When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Maruna merasa tidak nyaman dengan pegangan Langit itu, ia pun melepaskanya sambil menatap heran pada laki-laki itu, “Jalani?” ulang Maruna “Ah— Jalan iya kita jalani saja yang sudah terjadi, kamu akan kemana?” Langit seketika canggung dan mengalihkan, harusnya ia tidak mengata hal semacam itu di kondisi yang masih runyam seperti ini, “Sampai menunggu siang, saya akan hantarkan kamu kerumah adik saya saja ya, disana ada nenek,” “Jangan pak! hantarkan saya ke hotel saja, saya akan disana sampai persidangan selesai, lalu sorenya akan kembali ke Bandung ke rumah orang tua saya.” “Kamu yakin?” “Ehem.... “ Langit menyegiyakan dia segera menghantarkan Maruna, menuju hotel yang Maruna mau. Tidak jauh di perjalanan keduanya turun memesan kamar disana dengan Langit yang sudah seperti orang tid