When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Satu bulan telah berlalu, kini persiapan pernikahan antara Nean dan Lovinta semakin matang bahkan sudah pada tahap akhir. Baru dua minggu yang lalu keduanya melangsungkan pertunangan, hanya dihadiri oleh keluarga terdekat saja, hanya Nean yang tidak membawa keluarganya, karena lelaki itu tidak tahu siapa saja sanak saudaranya. Hari ini adalah waktunya untuk mempersiapkan baju pengantin, keduanya tengah berada di butik yang biasanya Edera kunjungi untuk memesan baju pesta. Lovinta nampak cantik dengan balutan kebaya berwarna putih gading, kulitnya terlihat bersih dan tubuhnya terlihat sangat ramping. “Kira-kira yang ini gimana?” tanya gadis itu sembari memutar tubuhnya agar Nean bisa melihat keseluruhan kebaya yang dia kenakan itu. Lelaki itu menaruh jemarinya di dagunya, seolah teng