When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lovinta dan Gilang sudah berada di perjalanan menuju kampung di mana lokasi panti itu berada. Gilang tidak sabar ingin cepat sampai di sana karena dia tidak ingin Ettan berbuat nekat untuk kali ini. Sudah cukup kegilaanya di masa lalu ingin merebut sahamnya dengan cara yang kotor, kali ini Gilang tidak akan membiarkan dia bertingkah bodoh untuk yang ke sekian kalinya. Lovinta duduk diam di tempatnya, gadis itu sedang asyik melihat pemandangan yang terbentang di sepanjang jalan. “Sepertinya ini waktu yang tepat untuk bertanya sama ibu mengenai Zenna,” ucapnya di dalam hati. Gilang yang melihat gadis yang duduk di sampingnya hanya terdiam pun merasa aneh. Lelaki itu mengulurkan tangannya untuk menyentuh pundak Lovinta. “Kamu kenapa?” Gilang bertanya setelah Lovinta menatapnya dengan t