Chapter 3

1034 Words
Jauh dari rumah sangatlah tidak menyenangkan, dan menakutkan. Sekarang Ara tengah merasakannya, namun dia tidak ingin terlalu larut dalam perasaan itu karna sekarang dia berada di Jepang untuk liburan. "Lebih baik sekarang aku keluar untuk mencari makan," Gumam Ara. Setelah beristirahat kurang lebih dua jam di dalam kamar, sekarang Ara merasa lapar, dan ingin mencari makan. Sebelum keluar kamar, Ara mengecek tasnya. "Apa ya yang kurang?" Ujar Ara sembari melihat tasnya. "Sepertinya tidak ada. Sekarang lebih baik aku keluar mencari makan, lalu membeli beberapa pakaian untuk gantiku nanti." Setelah benar-benar pasti tidak ada yang tertinggal, Ara berjalan keluar kamarnya. Dia ingin mencoba makanan yang ada di Jepang dari rekomendasi-rekomendasi yang ada di internet. "Makanan yang murah dimana ya?" Gumam Ara. Dia berjalan di dekat hotel untuk menemukan tempat makan yang terjangkau dengan kantongnya. Setelah berjalan lumayan jauh dari hotel, Ara menemukan tempat makan yang terlihat enak dan terjangkau. "Mungkin aku bisa mencoba makanan di tempat ini," Gumam Ara. Akhirnya Ara masuk, lalu dia berdiri untuk mengantri. Antriannya cukup lumayan panjang juga jadi butuh waktu untuk Ara menunggu. Satu jam kemudian. "Aku ingin pesan 1 porsi ini," Ujar Ara sembari menunjuk ke salah satu makanan. Penjual makanannya pun mengangguk mengiyakan pesanan Ara. Lalu dia bergeser untuk membayar makanannya. Beberapa saat Ara menunggu hingga makanannya selesai di buat. "Silahkan," Ujar penjual memberikan pesanan Ara. "Terima kasih," Ujar Ara menerima. Akhirnya Ara bisa menikmati makanannya, walaupun dia tidak bisa makan di tempat tapi Ara berkeliling di dekat sekitar itu sembari makan. Namun, ketika berjalan, Ara lupa membeli minum jadi tenggorokannya akhirnya terasa kering. Ara akhirnya membeli minum di sebuah toko. Dia mengambil air mineral di lemari pendingin lalu membayarnya. Setelah itu Ara langsung meminum minumannya. "Akhirnya terasa segar juga," Ujar Ara. Setelah itu Ara melanjutkan lagi jalannya. Dia berhenti di salah satu toko pakaian untuk membeli beberapa pasang baju. Karna kopernya hilang, jadi Ara harus membeli baju untuk gantinya selama tas kopernya belum ketemu. "Selamat siang. Silahkan," Ujar pegawai toko. Ara melihat beberapa atasan, dan juga celana. "Maaf, apa ini ada ukuran M?" Tanya Ara. "Tunggu sebentar," Ujar pegawai toko. Ketika pegawai toko mencarikan ukuran yang di minta Ara, Ara melihat lagi yang lain. Beberapa saat kemudian pegawai toko itu kembali dengan membawa ukuran pakaian yang di minta Ara. "Apa saya bisa mencobanya?" Tanya Ara. "Bisa. Silahkan di sebelah sana fitting roomnya," Ujar pegawai toko. "Terima kasih," Ujar Ara. Lalu Ara berjalan masuk ke dalam fitting room sembari membawa baju yang akan dia coba. "Terlihat pas," Gumam Ara. Selesai mencoba, Ara keluar lalu dia minta satu lagi yang warna berbeda. Setelah pegawai toko mengambilkannya, Ara akhirnya membayar baju yang dia pilih. "Terima kasih. Silahkan datang kembali," Ujar pegawai toko. Ara sedikit menundukkan badannya, kemudian dia keluar dari toko. "Sekarang lebih baik aku kembali ke hotel," Gumam Ara sembari melihat kantong yang dia bawa. Namun, ketika berjalan kembali, Ara kebingungan karna dia tidak ingat darimana arahnya. "Astaga! Bagaimana ini?" Gumam Ara. Ketika dia akan menggunakan map di ponselnya ternyata ponselnya kehabisan baterai. "Astaga! Ponselku juga habis baterainya," Gumam Ara sekali lagi. Dia mencoba mengingat jalan yang di lewatinya ketika berangkat. “Dari sini, lalu ... Kemana ya?” gumam Ara. Ara berhenti untuk mengingat jalan. Karna tidak mengingat jalan, akhirnya Ara bertanya pada salah seorang yang berwajah Asia. “permisi,” ujar Ara. “bisa saya bertanya jalan?” Orang yang di tanyai Ara hanya menggelengkan kepalanya kemudian dia berjalan menjauhi Ara. “bagaimana ini?” gumam Ara bingung. Lalu ada seseorang yang menepuk pundak Ara, dan membuat gadis manis itu menoleh ke belakang. “Ada yang bisa saya bantu?” tanya orang itu. Ara mengernyit heran, dia merasa khawatir, dan takut. Dia berpikir jika orang itu mungkin orang jahat. Ara menatap orang itu, dan tidak menjawab pertanyaannya. “Oh ... Tenang saja. Saya orang baik, dan ingin membantumu,” ujarnya. “apa ada yang bisa aku bantu?” “Ehm ... Apa Anda tahu hotel ini?” tanya Ara. “Oh! Tentu saja,” ujarnya. Lalu orang itu memberitahu Ara arah ke hotel tempatnya menginap. “Oke. Terima kasih,” ujar Ara. “Tidak masalah,” balasnya. Setelah itu Ara berjalan ke arah yang di beritahu orang tadi. Dan ya, petunjuk arah dari orang yang tadi memberitahunya benar. “Beruntungnya aku,” gumam Ara senang. Ara langsung masuk ke dalam kamarnya, lalu dia membersihkan diri. Lima menit kemudian Ara keluar dari kamar mandi, lalu dia merebahkan badannya di atas kasur. “Hah .... ” Ara menghela nafas lelah. Empat jam kemudian. Drrttt~ Drrttt~ Drrttt~ Ponsel Ara bergetar, dia akhirnya terbangun lalu melihat layar ponselnya. BIP “Ya, halo,” jawab Ara. “Bagaimana kabarmu?” tanya Fanya. “Buruk. Sangat buruk, koperku hilang, aku hampir tersesat,” batin Ara. “Halo, Ara,” ujar Fanya. “Ya Fan,“ jawab Ara. “Bagaimana liburanmu?” tanya Fanya sekali lagi. “Bagus, sekarang aku ada di kamar hotel,” ujar Ara. “Kenapa tidak keluar?” tanya Fanya. “aku tadi sudah keluar,” jawab Ara. “Oh ... Lalu sekarang apa yang kamu lakukan?” tanya Fanya. “aku sedang istirahat, Fanya. Besok aku akan menghubungimu lagi,” ujar Ara. “Baiklah. Kalau begitu istirahatlah,” ujar Fanya. “Iya.” Ujar Ara. Setelah itu pembicaraan mereka berakhir, dan Ara menghela nafas. Dia tidak bisa memberitahu Fanya tentang kopernya yang hilang karna Ara tidak ingin membuat Fanya khawatir. Karna terbangun jadi Ara tidak bisa kembali tidur, dia akhirnya melihat keluar jendela memandangi pemandangan dari dalam kamarnya. “Hah .... ” Ara menghela nafas lagi. Malam semakin larut, namun di Jepang tidak ada yang namanya sunyi. Semakin malam maka semakin ramai, dan terdengar suara mobil yang tengah balapan. Karna Ara tidak bisa kembali tidur, dia akhirnya keluar dari hotel. Ara melihat jalanan dan gedung-gedung yang tinggi. Dia tidak berani keluar lebih jauh karna takut tidak bisa kembali ke hotelnya seperti tadi sore. Akhirnya Ara masuk ke salah satu tempat nongkrong yang menurut internet bagus. Setelah memesan minuman, Ara menunggu sembari duduk melihat mobil yang lewat. “Silahkan,” ujar pelayan memberikan segelas minuman pada Ara. “Terima kasih,” ujar Ara. Akhirnya Ara bisa menikmati minumannya. Satu jam kemudian. Ara sudah kembali ke kamarnya, dia tidak terlalu lama di tempat nongkrongnya karna dia merasa takut. “Loh! Dimana ponselku?” ujar Ara. Dia bingung mencari ponselnya yang tidak ada di dalam tasnya. “Dimana ya?” gumam Ara sembari mengingat. Ara langsung tergesa-gesa kembali ke tempat tadi. Dia berlari dan berharap ponselnya ada di tempat itu. “Semoga ada. Semoga ada yang menemukan lalu di simpan di tempat tadi,” pinta dalam hati Ara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD