Chapter 2

1078 Words
Satu jam berlalu. Banyak orang yang sudah pergi karna sudah mendapatkan barangnya, sedangkan Ara masih mencari kopernya yang tak kunjung terlihat. "Bagaimana ini? Dimana koperku?" Ujar Ara bingung dan panik. Ara kebingungan karna kopernya belum juga terlihat. "Bagaimana ini?" Gumam Ara sekali lagi. Karna penumpang yang naik pesawat bersama dengan Ara sudah habis, dan berganti dengan penumpang pesawat yang baru, Ara pun panik. Dia akhirnya bertanya pada salah seorang petugas bandara. "Permisi," Ujar Ara. "Ya. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah seorang pegawai. Dengan terbata-bata Ara bertanya pada petugas itu, karna dia perlu mendapatkan kembali kopernya. "Ehm ... Dimana tempat saya bisa melapor kehilangan?" Tanya Ara. "Anda bisa ke customer service di sebelah sana," Jawab pegawai tersebut. "Baiklah. Terima kasih," Ujar Ara. Ara berjalan ke arah yang di tunjuk oleh orang yang ditanyainya. "Permisi," Ujar Ara. "Ya, ada yang bisa kami bantu?" Tanya pegawai. "Saya kehilangan tas koper, bagaimana saya bisa mendapatkannya kembali?" Ujar Ara. "Baiklah. Tunggu sebentar. Kami akan mengeceknya, bisa Anda memberitahu nama, dan maskapai yang Anda naiki?" Ujar pegawai. Ara mengangguk, lalu dia memberikan tiketnya pada petugas. Ara merasa khawatir karna di dalam tas kopernya berisi baju gantinya, dan beberapa barang yang dia perlukan selama beberapa hari di Jepang. Setelah beberapa saat menunggu, petugas memberi kabar pada Ara. "Maaf, kami akan menghubungi Anda jika tas koper Anda ketemu. Untuk saat ini Anda bisa meninggalkan nomor yang bisa kami hubungi," Ujar petugas. “Oke. Tapi tolong temukan tas koper saya,” pinta Ara. “Kami akan berusaha,” ujar petugas. Ara akhirnya memberikan nomornya pada petugas itu, dan dia berharap jika dia akan segera dapat kabar tentang kopernya. Dengan keadaan bingung dan sedih, Ara pergi dari Bandara Narita. Dia akan ke hotel tempatnya menginap. "Sekarang bagaimana caranya aku bisa sampai di hotel tempatku menginap?" Gumam Ara bingung. Setelah keluar dari bandara, Ara bingung dengan caranya dia bisa ke hotel. Karna Ara tidak menggunakan jasa jemput dari hotelnya menginap karna dia ingin menghemat pengeluarannya. Namun, ternyata ketika dia keluar dari bandara, Ara merasa bingung. Sebenarnya Ara ingin bertanya pada seseorang, tapi dia tidak lancar Bahasa Jepang, dan Ara juga takut untuk bertanya pada orang lain. Walaupun tadi dia sedikit memberanikan diri untuk menyelesaikan masalah kopernya. Setelah beberapa saat, akhirnya Ara memutuskan untuk mencoba ke hotelnya dengan menggunakan map yang ada di ponselnya. Ara mulai berjalan ke halte untuk menuju ke hotelnya. Dia mengikuti arahan dari map yang ada di ponselnya. “bagaimana caranya ini?” gumam Ara. Ketika di depan mesin untuk membeli tiket bus, Ara tidak mengerti caranya. Dia juga bingung harus bagaimana. Akhirnya Ara memberanikan diri untuk bertanya pada seseorang. “Permisi,” ujar Ara. “Ya, ada apa?” tanya seseorang. “Bagaimana caranya saya bisa membeli tiket bus untuk sampai ke hotel ini?” tanya Ara. Orang yang di tanyai Ara pun menjelaskannya, namun Ara tidak paham dengan penjelasan orang itu karna terlalu cepat jadi Ara meminta bantuannya. “Maaf, saya kurang paham. Bisakah Anda menunjukkannya?” ujar Ara. Akhirnya orang itu membantu Ara. Kemudian Bus yang akan dinaiki orang itu tiba sedangkan bus yang akan di naiki Ara masih beberapa menit lagi jadi Ara harus menunggu. Ara duduk di bangku sembari menunggu bus, dia sampai merasa bosan. Dia sampai melihat jam tangannya berulang kali. "Sampai kapan aku harus menunggu? Kapan busnya tiba?" Gumam Ara. Tidak lama ada satu bus yang tiba, dan Ara mencocokkannya dengan tiket yang dia pegang. "Ah! Akhirnya busnya tiba juga," Ujar Ara beranjak. Dia akhirnya naik ke dalam bus, lalu mencari tempat duduk yang kosong. Ketika dalam perjalanan, Ara melihat keluar jendela, dia sangat bahagia bisa melihat jalanan negara Jepang. Karna perjalanan menuju ke hotel membuat Ara sedikit melupakan kesedihannya. "Wow, bagus sekali. Walaupun tidak jauh beda dengan Seoul tapi aku sangat kagum melihat negara ini," Gumam Ara. Ketika bus berhenti di salah satu halte, Ara bertanya pada supir bus tersebut karna dia bingung harus turun dimana. "Maaf, dimana halte terdekat dengan hotel ini?" Tanya Ara. Supir bus itu bingung dengan kata-kata Ara, dia menggelengkan kepalanya tidak mengerti. Ara akhirnya menggunakan aplikasi terjemahan untuk membantunya bertanya. Namun, ketika Ara bertanya sekali lagi ternyata jawaban supir bus itu mengejutkannya. Ternyata halte pemberhentian yang dekat dengan hotel yang di tuju Ara sudah terlewat, dan seharusnya Ara turun di halte sebelumnya untuk berganti bus. Ara langsung bingung dan dia tidak tahu harus apa. Akhirnya Ara turun dari bus itu lalu dia mengikuti arahan map yang ada di ponselnya. "Bagaimana ini?" Gumam Ara sembari melihat ke kanan-ke kiri. Akhirnya Ara mencoba untuk tidak panik supaya dia bisa berpikir jernih. Setelah beberapa saat, Ara akhirnya membeli tiket lagi untuk kembali ke halte sebelumnya. Lalu Ara menunggu lagi hingga bus yang akan dinaikinya datang. Beberapa menit kemudian bus yang akan dinaiki Ara tiba. Akhirnya dia naik ke dalam bus tersebut, lalu dia bertanya pada supir busnya. "Maaf, halte yang dekat dengan hotel ini dimana?" Tanya Ara. Supir itu menjawab pertanyaan Ara, dan Ara pun mengangguk. Setelah itu Ara mencari tempat duduk yang kosong. Namun, Ara tidak duduk terlalu jauh dari supir karna dia perlu tahu halte yang perlu dia turuni. Setelah melewati satu halte, supir bus itu mengisyaratkan pada Ara jika dia perlu turun di halte selanjutnya. Ketika bus berhenti di halte yang dimaksud, Ara pun turun, dan sebelum turun dia mengucapkan terima kasih pada supir itu. Setelah turun dari bus, Ara mengikuti map dari ponselnya. Dia berjalan menuju ke hotel tempatnya menginap. "Harusnya di sekitar sini hotelnya," Gumam Ara. Dia melihat ke sekeliling, namun tidak menemukan hotelnya. "Dimana ya?" Gumam Ara bingung. Ara masih mengikuti petunjuk arah dari map di ponselnya, setelah beberapa saat, akhirnya dia sampai di hotel tempatnya menginap. "Selamat siang," Ujar seorang resepsionis. "Siang. Saya ingin check-in atas nama Sakura," Ujar Ara. "Baik, bisa pinjam kartu identitasnya," Ujarnya. Ara mengambil dari dalam tas, kemudian dia memberikannya pada resepsionis. Untuk beberapa saat Ara menunggu karna resepsionisnya tengah memproses check-innya. "Ini kartu kamarnya, silahkan," Ujar resepsionis. "Terima kasih," Ujar Ara. Salah seorang pegawai hotel mengantar Ara ke kamarnya. Ting Lantai 15. Setelah pintu lift terbuka, Pegawai hotel dan Ara keluar lalu berjalan menuju ke kamar Ara. "Ini kamar Anda," Ujar pegawai hotel. "Terima kasih," Ujar Ara. Setelah itu pegawai hotel beranjak pergi, sedangkan Ara langsung masuk ke dalam kamar. Ketika masuk ke dalam kamar, Ara melihat ke sekeliling. Dia melihat keadaan kamarnya, lalu setelah itu Ara merebahkan badannya di atas kasur. "Hah ... Baru juga sampai sudah mengalami hal yang buruk. Semoga koperku bisa segera ketemu, dan semoga tidak ada hal buruk lainnya," Gumam Ara sembari melihat langit-langit atapnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD