Chapter 4

1150 Words
Ketika Ara sampai di restoran, dia langsung bertanya pada salah seorang pelayan. "Permisi. Apa Anda melihat ponsel ketinggalan di sini? Atau ada orang yang menemukan ponsel di sini?" Tanya Ara dengan nafas yang terengah-engah. Pelayan yang ditanyai hanya menggelengkan kepalanya, dia bilang jika tidak ada ponsel. Dari situ Ara langsung bingung dan panik. Pasalnya ponselnya sangat penting bagi Ara, apalagi tiket pulangnya ada di salah satu aplikasi di ponselnya, dan dia juga tidak ada uang lebih untuk membeli ponsel baru. "Mampus, ponselku hilang. Bagaimana aku bisa menghubungi Fanya, lalu bagaimana nasibku di sini?" Gumam Ara bingung. Ara mencoba mencarinya sekali lagi di dalam restoran itu dengan teliti. Namun, hasilnya tetap saja ponselnya tidak ketemu. Ketika Ara keluar dari restoran, tiba-tiba ada seorang pria yang datang mendekatinya. "Permisi," Ujar orang itu. Ara langsung mengernyitkan dahinya, dia tidak menyahutinya namun beranjak pergi. "Tunggu!" Ujar orang itu. "Maaf, saya sedang tergesa-gesa," Ujar Ara yang akan beranjak. "Tunggu! Apa ini ponsel Anda?" Ujar Pria itu sembari menunjukkan sebuah ponsel. Ketika Ara melihat ponsel yang di pegang pria itu, dia langsung menyahutnya. "Iya. Iya. Ini ponsel saya," Ujar Ara mengangguk tersenyum. "Baguslah. Saya tadi menemukannya di atas meja di dalam resto itu," Ujar pria itu. "Ah! Terima kasih." Ujar Ara sedikit membungkuk. Pria itu tersenyum sembari berkata "sama-sama. Lain kali lebihlah berhati-hati." "Iya. Terima kasih," Ujar Ara sekali lagi. Setelah memberikan ponselnya Ara, pria itu beranjak pergi, sedangkan Ara kembali ke hotelnya. Ara merasa lega karna ponselnya sudah ketemu. "Hah ... Syukurlah ponselku tidak hilang," Ujar Ara. KLAP Pintu kamar telah tertutup dan di kunci. Ara akhirnya duduk di atas kasurnya. Lalu dia menatap ponselnya sembari mengecek isi ponselnya. Namun, keadaan ponselnya tetap sama. "Astaga, rasanya lelah sekali," Gumam Ara yang merebahkan badannya di atas kasur. Tidak butuh waktu lama hingga Ara tertidur lelap. Dia bahkan sudah sampai di alam mimpinya. Drrttt~ Drrttt~ Drrttt~ Ara membuka matanya, dan menggerutu karna ponselnya yang bergetar. "Siapa sih mengganggu orang tidur saja?!" Gerutu Ara kesal. Ketika dia melihat layar ponselnya ternyata panggilan masuk dari Fanya. Ara langsung bangun, lalu mengangkat teleponnya jika tidak maka Fanya akan khawatir padanya. "Ya, Fanya," Sahut Ara. "Dari mana saja kamu? Kenapa tidak menghubungiku lagi?" Tanya Fanya. "Aku tidak dari mana-mana, Fan. Ini saja aku baru bangun," Ujar Ara. "Hah! Kamu baru bangun!" Ujar Fanya. "Iya." Jawab Ara. "Apa kamu tidak berangkat kerja?" "Iya. Habis ini aku berangkat," Ujar Fanya. "Baiklah. Nanti ketika pulang kantor, aku akan menghubungimu," Ujar Ara. "Oke." Ujar Fanya. Lalu pembicaraan mereka pun berakhir, Ara yang sudah terbangun karna terganggu tidurnya jadi beranjak dari kasurnya. Dia masuk ke dalam kamar mandi, lalu membasuh wajahnya. "Liburan pun tetap saja di ganggu oleh Fanya," Gumam Ara sembari melihat kaca. Tidak lama Ara keluar dari kamar mandi. Dia duduk di kursi dekat jendela untuk melihat pemandangan luar. "Ini masih terlalu pagi. Lalu sekarang apa yang akan aku lakukan?" Gumam Ara berpikir. Tiba-tiba perut Ara berbunyi, lalu dia memegang perutnya kemudian berkata "aku harus mengisi tenagaku sebelum jalan-jalan hari ini." Kemudian Ara beranjak dari kursinya. Dia mengambil jaket, dan juga tasnya lalu berjalan keluar kamar. Ara berjalan ke lift untuk turun ke lantai 1. Dia ingin mencoba makan di restoran hotel tempatnya menginap. Ting Ketika pintu lift terbuka, Ara langsung masuk ke dalam lift lalu menekan angka 1. Untuk beberapa saat lift bergerak turun. Ting Lantai 1. Setelah pintu lift terbuka, Ara langsung berjalan keluar lalu bertanya pada salah satu pegawai hotel. "Permisi, restorannya di sebelah mana ya?" Tanya Ara. "Oh ... Restoran ada di lantai 7, di sebelah kanan," Jawab pegawai hotel. "Oh. Terima kasih," Ujar Ara. Setelah itu Ara berjalan ke lift untuk naik lagi. Beberapa saat Ara menunggu lift. Ting Beberapa orang keluar dari lift, setelah itu Ara masuk ke dalam lift lalu menekan angka 7. Untuk beberapa saat lift bergerak naik. Ting Lantai 7. Setelah pintu terbuka, Ara langsung keluar lalu belok ke kanan untuk ke restoran. "Selamat pagi," Sapa salah seorang pegawai. "Pagi," Balas Ara. "Untuk berapa orang?" Tanyanya. "Satu," Jawab Ara. "Baik. Silahkan," Ujar pegawai hotel. Ara berjalan masuk ke dalam restoran lalu dia melihat makanan yang ada. Di restoran hotel itu semua makanannya di sajikan secara prasmanan, jadi Ara bisa memilih makanan yang dia inginkan. Setelah beberapa saat melihat, akhirnya Ara mengambil dua macam makanan, dan satu gelas minuman. Lalu Ara berjalan ke meja yang kosong, dan menikmati sarapan paginya. "Makanannya enak, semoga harganya tidak terlalu mahal," Ujar dalam hati Ara. Tiga puluh menit kemudian. Ara akhirnya selesai makan, dia berjalan ke kasir untuk membayar makanannya tadi. "Selamat pagi," Sapa seorang kasir. "Pagi, saya ingin membayar makanan saya tadi," Ujar Ara. "Berapa orang?" Tanyanya. "Satu orang," Jawab Ara. Kemudian dia menyebutkan juga makanan yang dia ambil tadi, lalu pegawai kasir pun menghitungnya. "Totalnya ¥1.200," Ujar kasir. "Oh." Ujar Ara sembari mengeluarkan uangnya dari dompet. Ara langsung memberikan uangnya pada kasir, karna masih ada kembaliannya jadi dia menerima sisa uangnya. "Terima kasih," Ujar Ara beranjak pergi. Lalu Ara kembali ke kamarnya karna dia perlu bersiap untuk keluar jalan-jalan. Karna tujuan Ara datang ke Jepang untuk melihat bunga sakura jadi dia ingin segera melihatnya kemudian dia bisa segera kembali ke Korea. Ting Lantai 15. Ara keluar dari lift lalu dia berjalan menuju kamarnya. Ketika dia melewati salah satu kamar tamu, terdengar suara bising, namun Ara tidak mempedulikannya dan melewati kamar tersebut begitu saja. KLAP Ara langsung mengunci pintu kamarnya, kemudian dia bersiap. Lima belas menit Ara bersiap, lalu setelah siap, dia keluar dari kamar lagi. Dia tidak lupa mengecek sekali lagi barang yang akan dia bawa sebelum keluar, lalu setelah sudah yakin dengan barang bawaannya, Ara pun keluar dari kamar hotelnya. Tap Tap Tap Dia berjalan ke lift. Kemudian menunggu beberapa saat hingga liftnya berada di lantainya. Ting Pintu lift terbuka, Ara pun berjalan masuk ke dalam, lalu menekan angka 1. Untuk beberapa saat lift bergerak turun. Ara hanya berdiri melihat angka lift yang menunjukkan turun. Setelah beberapa saat, akhirnya lift berhenti di lantai 1. Setelah pintu lift terbuka, Ara langsung keluar. Ketika berada di depan hotel, Ara membuka aplikasi untuk menunjukkan arah ke tempat tujuannya. Setelah memahaminya, Ara akhirnya beranjak. Dia berjalan ke stasiun, di sana Ara merasa bingung untuk membeli tiketnya, dia sampai memperhatikan orang yang berdiri di depannya untuknya belajar membeli tiket. Setelah orang yang di depannya pergi, Ara mencoba membeli tiket untuk ke tempat tujuannya. Dia memilih menggunakan bahasa inggris walaupun bahasa inggrisnya tidak terlalu bisa. Ara menekan tombol yang di layar, dan mengikuti arahan yang dia ingat tadi sewaktu membaca petunjuk dari salah satu aplikasinya. "Bagaimana ini? Dimana aku turun ya?" Gerutu Ara. Di belakangnya sudah ada beberapa orang yang berdiri menunggu Ara selesai. Hingga ada seseorang yang terlihat kesal lalu bicara menggunakan bahasa Jepang yang Ara tidak tahu artinya. Ara sedikit panik karna nada bicara orang yang ada di belakangnya terdengar kesal. "Tenang Ara. Tenang," Gumam Ara menenangkan dirinya supaya tidak panik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD