“Kandra jangan Kandraaaa!” Tangis Maruna tidak berhenti, di tahan kedinding menabraki meja lampu disana, Kandra siap membuka pakaian Runa, memasukan tangannya pada celan Runa menyentuh pada pinggang ramping Runa. “Kenapa menangis? Kau suka ini, kau kan suka aku seperti ini?” Lelaki itu di atas sudah menjelajahi leher Runa. “Tidak! Aku tidak sudi di sentuh oleh tangan kotor mu, tidak sudii!!” Mamah…mama…Tangan Maruna berhasil menjangkau meja tempat dimana ponselnya sedang mengisi daya, Maruna semakin mundur untuk meraih benda itu. “Aku tidak peduli, yang penting kau tetap punya ku, Marunaku!” Tangan lelaki itu berpindah siap pada dua benda di dibawah punggung Maruna meremasi disana. “TOLONGGG!!’ hikss hikss…”TOLONG…SIAPAPUN…” Maruna berteriak tanpa menyentikan rencana tangannya meraih