampakkannya. Inilah hukum karma untuk apa yang sudah ia lakukan pada Liam. “Kau belum tidur?” Liam kembali bersuara. “Jangan sentuh aku, Liam,” cegah Lana merasakan tubuh di belakangnya yang bergerak mendekat. “Aku masih ada di sini karena aku tak punya pilihan selaon berada di sini.” Tubuh Liam membeku, menarik tubuhnya kembali ke tempatnya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD