Lagi-lagi Laura menyeringai sambil memalingkan wajah. Alaric pikir Laura akan percaya begitu saja? Tidak! Nyatanya gadis itu justru menganggap semua yang dikatakan Alaric hanya bualan saja. Ia bukalah anak kecil menurut begitu mudah dan mempercayai semua omongan lembut menghampiri. Hancur atau tidak hancurnya hubungan mereka sama sekali tidak ada keterkaitannya dengan dia. Rasa cinta memang masih tersisa dalam lubuk hatinya, tapi lama ke lamaan rasa itu akan terkubur sendiri ketika ia mencoba mengikis jarak di antara keduanya. Jika ia memaksakan hasilnya tidak akan baik sebab semesta pun akan menentang. Laura tidak ingin menyesal di kemudian hari. “Apa kau ingin minum?” Alaric menyodorkan sebuah kaleng minuman bersoda baru saja ia ambil dari mobil pada Laura. Yang lansung menda