When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Pak Please! Saya tidak bisa berpakaian seperti ini keluar menemui nenek!” Maruna mengapit pahanya, benar-benar hotpants itu membuat paha mulusnya terlihat disana. “Di belakang ada jacket saya tutup saja!” Langit terus mengemudi. “Yang bener saja, pokoknya saya tidak akan turun jika bapak tidak putar balik dan mengizinkan saja mengganti pakaian.” Ciiiitt…. Langit pun memijak pedal remnya, Ia bergerak cepat sekali fokus menyetir kini membuat mobilnya berbalik arah lagi, melaju sangat kencang dan berhenti di halaman motel itu kembali. Maruna keluar dari sana berjalan cepat, tidak tahu apakah mungkin sedang terjadi sesuatu terhadap nenek, di belakang Langit pun mengikutinya, membuat Maruna berhenti di tangga. “Bapak mau apa?” tatap Maruna serius. Langit melewatinya lebih dulu dan masuk