Chapter 6

1041 Words
Setelah seharian jalan-jalan, Ara merasa lelah, dan tanpa sengaja dia tertidur di kereta. “Nona,” ujar seseorang membangunkan Ara Gadis itu membuka matanya, lalu dia melihat orang yang membangunkannya. “Ya,” sahut Ara yang setengah sadar “Ini tempat duduk saya,” ujarnya dengan Bahasa Jepang Ara yang tidak mengerti perkataan orang itu pun hanya mengernyitkan dahi. Untuk beberapa saat, Ara hanya menatap orang itu yang berulang kali mengatakan pada Ara jika tempat duduk yang di duduki Ara adalah tempat duduk orang itu. Namun, Ara masih tetap tidak mengerti, hingga orang itu menggunakan bahasa isyarat, lalu Ara pun memahaminya. Dia akhirnya berdiri dari tempat duduknya, lalu melihat keluar. Ara terlihat bingung karna dia tidak tahu keberadaannya sekarang. Akhirnya dia bertanya pada orang yang menduduki tempatnya, dan orang itu mengatakan "Shinagawa Station." Lalu Ara bertanya tentang Ueno Station, dan orang itu menjawab "itu sudah terlewat jauh dari Station ini." Seketika itu juga Ara turun dari kereta, lalu dia melihat papan petunjuk, dan ternyata benar jika dirinya berada di Shinagawa Station. Ara melewatkan perhentiannya yaitu stasiun Ueno. Dia terlihat kebingungan. ketika kereta sudah berjalan, Ara pun berjalan keluar dari stasiun tersebut. karna sudah terlalu malam, kereta untuk ke Ueno pun sudah tidak ada. Dia akhirnya mencari cara untuk kembali ke hotelnya. "Sekarang bagaimana caranya aku kembali ke hotel? jika naik taksi maka akan membutuhkan banyak biaya untuk sampai sana," gumam Ara Ketika kebingungan melandanya tiba-tiba kesialan pun dialami oleh Ara. Tiba-tiba dia dihampiri oleh dua orang laki-laki yang mencurigakan. "Mau kemana cantik?" tanya salah seorang lelaki. Wajah Ara terlihat ketakutan, dia mencoba menghindari kedua orang itu tanpa menjawab pertanyaannya, namun dia di hadang. "A ... Apa yang ... kalian inginkan?" tanya Ara yang terbata-bata sembari berjalan menghindar. Kedua orang itu menatap Ara dengan tatapan yang menakutkan. "Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" batin Ara. Gadis itu mencoba untuk menghindari kedua lelaki itu. Dia mencoba kabur. Namun, tiba-tiba tangannya di tahan oleh salah seorang "lepas! lepaskan tanganku!" pinta Ara Namun, orang itu tidak melepaskan tangan Ara, dia bahkan lebih erat menggenggam tangan gadis itu "Ouch ... Sakit." Rintih Ara. "Lepas!" gadis itu mencoba melepaskan tangannya Kedua lelaki itu tersenyum melihat Ara yang ketakutan. Mereka menarik Ara ke sebuah lorong yang sepi dan gelap, di sana Ara berteriak meminta tolong "tolong! tolong!" teriak Ara "percuma kamu berteriak meminta tolong." ujar salah seorang sembari menyeringai Mereka berdua semakin memojokkan Ara, dan gadis itu tetap berteriak meminta tolong "Ya Tuhan, tolong aku." pintanya dalam hati Ara yang sudah terpojok pun langsung berjongkok. dia menundukkan kepalanya, sembari menangis memohon. "Tolong! siapapun. Tolong aku!" ujar Ara menangis Kedua orang itu berjalan mendekati Ara, dan mencoba untuk melukai gadis itu "Tolong! lepas! tolong! siapapun!" teriak Ara yang memberontak salah seorang memegang tubuh Ara, sedangkan yang satunya mencoba melepaskan baju Ara, namun gadis itu mencoba memberontak Tiba-tiba ada seseorang yang menghajar orang yang membuka baju Ara. Sedangkan yang memegang tubuh Ara langsung saja melepaskan Ara, lalu membantu temannya Entah apa yang terjadi di lorong yang gelap itu, Ara tidak bisa melihat dengan jelas. Dia hanya tertunduk menangis. Ketika ada yang menghampirinya, Ara langsung berteriak histeris, "Hei! Tenanglah!" bentak orang tersebut Gadis itu langsung tak sadarkan diri karna terlalu lelah, dan orang itu pun langsung membawa Ara pergi dari lorong yang gelap itu. Dia menggendong Ara seperti Bridal Style, dan berjalan ke mobilnya Beberapa saat kemudian Ara tersadar, dia langsung mengecek pakaiannya, lalu melihat ke sekitar "dimana aku?" tanya Ara "Kamu di tempat yang aman." jawab orang itu Ara terlihat kebingungan, dia pun bertanya "Siapa kamu? apa yang terjadi?" "Namaku Devan. Aku yang menyelamatkanmu." jawabnya. Sejenak Ara terdiam, dia mengingat kejadian sebelumnya. Lalu dia pun mengucapkan terima kasih pada Devan. Namun, ucapan terima kasih Ara tidak semudah itu diterima oleh Devan. "Jika kamu ingin berterima kasih maka lakukan sesuatu untukku." ujar Devan Ara hanya diam, dan mengernyitkan dahi, dia tidak mengerti dengan perkataan Devan. "Apa yang baru saja kamu katakan? aku sama sekali tidak mengerti," ujar Ara yang tampa sadar mengucapkannya dengan Bahasa Korea Devan yang mengerti dengan perkataan Ara, akhirnya dia mengatakan pada Ara jika dirinya meminta suatu imbalan dari apa yang di lakukannya tadi. "Kamu ... Kamu bisa Bahasa Korea?" ujar Ara kaget Pria itu hanya mengangguk mengiyakan, lalu dia bertanya tentang apa yang tadi dia katakan "Apa jawabanmu?" tanyanya Ara pun mengernyit heran, dia sama sekali tidak menyangka jika akan bertemu dengan orang yang seperti Devan. "A ... Apa yang kamu inginkan dariku?" tanya Ara. "Jika kamu menginginkan uang maka aku tidak punya banyak, jika kamu menginginkan diriku maka apa bedanya kamu dengan kedua orang tadi." lanjut Ara "Katakan apa kamu bersedia atau tidak memberiku imbalan!" ujarnya "Katakan padaku apa yang harus aku lakukan lebih dulu, maka aku akan mempertimbangkannya." balas Ara Karna Ara merupakan gadis yang tidak ingin berhutang budi dengan seseorang, dan selama dia bisa membalasnya maka dia akan melakukannya "Menikah denganku." ujar Devan Perkataan pria itu membuat Ara tercengang. Pasalnya dia tidak menyangka jika pria itu akan mengatakan hal yang seperti itu, apalagi itu adalah pertama kali mereka bertemu "Bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu dengan mudahnya?" tanya Ara. "Bagaimana?" tanya Devan dengan tatapan dinginnya "Bagaimana jika aku menolak?" tanya balik Ara "Maka aku akan mengantarmu ke tempat yang lebih buruk dari tempat tadi." ancam Devan Seketika itu juga Ara langsung menelan salivanya, dia terdiam untuk sejenak. "Apa yang harus aku lakukan? kenapa aku bisa bertemu dengan orang yang seperti ini?" batin Ara. "A ... Apa aku bisa memikirkannya?" Devan hanya diam dan tidak menjawab perkataan Ara "Beri aku waktu untuk memikirkannya, karna menikah adalah hal yang tidak semudah itu sama halnya dengan mengatakannya saja." pinta Ara "Dimana kamu tinggal?" tanyanya "Ehm .... " Ara ragu untuk memberitahu dimana dia menginap, karna dia takut. Pria itu menatap Ara dengan tatapan dinginnya, lalu bertanya sekali lagi "Dimana kamu tinggal? jawab atau kamu akan aku turunkan di tempat orang yang lebih buruk dari tadi." perkataannya membuat Ara semakin ketakutan, dia menjawab pertanyaan Devan dengan terbata-bata "Di ... Di U ... Ueno hotel." Devan langsung menyuruh supirnya untuk jalan ke Ueno Hotel. Dalam perjalanan ke sana tidak ada kata yang keluar dari bibir pria itu, sedangkan Ara hanya duduk diam karna ketakutan, dia hanya melihat keluar jendela, dan duduk dekat sekali dengan pintu mobil, seakan-akan dia menjaga jarak dengan Pria dingin itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD